(♡Bucin♡)

117 22 10
                                    

(♡˙︶˙♡)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(♡˙︶˙♡)

Cerpen ini didedikasikan untuk Bang andhyrama

(♡˙︶˙♡)

Pagi yang cerah ditengahnya padat ibu kota, aku menghirup udara pagi hari dengan damai dan tentram. Menelisik satu persatu kendaraan yang sudah sibuk walaupun sinar belum terlalu muncul. Lantai paling atas adalah salah satu spot yang aku sukai di hotel ini.

Jauh-jauh dari Bandung, hanya untuk menemui seseorang yang sudah lama aku sukai. Anggap saja aku gila, tapi mau bagaimana lagi. Rindu akan berjumpa dengannya semakin menumpuk.

Aku menatap pergelangan tanganku, gelang yang berisi huruf dari inisial sesorang yang sudah lama aku suka. Lucu ketika mengingat momen dimana dia yang dulu sangat manis memberikannya kepadaku. Karena kata dia itu sebagai simbol pertemanan.

"Simpan baik-baik ya. Jangan lupain gue!" Dia memasangkan gelang ini dan tersenyum manis kearahku.

Sepenggal ingatan itu membuat aku tersenyum kecil. Bagaimana aku bisa melupakannya? Dia terlalu manis.

Dia disana adalah Naga, yang sekarang sudah menjadi kapten di klub sepak bola Nusa Cendekia, yang sekarang memiliki channel youtub bersama kedua temannya, dan menjadi bucinnya Kak Gadis. Aku menipiskan bibir, saat melihat betapa bahagianya Naga ketika colab bersama Kak Gadis. Pujaan hatinya.

Tentunya, aku sangat sadar. Tidak ada lagi ruang untuk aku menjadi 'seseorangnya' Naga. Tapi tak apa, aku tetap jadi Bucinersnya Naga. Dan untuk shipper Nagadis? Entahlah.

(♡˙︶˙♡)

Hari ini aku akan mencari Naga, aku hanya akan memberikan suprise kedatanganku. Mungkin dia sudah melupakanku tapi aku harus menjalankan misiku yang sudah direncanakan sejak dulu.

Albian Resto, tempat dimana Naga menghabiskan waktu untuk belajar memasak dengan Bang Albi. Aku melirik jam di ponselku, "Waktu pulang sekolah gak lama lagi. Nunggu di dalem aja deh," gumamku pelan.

Baru saja menginjakkan diri dalam Albian Resto, aku berdecak kagum dengan desain interior yang sangat indah. Tidak salah, banyak yang menyukai tempat ini untuk sekedar nongkrong manis.

"Iya bang, siap! Nanti gue balik lagi kesini, gue ada latihan sih sama anak-anak." Aku menoleh ketika mengenali suara yang sudah lama tidak aku dengar. Ah, suaranya tetap sama seperti dulu.

"Ga usah bohong sama gue, paling lo mau jalan sama Gadis." Suara lainnya membuat aku beranjak menghampiri mereka.

Di depan sana, Naga dan Bang Albi sedang bercengkrama. Aku tak ingin ketinggalan berbicara dengan Naga, segera aku menghampiri kearah mereka berdua. Mereka menoleh kearahku dengan pandangan bingung.

Rainey, Jangan Bucin! #BucinnyaNagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang