2

386 48 10
                                    

"Dingin dan hangat disaat yang bersamaan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
"Dingin dan hangat disaat yang bersamaan"
.
.

"Kenapa harus dia lagi?"

Woozi memijat dahinya, pusing dengan segala kejadian yang menimpanya baru baru ini.

Mari kita mundur kebeberapa jam sebelum ini.

...

Jalan-jalan pagi itu tidak buruk, menghirup udara yang belum terkontaminasi dengan polusi itu bagus untuk kesehatan.

Namun dia harus menepis pikiran itu jauh-jauh sekarang.

Woozi melihat Faley, tidur di kursi taman berselimutkan koran sambil memeluk erat kameranya.

Gak liat.

Pokoknya gak liat.

Tentu Woozi ingin mengabaikan sosok itu lagi, berusaha untuk tidak berurusan lebih banyak dengannya.

Tapi tetap saja kakinya melangkah mendekat walau sebenarnya logikanya menolak.

Hati memang tidak bisa dibohongi.

Dia berhenti tepat disamping Faley, mengamati Faley yang sedang tertidur lelap dengan muka yang sedikit merah.

Tunggu, merah?

Woozi mengguncang badan Faley, "Hei bangun."

Tak ada jawaban.

"Hei."

Tetap sama. Woozi lalu memegang dahi Faley, panas.


Dia mendecih pelan, lalu menepuk pipi Faley beberapa kali, "Hei bangun."

Untungnya Faley terbangun, dia tersenyum saat melihat Woozi, "Eh Kak Woozi. Kok ada disini kak?"

"Udah jangan ngomong, duduk dulu."

Faley berusaha untuk duduk dan hampir tumbang, untungnya Woozi dengan sigap memegang Faley.

Woozi menggendong Faley dipunggungnya, ingin membawa Faley ke studionya.

"Kamera.." ucap Faley lemah.

"Ck, nyusahin bocah."

Tapi tetap aja diambil sama Woozi lalu dikalungin dilehernya dia.

Kan Faleynya jadi gemas sendiri.

...

Kembali ke saat ini, Faley tertidur dengan selimut disofa studionya Woozi.

Woozi masuk lalu menaruh berbagai obat dan makanan yang baru saja dibelinya.

Faley membuka matanya, dia menatap Woozi yang juga sedang menatapnya.

"Makan, trus minum obat."

Faley hanya mengangguk pelan lalu menyantap makanannya dalam diam.

Kejadiannya jadi mirip kemarin, cuma bedanya dia sedang sakit, pikir Faley.

"Kakak gak makan?"

"Udah."

"Faley habisin ya kak."

"Iya."

Faley menghabiskan makanannya dengan cepat lalu meminum obat yang dari tadi sudah disiapkan Woozi

"Jadi, bukannya pulang kerumah malah tidur dijalan ya? Baju kamu juga masih sama pas jatuh kesungai, pantes aja sakit," tanya Woozi sambil menatap tajam Faley. Ini kalimat terpanjang yang diucapkannya belakangan ini.

Cemberut, Faley membantah perkataan Woozi, "Aku gak punya rumah kak, gimana mau pulang sama ganti baju?"

"Gak percaya."

"Ih aku bukan orang sini kak."

Woozi mengerutkan alisnya heran, "Jadi kamu kesini ngapain?"

"Cuma mau ngelakuin beberapa hal kok" jawab Faley sambil tersenyum misterius.

"Emangnya kesini gak bawa uang?" tanya Woozi lagi.

"Enggak" jawab Faley cepat dengan polosnya.

Woozi memegang kepalanya yang berdenyut nyeri sekarang. Dia tak ingin berurusan dengan Faley lagi, tapi disisi lain dia tak mungkin membiarkan Faley berkeliaran di kota. Terlalu berbahaya untuk perempuan sepertinya.

Woozi terdiam, ini sulit sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi?

"Kamu tinggal aja diapartemen aku sampai urusannya selesai. Tenang, aku nanti tidur disini."

Sekali ini saja, dia akan membiarkan orang asing menginap di apartemennya.

Lagipula dia merasa familiar dengan orang sakit yang sedang duduk di depannya ini

"Eh gpp kak, aku tinggal di luar aja. Nanti malah ngerepotin Kak Woozi lagi."

"Udah terlanjur direpotin dari kemarin, mending sekalian aja."

Faley tertawa canggung, sedikit merasa bersalah.

"Tenang, aku ga akan macem-macem. Malah kamu yang kayaknya patut dicurigain, jangan curi barangku ya."

"Ga boleh suudzon kak." balas Faley kesal.

"Tidur lagi sana, masih sakit juga."

Woozi lalu bangkit, dia ingin melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Dia sangat fokus menekan tuts pianonya sampai-sampai tidak sadar bahwa faley kembali memotretnya dari belakang.

"Aku tau kalau kakak baik."

Faley lalu menaruh kameranya dan pergi memasuki dunia mimpi diiringi dengan berbagai melodi yang diciptakan oleh Woozi.

.
Tbc
.

Agfa O:III | WooziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang