1. Sikap Sebagian Umat Islam Terhadap Aliran dan Pemikiran Sesat

19 2 0
                                    

Sikap Sebagai Umat Islam terhadap Aliran dan Pemikiran Sesat

Mon 20 February 2006 | Aqidah > Aliran-aliran

Pertanyaan : 

Assalamu Alaikum wr. wb. Ustadz

Makin hari mulai makin terasa berat saja ya ustadz yang dihadapi Islam akhir-akhir ini. Munculnya ajaran-ajaran yang membawa nama Islam tetapi yang tidak mengakui Nabi kita Muhammad SAW sebagai nabi terakhir lah, atau sholat yang mulai dilakukan secara aneh-aneh lah, atau yang tidak perlu puasa Ramadhan lah, tetapi mereka menjalankan ajarannya layaknya seperti ajaran Islam. Apa itu semua trik kaum kafir untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang murni, atau ada fenomena apa, ya ustadz? Atau ini tanda-tanda akhir zaman? Lalu bagaimana kita sebagai muslim untuk menyikapinya?

Demikian saja ustadz, Wassalamualaikum wr. wb.

Jawaban : 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Boleh saja sebagian di antara kita menganalisa demikian, misalnya semua ini adalah trik musuh-musuh Islam, atau bahkan juga merupakan tanda-tanda akhir zaman. Namun lepas dari semua analisa itu, ada satu hal yang juga jangan sampai kita lupakan. Yaitu akar permasalahan dari semua ini.

Berbagai macam penyimpangan itu semestinya tidak perlu tersiar bila saja umat Islam ini punya sistem 'kekebalan' aqidah. Di masa rasulullah SAW, nyaris tidak pernah kita dapati kasus penyimpangan paham yang aneh-aneh seperti sekarang ini, demikian juga di masa para khulafa ar-rasyidun, bahkan juga pada masa-masa salafuna ash-shalih.

Mengapa demikian? Jawabnya karena di masa itu, Islam diajarkan dengan sangat efektif kepada semua lapisan umat. Akses untuk mengenal ajaran Islam sedemikian terbuka, sehingga nyaris tidak ada tempat lagi buat syetan untuk mengisi kekosongan aqidah umat.

Sebaliknya yang terjadi masa sekarang, suburnya berbagai macam bentuk penyelewengan pemikiran di tengah milyaran umat Islam justru dikarenakan lemahnya sistem kekebalan (immunitas) umat dari sisi aqidah.Begitu banyak umat Islam yang jahil terhadap agamanya sendiri.

Dan penyebabnya mudah ditebak, ya karena akses umat Islam untuk bisa belajar agama Islam nyaris tersumbat seluruhnya, kecuali lewat lubang-lubang jarum yang nyaris tidak mungkin bisa dilewati. Kalau Nabi Muhammad SAW telah mewajibkan seluruh umat Islam untuk belajar agamanya, justru umat Islam nyaris tidak pernah mengupayakannya.

Menuntut ilmu hukumnya fardhu bagi tiap-tiap muslim (HR. Ibnu Majah)

Lembaga/ Institusi Pendidikan Agama

Namun umat Islam kini justru tidak punya lagi institusi untuk mengajarkan Islam secara serius. Agama Islam tidak diajarkan di sekolah-sekolah, kecuali hanya sekedar basa-basi. Bahkan malah muncul ide untuk memisahkan sekolah agama dan sekolah umum, seolah agama tidak perlu diajarkan kecuali buat mereka yang mau mempelajarinya saja.

Pelajaran pendidikan agama Islam sejak dari SD hingga perguruan tinggi sama sekali tidak pernah berhasil mengajarkan agama secara proporsional. Bahkan sekedar memastikan bahwa umat Islam bisa membaca Al-quran sekalipun tidak pernah ada pertanggung-jawabannya.

Urusan belajar agama seolah menjadi urusan masing-masing, negara dianggap tidak punya kewajiban untuk mengajarkan agama. Dan nyatanya memang negara ini tidak pernah mendirikan sekolah agama, madrasah, pesantren atau bahkan masjid sekalipun. Kalau di negeri ini ada masjid, madrasah, pesantren dan sebagainya, semua itu hasil infaq, waqaf dan patungan sukarela umat Islam sendiri. Padahal yang membayar pajak dan membiayai penyelenggaraan negara adalah umat Islam.

مختصر لمادة ؛ علم التوحيد | Ringkasan Pelajaran Ilmu TauhidWhere stories live. Discover now