10

233 47 6
                                    

"Familiar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Familiar?"
.
.

"Lagi apa kak?" tanya Faley yang baru saja mandi.

Woozi melihat sekilas sebelum kembali fokus pada kegiatannya, "Bersihin gitar. Banyak bercak darah soalnya."

Tawa Faley pecah, "Udah makan berapa banyak korban tuh gitar?"

"Banyak sih, apalagi pas dulu kuliah. Aku cuma megang aja yang lain udah pada takut. Padahal niatnya cuma mau main."

"Enggak rusak apa?"

Woozi menggeleng, "Tahan banting."

Lagi-lagi tawa Faley meledak, dia hanya merasa lucu walau Woozi sama sekali tidak tau letak lucunya dimana.
Kalau dipikir-pikir lagi, gitarnya ini memang sudah membantunya banyak sekali. Selain membantu melewati masa kuliahnya, gitarnya juga menolongnya melindungi--

"Kak Jihoon jangan mukulin orang pake gitar terus dong."

"Kenapa enggak? Aku cuma mau ngelindungin kamu."

--melindungi siapa?

Ah, kepalanya berdenyut lagi sekarang.

"Kak Woozi? Kepalanya sakit lagi ya?"

Woozi melihat ke arah Faley, dia lalu mengibaskan tangannya tanda dia tidak apa-apa. Dia mendorong Faley menjauh darinya, menyuruh Faley untuk melakukan apa saja asal jangan mengganggunya.

Faley menuruti keinginannya, kasian juga melihat Woozi yang tiap hari dia ganggu. Pasti pusing. Makanya saat ini dia putuskan untuk melihat hasil jepretannya.

Foto pertama, punggung lebar woozi, tempat dia bersandar dan tertidur kemarin malam, foto pertama yang diambilnya sekaligus pertemuan pertamanya dengan Woozi.

Foto kedua, saat Woozi mentraktirnya makan dan juga saat dia tau nama Woozi.

Yang ketiga, saat Woozi membuat lagu, tangan kanannya yang sibuk menekan tuts piano dan tangan kiri yang sibuk mengotak atik komputernya.

Dan berbagai foto lainnya, foto blur Woozi saat Faley memaksa memotretnya, juga saat mereka pergi melihat sunset. Berbagai ekspresi Woozi berhasil dia abadikan.

Dan saat Woozi menggenggam tangan Faley. Uh, bisa dipastikan wajahnya memerah sekarang.

Dia lalu memandang kameranya di atas nakas. Sebenarnya dia diam-diam memotret Woozi kemarin malam, saat dia menyelamatkannya dan menggendongnya.

Ya Faley tau dia gila, tapi..

Memangnya kapan lagi?

Faley menghembuskan nafas lelah, bingung dengan dirinya yang kelewat nekat.

Dia membereskan fotonya yang bertaburan di lantai, sampai satu foto menghentikan gerakannya.

Dia sangat yakin kalau punggung Woozi itu objek pertama yang dia foto, lalu kenapa ada foto Woozi yang tengah menatap ketakutan kearah kamera?

Dan lagi kenapa tiba-tiba air matanya mengalir begini?

Berbagai kejadian belakangan memenuhi pikiran Faley sekarang, mulai dari Yoongi yang tau namanya dan para karyawan di studio foto itu.

"Tapi kamu beneran lama enggak kesini loh. Setengah tahun, mungkin? Aku kira udah putus. Eh taunya hari ini kamu dateng mau ngambil fotonya dia."

Faley yakin ada yang tidak beres disini.

...

"Kak Woozi~"

Woozi menoleh malas ke arah Faley, "Apa?"

"Liat album foto kakak dong."

"Tuhkan ada maunya," Woozi menghela nafas, "Cari aja di rak situ, siapa tau ada."

Faley dengan cepat menuju rak itu dan mencari album fotonya Woozi, tidak sadar dengan pakaian rapi Woozi.

"Aku keluar bentar, jangan kemana-mana."

Baru Faley mendongak ke arah Woozi yang hampir keluar, "Mau kemana kak?"

"Ketemu temen."

Dentuman pintu terdengar, Faley kembali pada kegiatan mencarinya. Cukup susah, rak itu penuh dengan buku yang tidak Faley pahami.

Tak lama dia menemukan apa yang dicarinya, dua album foto, putih dan pink.

Faley tertawa kecil, tidak menyangka kalau woozi memiliki benda berwarna pink mengingat wajah dinginnya.

Dia memutuskan membuka album berwarna putih dulu. Klasik, cuma foto-foto masa kecil Woozi, foto Yoongi dan Woozi saat bertengkar bahkan ada.

Dirasa tak menemukan apapun yang kelihatan mencurigakan, faley pindah ke album warna pink.

To ファル

Faley mengernyit heran, dia tidak bisa bahasa jepang masalahnya. Mencoba mengabaikannya dan membuka album itu.

Kosong.

Masih tetap positive thinking, dia membuka lembaran selanjutnya

Tetap kosong.

Faley membalik tiap lembaran dengan cepat.

Semuanya kosong.

Mungkin saja itu album baru yang tak pernah dipakai, ya mungkin.

Faley meneguk salivanya gugup.

Tidak mungkin, tiap halaman album itu penuh dengan bekas, seakan ada foto yang sudah lama tersimpan disana.

Nihil, sampai halaman akhir tidak ada satu foto pun. Pencariannya berhenti.

Mendesah frustasi, faley membereskan dua album foto dengan kasar. Baru saja dia akan memasukkannya kembali ke rak buku, Faley melihat ada satu foto yang terselip diantara buku itu.

Faley meletakan kembali album itu, mengambil fotonya. Kakinya lemas,dan tubuhnya gemetar. Kepalanya berdenyut hebat belum lagi dadanya yang terasa sesak.

Disana ada Woozi yang tengah memainkan gitarnya dan dia yang sedang bernyanyi.

Apa lagi ini?

.
Tbc
.

Agfa O:III | WooziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang