Empat.

364 93 79
                                    

Berhubung besok aku seharian bakal sibuk, jadi aku update hari ini hehe




Jangan lupa votement ya!



💙 HAPPY REDING 💛




--- Nada Sunyi ---




Selasa, 12 April 2019.

Tiga hari tidak bertemu rasanya sepi. Jadi aku tidak menulis dan hanya memandangi sketsanya.

Dan hari ini, aku melihatnya bermain musik dan bernyanyi.

Aku heran, apa Tuhan begitu menyayanginya? Hingga memberi segala kelebihan padanya.

Dia bukan hanya lukisan terindah, namun juga nada yang kusuka.





--- Nada Sunyi ---






Aku melangkah menelusuri koridor asing yang belum pernah sekali pun aku masuki. Gedung Seni Musik.

Aku mendapat bagian untuk memberi surat undangan pada Himpunan Mahasiswa dan BEM Seni Musik untuk menghadiri pameran angkatanku. Tapi aku tidak tahu ruangannya di mana. Jadi aku terus berjalan sambil memeriksa setiap tulisan di depan pintu.

Langkahku terhenti pada sebuah ruangan berjendela kaca besar. Terlihat jelas kalau ruangan itu adalah studio musik. Banyak sekali alat musik di dalamnya dengan dinding tebal peredam suara. Namun bukan itu yang membuatku berhenti. Seseorang di dalamnya yang mengambil perhatianku.





Heo Chan.





Dia sedang bermain piano dengan lembar partitur berserakan. Sesekali dia mencoret kertas-kertas itu dan mengacak rambutnya kasar. Aku tertawa kecil melihatnya. Aku jadi penasaran apa yang sedang ia kerjakan sampai membuatnya kusut begitu.

"Sedang liat apa?"

Suara orang di belakang mengagetkanku. Aku menengok dan mendapati sosok pria berbadan tinggi yang sangat terkenal di kampus, Kang Seungsik. Iya, semua mengenalnya. Senior yang baru saja memenangkan kompetisi bernyanyi di Paris. Banner ucapan selamat dengan foto wajahnya terpasang di seluruh sudut kampus.

Aku menunjukkan surat undangan itu padanya yang langsung dibaca olehnya.

"Oh, anak rupa..." ucapnya sebari membaca. Aku hanya mengangguk.

"Mau ketemu Chan? Biar kupanggilkan."

Ah, sepertinya dia salah mengira aku ingin bertemu dengannya perihal mengisi acara pameran. Belum juga aku menjawab, dia sudah membuka pintu studio dan memanggil Chan keluar.

"Chan! Ada yang nyari lo, nih!"

"Siapa?" sahut Chan dengan wajah kusutnya.

Seungsik menggeser tubuhnya agar Chan dapat melihatku yang berdiri di belakangnya. Aku gugup tentu saja. Tidak tahu apa yang harus kulakukan selain membungkuk dan tersenyum.

"Airi? Ada apa mencariku?" tanya Chan sedikit terkejut. Dia sedikit merapikan penampilannya lalu menghampiriku.

"Halah, sama cewek aja lembut banget lo ngomong! Nih!" celetuk Seungsik lalu memberikan undangan itu padanya.

"Ck, berisik. Sana lo, ah! Ganggu aja!"

Seungsik terkekeh, lalu masuk ke studio meninggalkan kami berdua. Sungguh, aku tidak tahu apa yang kulakukan. Chan memandangi undangan itu dan membacanya.

NADA SUNYI  (( HeoChan VICTON FF ))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang