21. His past is a nightmare

2K 207 62
                                    

Sehun duduk di tepi danau luas dengan rumput hijau segar sebagai alas duduknya. Mengamati setiap hal disekelilingnya dengan ekspresi kagum, sangat cantik. Ia tak pernah ketempat ini sebelumnya. Angin sejuk berhembus menerpa setiap yang ia lewati, matahari bersinar cerah tetapi tak cukup panas untuk menyengat kulitnya yang terbalut kemeja putih. Matahari disini sangat hangat berbeda dengan di tempat tinggalnya. Sinar yellowish sang mentari yang jatuh seolah dipantulkan oleh jernihnya air danau di hadapannya. Sangat indah seperti permata yang bersinar. Di danau ini ada jembatan kecil yang menghubungkan daratan yang Sehun duduki dengan daratan yang ada di seberang sana. Sehun tidak tahu apa yang ada disana tapi yang pasti itu tak kalah indah dari tempatnya bersantai ini.

Di dalam danau sesekali ikan bermunculan menunjukan moncongnya. Di mata sabit Sehun itu bagaikan hiburan yang menyenangkan, Sehun menyukainya. Bunga berwarna warni ikut menghiasi setiap tempat terindah yang semasa hidupnya tak pernah ia temui ini. Sehun betah dengan tempatnya sekarang, meskipun sunyi dan hanya terdengar suara angin entah kenapa Sehun tak merasa kesepian. Ini menenangkan. Dan damai sekali.

"Shixunie..."

Sehun menoleh kebelakang saat ada yang memanggilnya dengan nama kecilnya dulu. Mata Sehun bertambah lebar ketika mengetahui siapa yang memanggilnya dengan lembut dan pelan. Dua laki-laki dengan senyuman lebar seolah menyambutnya berdiri disana, satu laki-laki sangat tampan dan disampingnya seorang laki-laki manis persis sepertinya. Baba dan mamanya, akhirnya ia dapat melihat mereka lagi setelah sekian lama.

"Baba mama" pekik Sehun senang, tubuhnya terasa sangat ringan untuk dibawa lari memeluk mereka. Menduselkan wajahnya disana dan menikmati rindu yang perlahan terobati.

"Aigo...uri Shixunie tumbuh menjadi namja cantik, ne" pujian dari mamanya membuat pipi Sehun merona, Sehun tertawa kecil dan melepaskan pelukannya untuk melihat secara langsung wajah wajah kedua orangtuanya.

"Ne, cantik seperti mama!" Senyum Sehun tak pernah berubah sejak kecil, ia akan menunjukan cengirannya saat memuji sesuatu.

"Anak baba memang sangat manis" Sehun terkikik geli ketika babanya mencubit kecil hidung bangir miliknya.

Sehun tidak ingat kapan terakhir kali ia tertawa lepas bersama kedua orangtuanya. Sudah sangat lama sampai otaknya tak dapat mengingat hal itu kapan terjadi.

"Shixun sangaaaat merindukan baba dan mama"

"Shixun kan selalu mengatakan itu ketika mengunjungi baba dan mama" kata babanya, meskipun dari luar babanya terlihat sangat garang tapi babanya adalah laki-laki paling lembut yang ia kenal, setelah mamanya pastinya.

"Ne! Shixun tak bohong soal itu!"

Lelaki manis yang masih menggenggam tangan Sehun tersenyum melihat tingkah manja anaknya, Sehun yang sudah 23 tahun tetaplah Shixun mereka yang manja seperti anak 5 tahun.

"Kemarilah sayang" Sehun mengikuti mamanya yang menuntunya untuk duduk dibawah pohon besar, bayang bayang pohon itu menghalau sinar matahari membuatnya sangat teduh dan sejuk dibawahnya.

Sehun duduk diantara baba dan mamanya. Tubuh mereka bersandar di batang pohon besar di belakangnya dan tangan Sehun yang terus memeluk mamanya erat-erat. Tangan satunya digenggam oleh babanya membuat kenyamanan Sehun berlipat ganda.

"Sehun senang berada disini?" Tanya sang baba

"Senaaang sekali, Shixun bisa memeluk mama dan baba langsung tanpa melalui foto" tubuh mamanya sama sekali tak berubah, masih tetap hangat seperti dulu, Sehun menyukainya

I Love You, My WifeWhere stories live. Discover now