vier

89 10 2
                                    

Typo ada di mana2
Jangan lupa kasih ★ yaa
Comment juga saran2 kalian
Selamat membaca!

Minho's pov

Aku merasa tidak enak hati pada Jisung. Hatiku seperti tercubit saat melihat muka panik Jisung saat ia bingung ingin menjawab apa pada penyataan Felix kemarin itu.

Sepertinya lebih baik aku menjauh dulu darinya. Aku tidak ingin dia sakit hati karena ku. Jisung terlalu baik.

♡♡

Jisung's pov

Dia benar-benar menjauh aku kembali pulang pergi naik bis. Aku makan siang sendirian. Tidak ada yang mengganggu ku lewat chat semalaman. Suasana di kantor jadi tidak nyaman. Terasa sangat canggung. Aku sangat ingin berbicara padanya, tapi tidak pernah di berikan kesempatan.

Seperti biasa hari ini aku pulang menaiki bis. Aku tertidur di tengah perjalanan. Saat aku sadar aku sudah perada di titik terahir halte bis dan sudah jauh dari rumahku.

Dan ya ini sudah bis yang terakhir. Jadi hanya akan ada lagi besok pagi. Aku tidak pegang uang sama sekali. Dompetku tertinggal di rumah pagi tadi.

"Hah sial sekali hidupku ini" kataku pada diriku sendiri.

Aku terpaksa meringkuk kedinginan di halte bis. Aku tidak punya pilihan lain. Tiba2 ada seseorang memegang pundak ku saat aku lihat dia mantan pacarku Hwang Hyunjin namanya.

"Hey sung ngapain kamu disini jam segini?" Tanya si Hwang.

"Ahh aku tadi ketiduran di bis dan dompetku tertinggal jadi aku tidak bisa ngapa-ngapain hehe" kataku canggung.

"Hey lebih baik kau bermalam saja di apartment ku" tawar Hyunjin.

"Ahh tidak perlu" aku menolak halus. Tapi tanpa ku kira Hyunjin yang sudah menjadi Dokter terkenal itu merangkul ku.

"Tidak apa-apa. Hanya semalam saja. Daripada kamu kedinginan di luar" katanya ramah.

"Ahh baik lah" kataku tidak bisa menolak.

♡♡

Author's pov

Tanpa diketahui oleh Jisung ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka. Ya, Lee Minho lah orangnya. Dia mengepalkan tangan sekuat mungkin. Dia sudah tidak tahan dan keluar dari persembunyiannya.

"Ngapain kamu disini Han?" Kata Minho dengan nada dingin.

Jisung langsung membeku di tempat. Dia terkejut. Sangat terkejut.

"Ahh aku ketiduran di bis tuan jadi aku sampai kesini dan dompetku ketinggalan" kata Jisung setenang mungkin.

"Owh begitu. Padahal kau bisa menghubungi ku. Aku baru saja dari club dekat sini" kata Minho santai.

"Ahh aku tidak mau merepotkanmu tuan" kata Jisung menahan tangis.

Minho pun menepis tangan Hyunjin dan menarik Jisung ke mobilnya. Jisung hanya diam mengikuti sambil berbalik dan membungkuk ke Hyunjin.

♡♡

Jisung's pov

Hatiku sakit saat mendengar dia pergi ke club. Aku tidak tau kenapa tapi itu sangat sakit. Aku langsung membayangkan yang tidak-tidak dan apa yang Minho lakukan di sana.

"Kau mau membawaku kemana tuan?" Tanyaku dengan sedikit takut. "Kemansionku. Aku sudah tidak tinggal di dekat rumahmu dan Aku ingin bicara" kata Minho santai.

"Kenapa tidak bicara di sini tuan?" Tanyaku.

"DIAM! JANGAN BANYAK BICARA AKU SEDANG PUSING!" bentak Minho.

Aku pun terdiam. Rasanya ingin menangis. Mengapa dia jadi sekasar ini padaku. Apakah aku seburuk itu?.

Aku sampai di mansion mewah milik Lee Minho. Dia turun dan membanting pintu mobil. Aku pun kaget dan langsung ikut turun.

"Masuk" kata Minho dengan wajah dan nada datarnya.

Aku pun takut dan masuk ke mansion tersebut. "Apa yang kau lakukan dengan laki-laki itu dan siapa dia?" Tanya Minho tiba-tiba.

"Dia hanya menawarkanku untuk bermalam di rumahnya. Aku kedinginan di luar dan aku tidak bawa uang. Dan dia mantan pacarku" suaraku mengecil di dua kata terakhir itu.

Aku pun menunduk tidak berani mengangkat kepalaku. Aura Lee Minho sekarang sedang tidak bagus. Moodnya sedang hancur dan aku tau itu. Dia diam dan langsung melangkah pergi.
Aku sempat melihat dia berbicara dengan salah satu maid nya dan langsung pergi ke kamarnya.

"Nak, kamu tidur di kamar adiknya tuan Minho saja ya. Tuan Minho yang minta" seru maid itu.

"Baik bu, maaf tapi adiknya tuan Minho memang tidak pulang?" tanyaku penasaran.

"Ahhh adiknya sedang sekolah di luar kota. Dia akan kembali besok. Sini biar saya antarkan ke kamar" kata maid itu lagi ramah.

"Ahh baik bu" kataku. Aku pun mengikuti maid itu menaiki tangga yang tadi Minho naiki.

"Disini ya nak, di sebelah itu kamar tuan Minho, jangan berisik ya soalnya tuan Minho tidak suka jika ada yang ribut-ribut" kata maid tersebut.

"Ahh baik bu" kataku dan memasuki kamar.

"Ohh iya nak anda bisa pakai baju yang ada di lemari ya. Tenang saja tuan Jeongin tidak akan mempermasalahkannya" kata maid tersebut sedikit berteriak.

"Baik bu" kataku pelan takut mengganggu Minho.

Aku membaringkan tubuhku di kasur bagus yang kualitasnya tidak jauh dari kasur yang ada di rumahku. Aku menangis dalam diam. Karena takut mengganggu Minho.

"Apakah aku seburuk itu?" Kataku di sela-sela tangisku.

Aku membayangkan kembali wajah dingin Minho saat mendengar perkataanku di bawah tadi. Dia terlihat tidak peduli.

Ahh aku lelah hidup seperti ini. Terjebak dengan rasa yang ku tak mengerti. Jantungku hanya berdebar jika berada di sekitarnya. Ya di sekitar Lee Minho seorang.

Aku bingung harus bagaimana. Merelakan rasa itu pergi atau tetap menjaganya. Biarkan aku pikirkan lagi nanti. Kepalaku sudah sangat pening. Lebih baik aku tidur.

tbc

Sarannya jangan lupa ya guys!
Lanjut atau jangan nih?
Maaf bgt ya jarang up soalnya sibuk banget-bangetan wkwk
Aku usahain lebih sering up buat menemani masa quarantine kalian yaa!
Sampai jumpa!
-SpearV

can't control my feelings ¦ lmh x hjs [✓]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin