03. They

6.2K 494 12
                                    

03. They

ALI turun dari motor besarnya yang sudah ia parkirkan di jajaran parkiran motor. Ia menghela nafas sebentar, lalu menghembuskannya dan segera berjalan menyusuri koridor untuk ke kelasnya.

“ALI!” Panggil seorang siswi dari arah berlawanan.

Ali tersenyum kala melihat siapa gadis yang memanggilnya barusan. “Kenapa, Nay?” Tanya Ali. Ya, gadis itu adalah Nayya.

“Besok bisa temenin aku ke toko buku
gak?”

Ali nampak berfikir sebentar, besok adalah waktunya ia untuk bertemu dengan keluarga Prilly. Tapi disisi lain, Ali ingin juga mengantar Nayya pergi ke toko buku.

“Gak bisa Nay kalo besok. Ada acara keluarga.” Alibi Ali. Nayya hanya mengangguk. Ali bernafas lega karena gadis itu mempercayainya.

“Yaudah kalo gitu, kita ke kelas aja yuk.” Ajak Nayya. Kelas Nayya dan Ali memang bersebelahan. Kelas IPA 1 dan IPA 2.

Ali dan Nayya berjalan beriringan, membuat banyak pasang mata menatap ke arah mereka. Tak heran, banyak yang iri dan ingin berada di posisi Nayya. Bagaimana tidak? Berjalan bersama dan bisa dekat dengan Ali. ya, bisa dibilang kalau Ali adalah salah satu most wanted Smanus. Tubuh jangkung, hidung mancung, alis tebal, bibir ranum dan bulu mata lentik membuat siapapun yang melihatnya langsung tertarik.

Kini Ali sudah berada di depan kelas Nayya. “Aku ke kelas ya.” Pamit Ali lalu ia harus kembali berjalan sedikit untuk sampai ke kelasnya.

Ali membuka ponselnya sebentar sambil berjalan, namun suara teriakan yang cempreng itu membuat Ali mendongakkan kepalanya.

“AAAA JANGAN KEJAR GUE LAGI, ANJING!!!”

Brukkk....

Badan Ali terhempas kala gadis yang barusan berteriak ini menabraknya saat berlari. Ali merasakan sakit di tubuhnya karna posisi mereka saat ini adalah gadis itu menimpa Ali.

Prilly menatap manik mata Ali, bola mata hitam legam yang secara tidak sadar membuat Prilly terhanyut dalam tatapannya.

“Lo lagi, lo lagi!” Ucapan Ali membuyarkan lamunan Prilly. Dengan satu gerakan, Ali langsung mendorong tubuh Prilly hingga keduanya sama sama terduduk di lantai.

“Ya maaf.”

“Gara gara lo ya gentong minyak! Udah gue kasih tau jangan ngejar gue lagi, gini lah akibatnya!” Omel Prilly sambil berdiri lalu menepuk nepuk rok belakangnya untuk membersihkan debu yang menempel.

Sorry, Prill.” Ujar Galang sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Prilly menatap Ali sedikit kikuk. Lelaki itu merapikan dasi dan menepuk nepuk celana belakangnya. “Sorry, Li.” Ucap Prilly.

“Minggir lo, gue mau masuk,” Ketus Ali karna Prilly menghalangi jalannya. Melihat Prilly membuat Ali kesal saja, apalagi teringat tenteng pernikahan nya. Tapi tenang saja, Ali akan membatalkannya.

Baru saja Ali melangkah pergelangan tangannya di cekal duluan oleh Prilly, membuat sang empu menoleh dengan tatapan jengah.

Prilly berjinjit untuk menyesuaikan tingginya dengan tubuh Ali dan mendekatkan mulutnya ke telinga Ali.

“Besok di tunggu sama papa,” Bisik Prilly. Ali hanya berdehem karna sudah tahu, lagian Ali memang berniat datang besok. Ingin cepat cepat menyelesaikan kontrak gila ini.

Setelah berdehem, Ali berlalu begitu saja memasuki kelasnya meninggalkan Prilly ditempat, dan juga Galang.

“Ngomongin apa sih lo sama si alay?” Tanya Galang kepo.

UNEXPECTED MARRIAGE [END]Where stories live. Discover now