9. Masa lalu

1.8K 406 51
                                    

"Kau menyanggah sebuah takdir. Kau akan dihukum!"


Penghakiman nya tak dapat dihentikan. Sayap yang menopang tubuh Hendery lebur dan menjatuhkannya pada tanah. Tempat dimana manusia menjalani kehidupan. Hukuman yang pantas untuk Hendery dapatkan.


Ia tak lagi punya sayap yang bisa membawanya terbang ke tempat semula. Sementara bayangan menginterupsinya. Berdiri diatas menara listrik dengan mata merah.

"Woah, apa yang baru saja kulihat? Seorang Angel diturunkan?" Bayangan itu mendekat. Memperlihatkan sosok asli dengan tubuh menyerupai manusia dan tanduk di kepala.

"Kau pasti sudah ternoda oleh dosa." pikirnya.


"Hei! Tidakkah kau melakukan pekerjaanmu sekarang?" Bayangan lain ikut ke arah mereka. Merubah diri dengan sosok yang sama. Sebelah tangannya memegang sabit panjang. "Oh, siapa dia?"

"Kau pasti takkan percaya. Aku Yonqin, siapa namamu?" Yonqin menjulurkan tangan namun hanya dibalas tatapan tak suka oleh sang puan. "Hendery," jawabnya singkat.

Merasa diabaikan, Yongqin menarik kembali tangannya tanpa masalah. Bayangan lain ikut memperkenalkan diri. "Aku Yangyang."

"Bagaimana kau bisa disini?" Yongqin melontarkan pertanyaan. Sudah lama dia tidak melihat Angel dihukum dan diturunkan. Mungkin sudah 450 tahun lamanya.

"Ada masalah. Daripada itu, apakah ada hal lain yang kalian ketahui agar aku bisa hidup disini?"

Bibir Yongqin menarik ke atas. "Tentu, tapi ini tidaklah mudah."


Yangyang hanya menghela nafas. Membiarkan Yongqin mengambil alih, toh dia tidak ahli dalam urusan sepertinya.








-AnDevil-












"Memakan jiwa, huh?"

Hendery tidak habis pikir dengan perkataan Hades -King Devil yang ditemuinya beberapa jam lalu. Matanya menilik ke arah perkotaan. Sekedar mencari sosok yang hisa dijadikan untuk santapannya.

"Hatimu benar-benar sudah gelap," seseorang berkomentar. Menyita perhatian Hendery sejenak. Itu adalah Yangyang, salah satu bocah Devil yang ditemuinya pertama kali. "Sejauh yang kudengar. Angel yang diturunkan ratusan tahun hatinya tidak segelap dirimu. Dia bahkan berkeinginan untuk kembali, tapi kau.." Yangyang menjeda kalimatnya. "Aku tidak melihat raut penyesalan di wajahmu."


"Wajahku tidak dipenuhi penyesalan tapi ketampanan, harusnya kau tau itu," balas Hendery narsis yang membuat Yangyang bergidik.

"Terserah. Ngomong-ngomong mendapat kontrak dengan manusia tidaklah mudah. Kau harus mencari manusia yang bisa melihatmu dan berkomunikasi denganmu. Ya, sayangnya tidak semua manusia diberkati keistimewaan seperti itu."


Hendery melirik tanpa peduli. "Terima kasih atas informasinya." Balasnya lalu langsung meluncur ke bawah dari menara setinggi 500 meter.

"Apa dia lupa kalau dia tak punya sayap sekarang," ucap Yangyang miris menatap Hendery yang akhirnya mencium permukaan trotoar.


"Kalau manusia, sudah pasti mati tuh."


















"Anakmu pasti mendapat kutukan," obrolan dari beberapa orang di resto menyita perhatian Hendery. "Ya, mungkin kau benar. Dia sangat aneh. Jika aku mengajaknya keluar, dia selalu bilang jika ada orang yang berwarna hitam, setelah mengatakan itu orang yang dimaksud jadi meninggal."


ANDEVIL Where stories live. Discover now