CHAPTER 05 (revisi)

8.9K 850 20
                                    

Hari yang indah menurut sasuke namun berbanding terbalik dengan naruto, bagi naruto ini adalah hari yang buruk untuk dijalaninya.

Harusnya hari ini penghuninya hanya ada ia dan juga kurama, tapi kini ada satu orang yang bahkan kehadirannya tak naruto inginkan sama sekali.

Bukankah hari liburnya sangat menjengkelkan?

Sasuke hanya bisa bersantai sambil sesekali menatap remaja tersebut. Sungguh rasanya sasuke seperti jatuh dalam lubang yang bernama cinta, begitu menyenangkan dan hampir membuatnya gila.

"Berhenti menatapku begitu, itu membuatku risih" keluh naruto dan menggeser duduknya.

"Benarkah? Tapi ini tatapan penuh cinta dariku" ujar sasuke dengan percaya diri.

Naruto mual mendengarnya. "Jujur aku tak butuh tatapan cintamu itu"

"Aku tau kau malu untuk mengatakan jujur honey, tapi tak masalah memiliki istri tsundere cukup menarik bukan?" tanya sasuke dengan wajah santainya itu.

"Teme sialan ini benar-benar harus segera di obati" gumam naruto.

Naruto menghela nafas lelahnya. Seharian ini moodnya mendadak dipenuhi oleh rasa kesal, ia hanya ingin santai di hari libur sekolahnya.

Pasrah, lebih baik naruto bersiap membuat makan malam dan ditemani oleh kurama.

Sasuke yang tak memiliki kesibukan lain hanya berjalan kesana dan kemari didalam kamar naruto, melihat sekeliling kamar yang dipenuhi nuansa warna-warna cerah yang begitu menyilaukan mata.

'Dasar bocah' gumam sasuke yang melihat sebuah boneka rubah berukuran sedang diatas lemari pakaian.

Sasuke berhenti sejenak, menatap diam pada sebuah bingkai foto yang berdiri tegak di meja belajar bocahnya. Hingga beberapa saat suara langkah kaki mulai terdengar samar olehnya.

"Sensei makan malam sudah siap" ucap naruto lalu mengernyit heran pada sasuke yang tengah berdiri di hadapan meja belajarnya.

"Apa yang sedang sensei lihat?" tanya naruto penasaran.

Sasuke menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa, hanya sedang mencari sebuah buku laknat. Dan ternyata, kau cukup polos untuk memilikinya"

Naruto mengerutkan dahinya bingung, sasuke yang gemas hanya mendorong naruto lembut agar segera keluar dari dalam kamar.

Makan malam keduanya hanya di lakukan dalam keheningan, terbiasa menyelesaikan urusan makan terlebih dahulu barulah mereka berbicara.

Naruto merapihkan piring-piring yang telah keduanya selesai gunakan, namun sasuke segera menghentikan kegiatannya.

"Istirahat. Biarkan aku yang mencucinya" ucap sasuke dan mengangkat tumpukan piring kotor tersebut menuju washtafel untuk segera di cucinya.

Naruto hanya menurut, lagian tubuhnya memang sudha merasa letih. "Kurama selamat malam"

'Miauwww' seru kurama dan memasuki kandangnya.

Sasuke hanya bisa menggeleng, ia masih merasa bingung dengan respon kurama yang menurutnya terlalu patuh pada manusia.

Selesai dengan cucian piringnya, sasuke bergegas kembali kedalam kamar yang hanya disinari oleh cahaya redup. Dengan perlahan sasuke membaringkan tubuhnya diatas kasur, namun naruto terbangun.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya sasuke lalu membaringkan dirinya dengan posisi menyamping.

"Aku belum sepenuhnya tidur" jawab naruto dengan nada mengantuknya.

Sasuke merapatkan dirinya pada naruto, yang mana membuat remaja pirang tersebut refleks menghindar jika saja sasuke tak langsung memeluk bocah tersebut.

"Tidur. Besok kau harus masuk sekolah" ucap sasuke dengan nada yang lembut.

"Dengan posisi ini?" tanya naruto.

Sasuke mengangguk. "Memangnya kenapa, saat kita menikah nanti kita akan tidur seperti ini setiap malam"

"Siapa juga yang berniat menikah denganmu?" tanya naruto lagi hendak protes, namun sasuke lebih cepat membungkam bibir tersebut dengan jarinya.

"Shhhtt, sudah terlalu larut untuk bersuara" bisik sasuke.





Bersambung

Chapter revisi, jangan lupa buat vote dan komentarnya <33

LEMON ICE [✔]Where stories live. Discover now