3. Merindu

42.5K 2.8K 145
                                    

Kapan waktu mengizinkan kita bertemu?

ARA membuka lemarinya, lalu memgeluarkan sebuah kotak putih dengan pita hitam. Setelah itu, ia duduk di tepi ranjangnya, membuka kotak putih itu.

Mengeluarkan satu per satu dari isi kotak tersebut. Beberapa foto polaroid ia pandang satu per satu, mengenang setiap makna dalam foto itu.

Untuk kali ini, biarkan Ara merindu.

Ara tersenyum miris. "Lo lagi ngapain di sana?" tanyanya pada sosok remaja laki-laki yang berfoto bersamanya.

"Gue masih kesel sama lo, Sa. Kesel banget!"

•••

Hari kelulusan.

Aksa membenarkan letak dasinya di cermin kamarnya. Lalu, memakai jas hitamnya. Ia keluar dari kamarnya, menuruni setiap anak tangga.

"Kak Aksa!" panggil Asa.

Aksa tersenyum lalu menggendongnya. Mencium pipi Asa dengan gemas. Adiknya ini akan menyaksikan dirinya lulus dari dunia perkuliahan.

Rina menatap putranya bangga. Ia akan melihat Aksa wisuda, dulu Aksa adalah anak yang bandel dan keras kepala. Kini, putranya menjadi lelaki yang berwibawa yang akan meneruskan bisnis sang ayah.

Mereka menginjakkan kakinya di gedung kelulusan, menatap ribuan mahasiswa yang akan lulus pada hari ini. Aura kebahagiaan serta haru menyelimuti ruang ini.

Rina dan Asa duduk di daerah khusus tamu undangan. Dan, Aksa bersama temannya di kursi mahasiswa.

"Hai! Aksa!" Teresia duduk di sebelah Aksa.

"Gue nggak nyangka, kita bisa lulus bareng." Aksa membuka suaranya.

Teresia mengangguk. "Happy graduation, Aksa."

Aksa menatap Teresia. "Happy graduation too, Teresia."

Acara sudah dimulai, diawali dengan pembukaan. Bernyanyi lagu perpisahan yang menyentuh hati.

"Teresia." Aksa memanggil gadis di sebelahnya.

Teresia menoleh ke arah Aksa. "What?"

"Besok gue harus ke Perancis. Bokap minta gue latihan di perusahaan Perancis."

Jujur, Teresia merasa sedih ketika teman dekatnya akan meninggalkan Amerika. Namun, sebisa mungkin ia akan berusaha untuk tersenyum.

"It's okay. Berapa lama?"

Aksa mengendikkan kedua bahunya. "I don't know. Mungkin bakal lama, lo jaga diri di sini."

Setelah mengucapkan itu, nama Aksa terdengar untuk memanggilnya ke atas panggung. Pria berumur itu mengalungkan tanda kelulusan dengan menyebutnya nilai Aksa.

Aksa lulus dengan predikat magna cumlaude. Teresia menatap bangga teman dekatnya yang sedang meenrima hasil kelulusan.

•••

"Ma, Aksa beneran ke Perancis?" tanyanya sekali lagi.

Rina mengangguk. "Iya, kamu akan ditemani sekretaris yang akan bantu kamu."

"Sekretaris?"

"Iya, namanya Verronica Jhio. Satu tahun lebih tua dari kamu, tapi panggil nama aja dia tidak masalah," jelas Rina seraya mempersiapkan makan malam.

Aksa berjalan mendekati meja makan duduk di sebelah Asa. "Tapi, Ma. Emang nggak bisa ya di Amerika aja?"

"Nggak bisa, kantor papa kan Perancis. Itu kantor yang baru papa kembangkan, dan papa harap kamu bisa memimpin kantor itu."

Aksa menghela napasnya kesal. "Kapan aku bebas, Ma?"

Rina berhenti melakukan kegiatannya beralih menatap putranya. "Bukannya selama SMA kamu bebas? Punya komplotan geng dan Mama nggak pernah larang kamu kumpul-kumpul nggak jelas."

Wajah Aksa memerah menahan amarahnya. Aksa tidak suka jika sang mama mengatakan hal seperti itu kepada mereka yang bahkan sudah Aksa anggap sebagai keluarga sendiri.

"Nggak jelas kata Mama?" tanyaAksa tak percaya.

"Iya. Apa pernah kamu banggain Mama selama kamu masuk geng nggak jelas itu? Yang ada kamu dapet teguran! Selalu pergi tawuran, bolos pelajaran! Apa sih untungnya kamu ikut geng kaya gitu?"

Brak!

Aksa menggebrak meja, emosinya sudah tidak bisa terbendung lagi. Sampai Asa yang berada di sebelahnya, terkejut dengan gebrakan dari Kakaknya.

"Setidaknya mereka hargain keberadaan aku, Ma!"

Setelah mengatakan itu Aksa pergi dari ruang makan dan memasuki kamarnya. Membanting pintu dengan penuh emosi tidak peduli jika pintu itu akan rusak.

Aksa mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Menundukan kepalanya seraya memejamkan keduanya matanya.

"Nggak ada yang ngertiin gue selain lo, Ra. Lo di mana?" gumamnya.

TBC

—haiiii

MAKASIH BANYAK 100K😍😭

makasih banyak banyakkkk

sayang kaliannn😭❤

virtual hug😭🤗

—see youu

Cilacap, 17 April 2020







Aksara 2: Meet me in Eiffel [TERBIT] Where stories live. Discover now