04 | Hunch

4.5K 384 18
                                    

"Wah makanan di kedaimu ini lezat sekali, apa lagi sup iganya. Aku suka sekali!" Imbuh lelaki itu sambil menyantap semangkuk nasi ditemani kari dan sup iga.

"Syukurlah kalau Oppa suka." Jisoo hanya mampu tersenyum sambil menyuguhkan gigi putihnya.

"Ayolah Jisoo-sii, jangan panggil aku Oppa." Protes Seokjin cepat dengan wajah malu.

"Wae? Usia kita kan terpaut dua tahun dan kau lebih tua dariku." Jawaban dari Jisoo itu membuat Seokjin mati kutu. Yang dia katakan memang benar tapi tetap saja hal itu membuatnya agak risih.

"Wow daebak! Jisoo Noona dan Seokjin Hyung sudah akrab duluan." Imbuh Soobin tiba-tiba sambil mengunyah roti isi dan segelas susu.

"Kau benar Soobin-ah, aku tidak percaya mereka bisa dekat secepat ini." Timpal Lia tak tahu  malu.

"Kalian berdua habiskan saja susu dan roti isinya lalu segera pergi ke sekolah! Mulut kalian berisik sekali melebihi burung beo yang ingin bertelur." Geram Jisoo sembari menodongkan acar yang dia ambil dari toples.

Seokjin yang melihat tindakan bar-bar Jisoo itu hanya mampu mengulum senyum. Gadis itu sangat menghibur.

"Ughh kenapa Oppa Malah tersenyum?" Tanya Jisoo dengan nada tidak bersahabat.

"Tidak ada kok, kopi dan painya enak. Kau pintar sekali memasak ya, masakanku saja tidak seenak ini." Kata Seokjin berusaha menghibur Jisoo yang moodnya sedang buruk.

"Uwuwu" lalu tanpa merasa takut Soobin dan Lia malah mengoda lagi.

"Keluar dari kedaiku kalian!" Jisoo pun berteriak lantang sambil melempar acar yang ada didalam toples. Sontak Soobin dan Lia lari kucar kacir terlewat takut.

"Hiiii--"

"Dasar anak SMA bau kencur!!"

Jiwa bar bar Jisoo seketika keluar. Dia tidak tahan di goda seperti ini tetlebih yang menggodanya adalah anak SMA yang tentunya masih bau kencur.

Seokjin tersenyum hangat seketika sambil memakan sarapananya dan meneguk habis air minum.

"Ah Oppa sudah selesai?" Tanya Jisoo sambil mengangkat piring yang sudah kosong. "Khusus tetangga baruku makanan pertama di kedaiku gratis."

"Tidak bisa begitu. Ini aku bayar saja, berapa won semuanya?" Seokjin membuka dompetnya dan merasa tidak enakan jika tidak membayar makanan disini.

"Tidak Oppa ini memang tradisi di kedaiku, untuk pelanggan baru memang akan mendapatkan makanan gratis untuk yang pertama kalinya." Ucapnya sambil tersenyum ramah.

"Sekarang sudah mau jam delapan Oppa, sebaiknya kau pergi ke kantormu. Tidak baik seorang Ceo datang terlambat."

"Apa-apaan kau Jisoo?! Kau mengatur hidupnya seolah dia adalah suamimu! Dasar wanita bar-bar" Jisoo bergumam dan mengumpat dirinya habis-habisan didalam pikirannya. Dirinya memang sangat bodoh.

"Arraseo, aku akan rajin mampir ke sini kalau begitu, Jisoo-ah."

Deg

Jisoo-ah?

Rasanya jantung Jisoo mau meledak dan jatuh terperosot ke dalam lambungnya. Seokjin memanggil namanya bukan dengan sebutan sii tapi ah? Apakan dia sudah sesekat itu sekarang?

"Aku pergi dulu, permisi."

"Nde."

Seokjin pun berjalan keluar dari kedainya menuju kantor yang tidak begitu jauh dari kedai itu berdiri.

Always Yours (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang