•6•

77 42 21
                                    

-proses RITUAL yang ANEH!!-

Aku, ibu, dan pak Parto memilih untuk tidak tidur terlebih dahulu, dan menunggu hingga tepat pada pukul 00.00 malam.

Namun itu tak berlaku untukku, yang sedari tadi sudah tertidur pulas di pelukan ibu.

Ibu dan pak Parto terus mengobrol agar rasa kantuk tak hinggap di tubuh mereka.

Titt!titt!titt!
Alaram ibuku berbunyi saat jarum jam menunjukkan angka 00.00, dan itu membuat ku tersentak kaget.

Aku dan ibu pun mulai membuka lembaran pertama buku dark hole tersebut.
Berbeda dengan pak Parto yang hanya memperhatikan saja.

°°°

Waktu terus berjalan hingga pukul 00.45, aku dan ibu selesai membaca seluruh isi buku dark hole yang lumayan tebal itu.

Kami sempat sesekali terkagum, saat membaca proses penelitian ayahku yang terasa nyata walau hanya dibaca.

Kemudian pak Parto menyuruh aku dan ibu untuk memburu 1 binatang sebagai penutup ritual, dan itu harus dilakukan sebelum jam 01.00, bagi yang gagal maka dia akan bernasib sama seperti ayahku.
Itu semua dijelaskan pada bagian belakang buku dark hole.

Deg! Aku tersentak kaget luar biasa, dari jam 00.45 - 00.01 kami harus memburu satu binatang!? Seharusnya aku sedang tertidur pulas dikasur ku.

"Fungsi nya apasih pak?" Tanya ibu dengan tampang kaget.

"Entah, arahan bukunya begitu.
Nanti darah hewan hasil buruannya kita taruh disamping lubang tersebut, tapi ingat! Sebelum jam 01.00, itu cara terakhir sih, dan resikonya.... besar" ucap pak Parto sambil menegaskan kata sebelum jam 1 malam, dan menggantung kata risiko besar.

"Namun itu harus kalian lakukan karna kalian sudah melakukan setengah ritualnya" lanjut pak Parto.

Aku dan ibu masing-masing memegang pisau dan senter, kalian bayangkan saja dihutan, tengah malam, gelap gulita yang hanya terlihat cahaya senter, suara binatang sana sini.

"Akhhh!!" Teriakku saat merasa bahwa ada sesuatu yang bergerak dan menggigit di kaki ku.

"Ada apa!!?" Tanya ibu sambil sedikit berteriak karna khawatir.

"Ini ka-kaki, seperti ada--" aku tak melanjutkan ucapanku dan segera menyorotkan lampu senter ke arah kaki ku.

Aku langsung refleks berteriak saat ku dapati bahwa aku menginjak sarang semut yang amat, amat besar.

Aku mencoba melihat kearah kaki ku, yang nyatanya sudah tak terlihat lagi, yang terlihat hanya beribu semut merah besar yang mulai menggigit kaki ku.

1 ekor saja sudah sangat sakit bila terkena gigitannya, apalagi dengan beribu semut merah besar!

Aku langsung melompat ke arah lain yang dipastikan tidak ada sarang semut nya.

Ughh! Aku mendesis sembari menahan Gatal dan sakit.
Aku meratapi nasib ku, kini kaki ku sudah tak terlihat layaknya kaki berkat bentolan demi bentolan yang muncul membuat kaki ku bengkak, sangat besar!

Đ₳Ɽ₭ ⱧØⱠɆ(•Selesai√•)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang