Sembilan Belas

97 23 14
                                    

Selamat membaca ^^
Mohon maaf bila ada typo 🙏










Selamat membaca ^^Mohon maaf bila ada typo 🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Di kampus, Ataya selalu menghindari Arvin. Sella yang tidak tahu apa-apa menjadi bingung. Apa yang terjadi sebenarnya dengan Arvin dan Ataya.

Selesai kelas, yang biasanya Ataya selalu merengek ke Sella untuk mengantarnya ke fakultas Arvin, kali ini diam seribu bahasa dengan kepala yang ia tidurkan di atas mejanya.

“Ya, kenapa, sih?” tanya Sella.

Ataya menggeleng. Sudah puluhan kali Sella bertanya seperti itu, dan Ataya hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya saja.

“Ya, gak biasanya lo kaya gini,” tutur Sella.

Ataya mengangkat kepalanya, kemudian menatap Sella. “La, kalau pacar lu bohong, lu bakal kecewa, gak?” tanya Ataya.

“Kalau misalnya gue punya pacar, dan pacar gue bohong, gue bakal kecewa sih. Apalagi bohongnya masalah yang serius. Emangnya, kenapa?” tanya Sella balik.

“Gue sebenarnya curiga sama Arvin, La.” Baru kali ini, Sella mendengar keluhan Ataya tentang hubungannya.

“Curiga kenapa? Harus lu bicara sama dia baik-baik. Gue kenal lu Ya, lu gak mungkin ngambek sama Arvin, sebelum kalian berdua menyelesaikan masalahnya,” celetuk Sella.

“Gue udah bicara baik-baik sama Arvin. Dia gak mau jujur, La. Dia kemarin malah marahin gue, seolah, gue yang salah. Padahal, dia yang nyembunyiin sesuatu dari gue,” ucap Ataya yang sudah banjir air mata.

Sella refleks memeluk Ataya. Baru kali ini, Sella melihat Ataya menangis karena Arvin, yang sudah beberapa tahun belakangan ini, mereka sangat jarang bertengkar, apalagi sampai membuat Ataya menangis seperti ini.

“Kalau benar Arvin menyembunyikan sesuatu, gue yakin, dia gak mau buat lu terluka, Ya. Gue kenal Arvin, dia gak mau buat lu sedih,” ungkap Sella.

Ataya masih menangis dalam pelukan Sella. Semalam, ia terus menangis dan mengabaikan panggilan telepon dari Arvin. Ia juga tidak keluar kamar, sehingga orang rumah khawatir dengan Ataya.

“Sella!” panggil seseorang di pintu kelas.

Sella yang merasa terpanggil langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat Arrayan dan Elang yang sedang berdiri sambil melambaikan tangannya pada Sella.

Sella hanya berbicara tanpa suara, yang mengartikan, ada apa? Dan di balas dengan Arrayan yang menunjuk Ataya.

Sella langsung mengerti. Pasti, mereka berdua ingin membicarakan tentang Ataya dan Arvin. Sella kemudian mengangguk dan meminta waktu untuk berbicara pada Ataya sebentar.

“Ya, gue ke toilet dulu, ya.” Ataya hanya mengangguk dan melepaskan pelukannya, tanpa melihat Sella.

Sella sedikit berlari ke arah luar, lalu menghampiri Arrayan dan Elang yang sudah menunggunya di depan toilet.

Võiltus [HWANGSHIN] ✔Where stories live. Discover now