03. TURNAMEN

614 50 5
                                    

"Kemenangan bukan untuk dibanggakan, dan kekalahan bukan untuk disesali."

-Rafael Aditya

☯HAPPY READING☯

Dua Minggu semenjak pengumuman adanya pertandingan persahabatan antara SMA Cakra Mandala dan SMA Tunas Harapan, kedua tim berlatih dengan keras. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu sekaligus sebagai hari pembuktian apakah usaha mereka akan membawa kemenangan atau justru sebaliknya.

Soraya duduk di sofa dengan mata fokus menatap layar laptop yang tengah menampilkan drama Korea terbaru. Sesekali ia cekikikan hingga tersedak cemilan yang dimakan karena rusuh. Tanpa mempedulikan waktu yang terus berlalu, gadis itu tampak tak ingin bangkit dari tempatnya.

"Loh Rara belum siap-siap?" Sang bunda yang tengah bersiap-siap untuk bekerja keheranan melihat putri satu-satunya masih duduk santai di rumah.

"Mama kalau mau berangkat, berangkat aja. Soraya nanti naik ojol, soalnya di sekolah ada pertandingan basket jadi muridnya boleh berangkat siang." Cewek itu nyengir pada sang ibu setelah menjeda drama koreanya.

"Oh ya udah, Mama langsung berangkat aja. Kamu hati-hati ya." Dini mengecup puncak kepala Soraya, lalu pergi.

Soraya tersenyum tipis melihat kepergian mamanya, kemudian ia melihat arloji dan langsung menutup benda persegi itu. Soraya bergegas keluar untuk memesan ojol dan pergi ke sekolah selepas tau dirinya hampir terlambat.

Suasana di SMA Cakra Mandala begitu ramai, suporter dari kedua tim sudah berkumpul rapi di tribun. Soraya melangkah pelan sembari mencari Keyla dan Illy di antara lautan manusia yang duduk di kursi penonton.

"Ray! Soraya, sini!" Suara Illy mendorong Soraya untuk segera mendekat.

"Lama banget sih! Untung belum mulai," omel Keyla seraya menarik tangan Soraya untuk duduk.

"Tadi kelewatan pas nonton drama." Soraya tersenyum nakal sampai giginya terlihat.

"Selamat pagi sahabat Mandala!!! Wahhh kelihatannya antusias banget nih buat nonton pertandingan basket paling bergengsi tahun ini." Komentator menyapa penuh semangat, membangkitkan gairah pada pagi yang cerah. "Oke tidak perlu banyak cingcong, mari kita tonton pertandingan yang kita tunggu-tunggu! LET'S GO!"

Suara gemuruh penonton terdengar seiringan dengan suara komentator yang hilang ditelan udara. Beberapa dari mereka mulai mengeluarkan poster juga bendera untuk memeriahkan suasana. Bahkan di sisi tribun kanan terdapat sekelompok siswa yang siap memukul berbagai jenis drum di depannya.

Pritt.

Peluit dibunyikan bersamaan dengan dilakukannya jump ball. Rafael selaku penyerang mengayunkan tangannya ke atas dan meraih bola jingga itu. Dia men-dribble bola ke depan dengan hati-hati sembari menunggu teman-temannya membantu penyerangan.

Menit demi menit berlalu, pertandingan berlangsung sengit. Di putaran yang ke empat ini, SMA Tunas Harapan berhasil memimpin meskipun hanya selisih dua poin.

"Daniel! Daniel! Daniel!" Sorak penonton terdengar menggelegar saat Daniel berusaha menerobos tim lawan.

Meskipun Daniel merasa tersanjung dia tetap fokus pada tujuannya. Laki-laki itu berhenti dan memantulkan bola di tempat. Matanya berkeliaran, mencari teman satu timnya yang tak dikawal. Daniel memutuskan untuk menangkap bola dan memberikannya pada Rafael yang sudah menunggu di dekat ring.

Dengan penuh perhitungan Rafael memfokuskan pandangannya pada ring basket di depan. Laki-laki itu mengayunkan tangannya lalu melempar bola jingga itu dengan harapan menambah poin.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang