09. Joko Or Glen

336K 4.3K 525
                                    

Dave membuka matanya perlahan sambil meraba-raba tempat Venna. Kosong. Kemana perginya wanita itu. Dave memilih untuk guling-guling di king size terlebih dahulu sebelum bangun mencari Venna. Pintu kamar terbuka wujud Venna muncul dengan membawa nampan berisi nasi goreng, susu dan satu buah apel.

"Good morning." Sapa Venna sambil mendekat ke Dave.

Dave tersenyum lalu bersandar di tumpukan bantal. Venna duduk di tepian king size setelah meletakkan nampannya di atas nakas.

"Aku tadi masak nasi goreng buat kamu." Ucap Venna.

"Kamu bisa masak?" Tanya Dave.

"Bisa dong. Nih, kamu harus coba." Jawab Venna sambil memberikan sepiring nasi goreng.

Dave memakan nasi goreng tersebut dengan lahap. Masakan Venna memang benar-benar enak persis seperti masakan maminya. Venna senang ternyata Dave menyukai masakannya.

Di tempat lain, Carly merenggangkan otot-ototnya. Semalam Peter menggempurnya sedikit berlebihan dengan alasan masih rindu. Dasar, dokter laknat. Untung, cinta. Carly melirik jam yang ada di atas nakas.

"Jam delapan ternyata." Gumam Carly sambil menguap. Carly menoleh menatap Peter yang masih terlelap.

"Sayang, bangun." Ujar Carly sambil menepuk pelan kedua pipi Peter. Peter tak merespon.

Carly pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum Peter bangun. Carly niatnya hari ini mau berkeliling mansion Dave yang lebih besar dan lebih luas dari pada mansion orang tuanya.

Setelah selesai dengan segala ritualnya Carly keluar dari kamar membiarkan Peter yang masih jelajah dunia mimpi itu. Carly mulai berjalan menuruni anak tangga satu persatu. Carly menatap semua tanpa berkedip saking bagusnya mansion milik Dave. Secara, Dave konglomerat bangunan ini bagi dia tak ada apa-apanya dari hartanya yang melimpah. Carly keluar dari mansion lalu berkeliling memutari mansion tersebut sampai ke halaman belakang dan taman belakang.

"Weh, buset. Gue tau gini mending bawa sepeda aja. Capek banget jalan sampai ke sini saking luasnya nih mansion." Ujar Carly.

Carly menoleh kemudian menjerit kaget hampir oleng jika dia tak segera mengontrol pertahanan tubuhnya. Bapak tuwir itu meremas-remas payudara Lina dan parahnya Lina menikmati tubuhnya di jamah bapak-bapak tuwir itu.

"Carly." Panggil Venna di belakang Carly.

"Astaga!" Kata Carly kaget.

"Lo ngapain disini?"

Carly langsung menyeret Venna untuk melihat pemandangan yang barusan Carly lihat. Venna melihat dan seketika syok di tempat sambil menutup mulutnya.

"Haduh, gila." Gumam Venna.

Carly menarik tangan Venna untuk pergi dari tempat itu menuju pintu utama lalu duduk di sofa ruang tamu.

"Astaga, kenapa Lina jadi seperti itu!!" Seru Carly tak percaya.

"Apa perlu kita panggil dokter untuk periksa kejiwaan Lina?" Tanya Venna. Carly menoleh menatap Venna dengan satu alis terangkat.

"Dokter? Lo lupa kalo ada laki gue di sini?" Tanya balik Carly. "Eh, gimana kalo kita telfon si dokter lumayan ganteng yang periksa Lina kemarin aja." Usul Carly.

"Si dokter Glen?"

"Oh, jadi namanya Glen. Cepet lo telfon suruh ke sini atau lo chat aja."

"Bentar-bentar sabar,"

Venna langsung mengirim pesan ke dokter Glen tentang kondisi Lina yang mulai memburuk. Lima menit kemudian balasan dari dokter Glen muncul.

Dokter Glen
Kamu bisa bawa pasien ke rumah sakit nanti temui saya langsung.

My Naughty Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang