24

3.1K 367 43
                                    


Jeongguk sebenarnya tidak dengan cepat segera mengejar Taehyung setelah Namjoon berkata untuk mengejarnya.

Jeongguk tetap menunggu Taehyung di rumah. Maka ia semakin khawatir kala malam datang dan Taehyung tak kunjung pulang. Ia mulai menyalakan pelacak yang ada pada jam Taehyung.

"H-Hotel?" Jeongguk membulatkan matanya.

Jeongguk dengan cepat bersiap dan menyalakan motornya. Segera keluar dari rumah. Tak lupa mengunci rumah dan sebagainya.

"I'm coming Taehyung..." Gumamnya dengan nada khawatir.

Jeongguk sampai di hotel yang ia tuju. Kemudian segera mengikuti hasil lacakannya. Jeongguk sudah sampai di depannya.

"Tidak mungkin aku akan membuat kerusakan di sini," Jeongguk mengepalkan tangannya.

Jeongguk berpikir keras.

"Taehyungie,"

Samar-samar Jeongguk mendengar suara laki-laki dari dalam kamar tersebut. Jeongguk mencoba mempertajam pendengarannya. Berhenti berjalan acak di depan kamar itu.

"Ayo kita bersenang-senang bersama,"

Jeongguk membulatkan mata dan dengan cepat memanggil salah satu pelayan hotel yang baru saja lewat. Meminta tolong untuk membantunya membuka pintu ini menggunakan master key. Maka setelah terbuka, Jeongguk segera masuk ke dalamnya.

Mendapati Taehyung yang terikat dan mulutnya yang ditutupi selotip. Dan seorang pria yang mau menyerang Taehyung.

"Sialan-" Jeongguk meninju laki-laki di depannya. Sampai pria itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Wow! Wow! Wow! Siapa kamu ha? Berani sekali masuk tanpa izin!" Laki-laki itu berdiri.

"Aku pacarnya! Kenapa?! Ada masalah?! Keluar kamu!" Jawab Jeongguk. Menunjuk ke arah pintu kamar hotel. Menyuruh si Pria ini keluar.

"Memang kenapa kalau aku tidak keluar? Kamu akan menghabisiku?" Tanya Laki-laki itu.

"Aku akan menghabisi karirmu. Jadi kamu terluka di dalam." Jeongguk mendekat. Ke arah kasur. Mengambil kartu nama laki-laki ini dari saku kemejanya. "Kamu tahu? Terluka di dalam lebih menyakitkan dan worth it daripada aku harus menghabisimu,"

"Haruskah aku memanggil polisi? Maksudku-kamu sudah mau menyakiti pacarku," Jeongguk memasukkan kartu nama laki-laki ini di saku mantelnya.

"Haha, pertama kamu harus menghormatiku terlebih dahulu, aku lebih tua darimu. Lihat-" Pria itu menunjuk ke arah saku mantel Jeongguk.

Jeongguk mengambilnya dan melihatnya. Kemudian menyeringai. "Oh, hyung, siap saya panggilkan polisi?"

Jeongguk membuka ponselnya. Mengetik sebuah nomor dan meneleponnya. "Yeoboseyo?"

"Ah- iya, iya. Saya-saya tidak akan menyakiti pacar anda lagi," pria itu memohon pada Jeongguk.

"Pergi. Sampai muncul lagi kau dihadapanku," Jeongguk berjongkok di hadapan pria yang sudah duduk tadi. "I'm gonna end your whole career,"

"Bayar hotelnya, dan bersiaplah mendapatkan penurunan dalam karirmu," ujar Jeongguk berdiri lagi. Jeongguk melirik ke arah pria itu yang menatap ke arah Taehyung. "Kalau tidak pergi sekarang kamu tidak punya harapan besok,"

Pria itu dengan cepat memakai kemejanya dan keluar. Jeongguk kembali menatap ke arah Taehyung yang sudah menangis tersedu-sedu. Kemudian menghampirinya.

"Jangan menangis, aku di sini. Ayo pulang," ajak Jeongguk. Melepas kain yang mengikat tangan Taehyung dan selotip di mulut Taehyung.

"Ayo, pakai bajumu," Jeongguk menyodorkan baju Taehyung.

Taehyung segera memakai bajunya. Baru saja mau turun dari kasur, Taehyung terkejut karena Jeongguk bersiap menggendongnya. "Ayo naik ke punggungku, aku akan menggendongmu,"

Taehyung mengangguk. Kemudian naik ke punggung Jeongguk dan memeluk leher Jeongguk. Menyandarkan kepalanya di pundak Jeongguk.

"Beruntung aku memberimu jam saat chuseok kemarin," ujar Jeongguk.

"Kenapa kamu datang?" Tanya Taehyung.

"Tentu untuk menyelamatkanmu, kamu harus benar-benar mendengar penjelasanku, baru kamu bisa memutuskan mau putus sama aku atau mau lanjut," jawab Jeongguk.

Taehyung terdiam. Mengeratkan pelukannya pada leher Jeongguk. "Maaf," gumamnya.

"Iya, nggak papa. Aku bawa motor ke sini, nggak papa? Kupikir kalau dari rumahku ke sini akan lama kalau pakai mobil," Jeongguk bertanya.

"Eum. Gwaenchanha," jawab Taehyung.

Jeongguk mendudukkan Taehyung di jog belakang motornya. "Dingin? Mau pakai mantelku?" Tanya Jeongguk sembari menyodorkan helm pada Taehyung.

"Nggak, nggak, ini udah hangat," jawab Taehyung.

"Oke," Jeongguk mulai duduk di motornya. Kemudian menyalakan motornya.

Taehyung sebenarnya merasa sedikit kedinginan selama perjalanan. Jadi ia pikir, mungkin kalau ia memeluk erat Jeongguk, ia akan merasa lebih hangat. Maka Taehyung memeluk Jeongguk. Erat.

Jeongguk yang dipeluk sedikit terkejut. Namun berakhir tersenyum kecil. Beruntung dia bisa membereskan ini semua sebelum terlambat.


...

a/n : aku nda tau cara bikin konplik ah :(
Males hwowkwowwkow
Aku akhir-akhir ini pen kali ngobrol ma klean :v
Gimanaa coba caranya- hwkwk

Radar • kv • [END]Where stories live. Discover now