12

1.3K 169 11
                                    

Kadangkala butuh waktu bahkan hingga bertahun-tahun untuk mengungkapkan sebuah kejujuran. Walaupun kejujuran itu akan berakhir dengan keindahan atau berujung pahit.

Kejujuran merupakan nilai mulia yang kini terasa begitu mahal dimiliki oleh seseorang. Demi sebuah keuntungan lebih, seseorang rela berbohong. Namun bukan keuntungan yang diinginkan Soeun ketika berbohong menjadi satu-satunya pilihan yang diambil.

Lebih tepatnya ia hanya tak ingin membuka sebuah kotak bernama rahasia yang ia rasa Taehyung tak perlu mengetahuinya. Kebenaran akan hadirnya putri kecil yang telah menemaninya empat tahun belakangan ini.

Putri kecil yang awalnya Soeun anggap sebuah petaka baginya namun perlahan ia tepis anggapan negatif itu dan menyayangi Gyuri dengan sepenuh hati. Beruntung ibunya menerima Soeun beserta Gyuri dengan tangan terbuka. Terlebih namja yang selalu ada untuknya, Park Chanyeol.

Bukannya ia tak tahu jika Misun, ibu Chanyeol kerap memarahi namja itu karena menghabiskan masa mudanya hingga melajang di usia yang hampir menginjak tiga puluh tahun karena terlalu fokus menjaga Soeun dan putrinya. Chanyeol terlalu pintar untuk menutupi hal itu namun Soeun tak kalah pintar dengan memahami makna dari ucapan-ucapan yang dilontarkan Misun padanya.

Misun menyayangi Soeun sepenuh hatinya. Namun wanita paruh baya itu tahu jika Soeun tak pernah mencintai Chanyeol. Hal itu lah yang membuat Misun agak segan terhadap Soeun.

Soeun mengusap pipi putih yang tembam seperti pipi miliknya. Disusuri pangkal hidung hingga bibirnya. Cetakan milik Taehyung sangat kental pada wajah Gyuri putrinya.

"Mianhae, eomma belum bisa beri tahu tentangmu pada Taehyung, ahjussi kesukaanmu" ucap Soeun dengan menahan tangis.

Gyuri yang terusik dengan suara Soeun membuka matanya yang semula terpejam.

"Eomma, waeyo?" Soeun segera menggeleng dan menghapus air mata yang telah menetes.

"Eomma, mianhae. Gyuri tidak jujur jika sakit. Eomma mianhae" ucap Gyuri ikut menangis.

"Anniyya, anniyya. Gyuri, eomma akan lebih khawatir jika putri kesayangan eomma ini tidak beritahu jika sakit. Lain kali segera beritahu eomma, arasseo?" Ucap Soeun menenangkan putri kecilnya.

Gyuri hanya mengangguk dan mendekati Soeun untuk memeluk ibunya.

"Tidurlah, besok jadi ikut haelmoni ke Busan bukan?" Soeun menepuk bokong putri kecilnya berulang agar kembali tidur.

Lagi-lagi ia terpikir dengan kejujuran. Haruskah memberi tahu Taehyung? Ia tak berharap dapat kembali pada namja itu, namun apakah Taehyung dapat menerima kehadiran Gyuri? Yang ia takut kan saat ini adalah ia tidak siap jika Taehyung mengambil Gyuri darinya. Ia takut kehilangan putri satu-satunya ini.

Tapi, jujur pada ibunya saja ia sulit, bagaimana dengan Taehyung? Lalu bagaimana caranya memberitahu Chanyeol jika ia bekerja dengan Taehyung? Bahkan mereka berada dalam ruang kerja yang sama. Ia yang meminta Chanyeol membawanya pergi untuk menjauhi Taehyung namun ia juga tidak memberitahu Chanyeol jika bekerja bersama Taehyung. Rasanya sulit berada di posisinya saat ini. Jika kejujuran itu di ungkapkan maka ia akan kehilangan Gyuri atau Chanyeol. Namun jika ia tetap berbohong seperti ini, perasaan bersalah terhadap kedua namja serta ibunya selalu membayangi.

Soeun menghembuskan nafasnya dengan berat. Haruskah ia katakan?

****

Namja itu lagi-lagi mematikan telepon secara sepihak. Dilonggarkan dasinya dengan perasaan jengah. Ditatapnya kembali layar laptop yang menampilkan aplikasi berisi diagram saham milik perusahaannya. Diusapnya dengan kasar rambut yang semula rapi karena gel rambut.

Dr. Kim Where stories live. Discover now