[05] Kebencian Sagara

7.3K 680 148
                                    

"Eunghh.." suara lenguhan dari seseorang yang terbaring nyaman diatas ranjang membuat keenam laki-laki yang duduk di sofa mengalihkan atensi mereka.

Raka, orang yang pertama kali menyadari suara itu lantas beranjak mendekati Kenoa. Senyumnya merekah, tatkala melihat kelopak mata putranya perlahan terbuka.

"Selamat malam anak papa." Sapa Raka lembut seraya mencium kening Kenoa.

Azka, Satya, Jaeyun, Alby dan Vino pun tak ingin ketinggalan. Mereka berlima menghampiri ranjang Kenoa dengan senyuman lega.

"Udah kenyang tidurnya anak Papi hmm?." Tanya Satya seraya mencium pipi Kenoa.

Kenoa hanya terdiam sebentar sebelum akhirnya melirik Vino yang sudah rebahan disampingnya. Tak lupa tangan Vino memeluk perut rata Kenoa. Membuat Kenoa mendengus menghadapi tingkah daddy aliennya.

"Ada yang sakit?." Kenoa mengalihkan tatapannya menatap Azka yang baru saja bertanya.

Kenoa menggeleng "i'm okay." Balasnya dengan suara lemah. Sebenarnya sensasi pusing masih Kenoa rasakan.

Raka duduk disamping Kenoa sembari mengelus rambut sang putra. "Demam kamu udah turun. Tapi kakinya masih sakit ga? Soalnya waktu kamu tidur udah di urut." Tutur Raka. Yang dibalas gelengan kepala oleh Kenoa.

"Udah ga papa kok."

"Bener?." Tanya Alby berusaha memastikan.

Kenoa mendengus sebal "lah, ngapain juga aku bohong. Ga ada faedahnya."

Alby terkikik geli. Dalam hati ia berucap syukur anaknya sekarang sudah baik-baik saja. "Kalo lo udah mulai ngomong cabe. Berarti udah sembuh." Ujarnya enteng.

"Ya ya ya terserah Tata aja." Ucap Kenoa pasrah lebih tepatnya Enggan menanggapi Tatanya.

Kemudian Tangan Kenoa terulur ke hadapan Jaeyun yang sedari terdiam tidak mengeluarkan suaranya. Jaeyun yang peka pun berjalan menghampiri Putranya lebih dekat, dengan dagu yang terangkat seraya tersenyum pongah kala mendapat tatapan tajam dari sahabat-sahabatnya.

Dan setelah menyingkirkan Raka dari samping Kenoa lalu menepis tangan Vino yang masih setia di perut rata putranya, Jaeyun pun langsung menggendong Kenoa ala Koala lalu memamerkan senyum menyebalkan dari wajah pemuda korea itu.

Raka, Azka, Satya, Alby dan Vino kompak berdecih. Mereka yang mencari perhatian tapi Kenoa malah ingin bermanja bersama Jaeyun. Ckk.. menyebalkan.

"Udah ahh.. gue mau masak dulu." Pamit Raka setelah melirik jam dinding berbentuk bola basket di kamar itu yang menunjukan pukul 19:13 WIB.

"Kalian semua jangan lupa Sholat Isya." Nasihat Raka kepada seluruh sahabatnya. Yang diangguki oleh semua termasuk Kenoa.

Lalu setelah mendapat respon, Raka pun berlalu keluar dari kamar putranya sesaat setelah ia mengecup tengkuk Kenoa. Dan di ikuti oleh Azka, Satya, Alby dan Vino yang beranjak menuju kamar mereka masing-masing. Tentu saja setelah mereka memberi kecupan hangat di pipi anak itu, yang di balas dengusan tak suka oleh Kenoa.

Namun apa boleh buat, semua ayahnya memang selalu seperti itu kepadanya. Memperlakukan ia seperti bayi.

Sepeninggal Kelima Ayahnya, Kenoa pun menyuruh Jaeyun untuk menurunkannya ke tepi ranjang. Meskipun tak rela, tapi Jaeyun tetap menurut. Daripada nanti Kenoa ngamuk padanya kan? Bisa berabe urusan nya nanti.

"Makasih Appa udah nyelamatin aku dari kelima pedofil itu."

Raut masam yang semula Jaeyun perlihatkan digantikan dengan gelak tawa yang membahana sampai ke sepenjuru kamar. Ya ampun... dia baru ngeh, gestur ingin di peluk itu ternyata ingin terhindar dari para pedofil-pedofil. Astaga.. kenapa putranya sangat menggemaskan sih. Kan Jaeyun jadi pengen mencium bibir sexy putranya itu. Ehh..

KENOA [HIATUS]Место, где живут истории. Откройте их для себя