18 - Can't Take My Eyes of off You

11.7K 944 12
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sebuah tindakan bisa menjadi jawaban. Sama halnya dengan mata yang merupakan jendela hati.— Detak.

“SEKARANG, alasannya apa lagi?”

Levi yang sedang mencatat materi yang ketinggalan di papan tulis sontak mendongak, tiba-tiba mendengar suara seseorang menyahut dari depan.

“Maksudnya?” tanya Levi tidak paham. Keningnya menaut ketika melihat Gerald yang tiba-tiba sudah ada di hadapannya dan melontarkan pertanyaan yang tidak ia mengerti.

Membuang napas pelan, Gerald mengambil duduk tepat di depan meja Levi. Lalu melanjutkan perkataannya. “Terima tantangan dari orang. Apa itu udah jadi hobby lo?”

Satu pertanyaan yang keluar dari mulut Gerald lagi membuat Levi mengerti ke mana arah pertanyaan cowok ini.

“Itu bukan hobby gue. Orang aja yang suka nantangin gue,” balas Levi dengan santai dan kembali fokus mencatat.

“Jangan egois. Orang itu bisa aja pindah dari sekolah ini karena keputusan sepihak lo,” sahut Gerald tidak mau kalah.

Tangan Levi berhenti menulis. Kepalanya terangkat kembali memandang Gerald.

“Gue cuman benci, lihat ada orang yang suka merendahkan orang lain. Tanpa mereka tahu kalau orang itu bisa aja berhasil melakukan apa yang mereka anggap remeh!”

Gerald terdiam sebentar. Cowok itu kembali menghela napas pelan. Berdebat dengan Levi tidak akan ada gunanya. Gadis itu akan selalu berhasil membalas setiap perkataan dia.

“Kalau lo berhasil, apa untungnya buat lo?” tanya Gerald kembali.

“Keuntungannya bukan di gue, tapi buat Miu. Mereka akan menarik kembali ucapan gadis bodoh. Miu juga akan mendapatkan permintaan maaf dari mereka. Selain itu—” jeda Levi membuang napas kesal. “Gue mau si Izi, Izi itu mengakui kalau Miu, gak sebodoh apa yang mereka pikirkan!” ujarnya tajam di akhir kalimat.

“Dia bukan orang seperti itu asal lo tahu. Izi bukan orang yang mudah minta maaf kalau dia merasa gak bersalah,” ujar Gerald memberitahu sifat Izi.

“Lo kayak kenal banget sama dia,” tanya Levi menelisik.

Levi tahu kalau Izi satu kelas dengan Gerald. Tapi gadis itu tidak tahu kalau Gerald ternyata memiliki hubungan yang dekat dengannya juga. Pasalnya Izi bukan tipe orang yang suka berteman dekat dengan orang lain. Laki-laki itu terlihat lebih parah daripada Gerald.

D E T A K [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang