BAB 20

3.4K 213 18
                                    

Happy Reading!

Aku keluar dari ruangan pak Teddy dengan wajah cemberut.

"Kok cemberut Ayy?" tanya Anjani dengan wajah panik.

Aku tertawa saat melihat wajahnya itu. Kayanya aku memang gak bakat menjahili Anjani deh.

"Kok?!" tanya Anjani bingung. Pasalnya wajahku tadi sedih, lalu berubah 180° sekarang.

"Ayo ayo jangan disini dibahasanya. Nanti kedengeran dari dalam"
Aku menarik lengan Anjani untuk menjauhi ruangan pak Teddy dan kembali ke kelas.

Dan aku pun menceritakan apa yang terjadi di dalam ruangan pak Teddy tadi.

"Ya Allah, Alhamdulillah. Coba kalo gak lancar gimana?!" aku melotot mendengarnya.

"Ih masa doainnya gitu!" Protesku pada Anjani.

"Aku gak doain gitu lah!. Kan khawatir doang sama kamu!" omel Anjani padaku.

"Iya iya, makasih udah khawatir sama aku. Uww sahabat aku ini paling topp deh" ucapku sembari mengacungkan kedua ibu jari.

Anjani hanya mendengkus kesal, "Dasar"

"Nanti aku traktir deh! Minuman ajah ya. Lagi hemat nih" bujukku pada Anjani.

"Nah. Boleh tuh" ucap Anjani sambil menunjukkan deretan giginya itu.

"Sttttt" salah seorang mahasiswa mengingatkan. Aku langsung menoleh kedepan.

"Eh dosennya udah dateng. Jangan ngajakin ngobrol lagi ah" ucapku pada Anjani.

Anjani hanya memutar bolamata malas. Aku terkekeh pelan melihatnya.

"Ayy main dulu yu, sebentar ajah" ajaknya saat aku sedang merapihkan barangku.

Aku mengernyitkan dahi, "Main?! tumben-tumbenan seorang Anjani main sepulang kuliah" kataku, berniat meledeknya.

"Aku juga remaja pada umumnya kali, masa mau main gak boleh" katanya dengan memutar bola mata malas.

Aku terkekeh, "Dimana?"

"Wih mau! Keren juga kamu Ayy" sorak Anjani yang membuat aku bingung.

"Lah kok keren?. Masa main ajah keren" tanyaku bingung.

"Seorang Ayla main" ucap Anjani, mengikuti gaya bicaraku.

"Ckkh" bola mataku berputar malas saat melihat kelakuannya.

Kami pun tertawa bersama.

"Yaudah yu kerumah aku ajah" usul Anjani.

Aku mengangguk, "Boleh! Yuu" jawabku penuh semangat.

Berarti hari ini perdana aku main ke rumah Anjani. Semoga aku sama Anjani bisa bersahabat seterusnya.

Kami pun berjalan keluar kelas beriringan, "Dirumah kamu ada siapa ajah?" tanyaku.

"Ada mamah, ada bapak, ada mas ada adek" jawab Anjani.

"Wihh seru dong! rame banget" kataku heboh.

"Ya gitu deh. Tapi kadang ngeselin juga, soalnya mas sama adek aku iseng" jelas Anjani. Aku jadi teringat mas Adam, dia juga jahil sekali orangnya.

"Ke kantin dulu sebentar. Biar gak hutang, aku beliin kamu jus dulu. Mau apa?" tanyaku pada Anjani. Dari pada besok-besok takut lupa. Hutang harus segera dibayarkan.

"Mau jus Alpukat deh"

"Okeh, yu ke kantin dulu" ajakku pada Anjani.

Aku pun memesankan jus dan Anjani duduk di kursi. Setelah sekitar kurang lebih 5menit, jus pesananku sudah jadi, "Terimakasih bu, ini uangnya" aku memberikan uang pecahan 20.000.

Assalamu'alaikum Dokter!Where stories live. Discover now