child - 12

3.5K 334 17
                                    

haechan sakit.

bukan sakit yang membuatnya harus terbaring lemah. tapi, cukup membuatnya kesulitan melakukan pekerjaannya di kesehariannya.

kulitnya merah-merah dan terasa amat panas juga gatal. sesekali dirinya tak sadar menggaruknya terlalu keras hingga meninggalkan luka gores karena kukunya. merasa sedih karena tak bisa merawat diri sendiri.

menurut diagnosis dari dokter kulit yang baru haechan datangi tadi, kemungkinan ada unsur di dalam air yang biasa ia gunakan yang menimbulkan alergi pada kulitnya yang sensitif.

haechan tersadar dari lamunannya dari memikirkan kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi dengan air di rumahnya dan berniat mengganti tandon penampungan ainya, saat dirinya sudah sampai di tempat penitipan chenle di dekat sekolahnya.

"tadi sudah ada yang menjemputnya, orang tadi mengatakan adalah saudara tuan mark"

dan haechan rasanya ingin memarahi sosok yang menjadi pengurus di tempat penitipan itu. bagaimana sosok ini bisa yakin orang tadi memang mengenal mark!?

dengan cepat dirinya meninggalkan tempat penitipan dan segera menuju rumahnya sambil mencoba menghilangkan segala pikiran negatif yang menyerangnya.

haechan tak bisa menahan rasa paniknya lagi saat dirinya mendapati pintu rumahnya yang tak terkunci. dengan cepat kakinya melangkah ke kamar chenle yang terdengar suara gelak tawa khas anak gadisnya tersebut.

"wah, pupu sudah tiba, chenle"

haechan sempat membeku begitu mendapati chenle yang tertawa riang berada dalam pelukan seseorang yang begitu di kenalinya. namun, detik itu juga dirinya langsung berlari dan menarik paksa chenle, membawanya pada gendongannya dan mengeratkan pelukannya hingga anak gadisnya itu menangis karena kaget dengan apa yang ibunya ini lakukan.

"apa yang kau lakukan, kak!?," Tanya haechan setengah berteriak dengan wajahnya yang sudah memerah. tangannya dengan panik memusut punggung chenle berusaha menenangkan anak gadisnya yang semakin kuat menangis karena teriakan haechan.

"aku hanya membantumu jemput chenle, haechan. bukankah sulit merawat anak gadismu seorang diri saat suami dan dirimu sendiri sibuk bekerja? tawaranku masih sama, haechan.." jungwoo bangkit dari kasur chenle dan berdiri berhadapan dengan haechan yang hampir mengeluarkan air matanya.

"maaf, kak.. bisakah tinggalkan rumah ini sekarang juga," pinta haechan dengan tegas. hidungnya terasa sudah tersumbat dan membuatnya sesak.

"cih, lihat anakmu menangis karena dirimu sendiri dan sekarang justru menyalahkan diriku," ucap jungwoo sambil melipat kedua tangannya dan melangkah lebih mendekat pada haechan.

"kak.. kumohon.." tangannya memeluk chenle semakin erat hingga anak gadisnya itu menangis semakin kencang dengan sesenggukan yang semakin terasa.

"cepat atau lambat kau akan menyerahkan anak ini, haechan. pegang kata-kataku"

dan begitu jungwoo sudah meninggalkan kamar chenle. haechan langsung melonggarkan pelukannya itu, membawa dirinya dan chenle duduk di sisi kasur.

"maafkan, pupu"

"maafkan, pupu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang