Galan?

17 3 0
                                    

Pagi ini sindi dan kawan kawannya berangkat pagi, mereka telah merencanakannya kemarin. Entahlah, mereka juga tidak tahu kenapa mereka sangat ingin berangkat pagi pagi. Sekarang mereka sudah berada didalam kelas bersama beberapa murid yang bisa di bilang 'nerd'. Mereka bingung harus melakukan apa, yang kini mereka lakukan hanya duduk sambil memegang iphone mereka masing masing.

"Aduh gue gabut banget nih" ujar sindi memecah keheningan.

"iya gue juga, mana ini masih pagi banget lagi pasti kantin belum ada yang buka" lesu windi.

"Lo pada udah makan? " tanya sindi. Lalu dibalas gelengan oleh mereka.

"Gimana kalo kita makan bubur ayam di seberang sekolah,kayanya udah buka tuh. Lagian gue juga laper hehe" cengir sindi.

"Oke tuh ide lo"

"sindi gitu loh " akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi ke warung bubur ayam yang terdapat di seberang sekolah. Mereka berjalan di koridor yang masih terlihat sepi ini, hanya terlihat beberapa siswa yang sudah berangkat.

"Asik juga ya berangkat pagi pagi, kaya sepi sepi gimana gitu tapi bikin gabut juga " ucap sifa.

"Emang sepi dodol" balas windi. Setelah itu mereka tidak mengeluarkan suara lagi, sampai mereka berada di warung bubur ayam. Langsung saja mereka duduk kemudian memesan bubur ayam.

"Bu pesen bubur 3 mangkok ya" ucap sifa.

"Baik non " balas pedagang itu. Mereka pun memutuskan untuk mengecek iphone, jaga jaga ada yang mengechat mereka. Namun na'as sepertinya nihil.

"idup gue kok kaya sepi banget ya?" ucap sifa memecah keheningan.

"Pasti lo kaga ada yang ngechat kan? Dasar jomblo" ejek windi.

"Ye emang lo ada? Jomblo kok ngomong jomblo"

"brisik banget si kalian gue lagi fokus ngegame nih" kesal sindi. Keduanya hanya menunjukan cengirannya.

"em, sin lo gimana sama galih?" tanya sifa

"Yagitu" balas sindi sambil memainkan hpnya.

"Gitu gimana si? Kita keponih, seberapa niat lo perjuangin galih" sindi lalu menghela nafasnya kemudian menghentikan permainan yang tadi sempat dia mainkan. Sindi menatap kedua sahabatnya itu.

"Emm, gimana ya gue juga gatau si sebenernya. Tapi gue ngerasa ada perubahan sedikit si, walaupun galih mukanya masih datar gitu. Tapi seenggaknya gue udh bisa komunikasi sama dia "

"Lo punya nomernya? " tanya windi.

"Enggak"

"Lo harus minta nomernya"

"Lah... lagian gue gabakal ngechat dia duluan, gue malu lah ya" elak sindi.

"ck, lo katanya mau berjuang. Seenggaknya urat malu lo putusin dulu sementara lah. Demi seorang yang lo cinta, kita disini bakal bantuin lo. So, lo tenang aja" sindi hanya melirik sekilas kedua sahabatnya itu. Setelah beberapa menit mereka berbincang, bubur pesanan mereka sudah jadi. Mereka langsung saja melahap bubur itu, namun beberapa saat kemudian ada seorang anak laki laki menghampiri mereka sambil membawa setangkai bunga mawar merah.

"Permisi kak" ucap anak laki laki itu.

"Eh iya dek, kenapa?" kaget sindi.

"Ini kak bunga buat kakak" sambil menyerahkan bunga itu pada sindi. Kedua sahabat sindi dibuat bingung dengan adegan di depan mereka ini

"Ini dari kamu? "

"Bukan kak, itu dari kakak yang di sebrang sana" anak laki laki itu menunjuk kearah seberang warung bubur, sindi dan kedua sahabatnya kemudian mengikuti arah jari anak laki laki itu namun dia tidak menemukan seseorang diseberang sana.

Love Story of Two BrothersWhere stories live. Discover now