02

6 1 0
                                    

Istimewa satu kata untuk mu

Tok tok tok
Ketukan dari arah jendela, Venan pun sudah menduga yang akan datang siapa lagi kalau bukan Fano

"Ngapain kesini?" Tanya Venan dengan jutek, dia memang beberapa hari ini marah dengan Fano

"Vee lo masih marah ya soal kemarin maaf deh, janji gue gak akan makan coklat lo lagi. Sebagai gantinya ini gue bawain coklat satu plastik" Venan menatap plastik berisi coklat itu dengan binar, Venan memang penggemar coklat. Dia memiliki prinsip coklat yang sudah ada ditangannya tidak akan pernah dia lepas

Selama ini tidak ada satu orang pun yang menghalangi prinsipnya tapi ternyata ada yaitu sahabatnya sendiri Fano. Maka dari itu Venan marah pada Fano sampai dia memukul dan mencekik Fano agar memuntahkan coklatnya.

Sebenarnya tak masalah dengan coklat, tapi sebagai pria sejati Venan merasa harga dirinya tercoreng karna ada seorang yang mematahkan prinsipnya.

"Hem, gue maafin" kata Venan dengan nada datar

"Kalau di maafin senyum dong jangan bete gitu" ucap Fano

"Hemm" gumam Venan, saat sedang memandang Fano, dia teringat sesuatu. Lalu dia mendekat pada Fano jarak Meraka pun hanya beberapa senti, Venan seperti memperhatikan sesuatu

"Ekhem, lo ngapain deket deket gue"kata Fano sedikit gugup.

"Fano ayo ciuman" ucap Venan membuat Fano kaget

"Lo-lo gilaa" heran Fano, sambil mendorong kepala Venan menjauh, tak habis pikir bisa bisanya Venan berkata seperti itu

"Kata Japri kalo mau keliatan lebih tangguh harus bisa ciuman, jadi ajari gue ya" pinta Venan

"Gak mau, sono minta ajarin si Japri aja, kan dia yang ngasih tau lo" ucap Fano

"Gak mau ntar dikira homo lagi gue, mending sama lo lebih keliatan perkasa gue" kata Venan dengan tenangnya

"Kalo sama si Japri Lo kata homo, gue apaan dong"

"Lo kan cewek gimana sih"

"Gue cowok woyy ,Lo tu yang cewek gak sadar diri emang" kata Fano

" Cih apaan sih lo" kata Venan beberapa detik lalu berkata " ayo taruhan kalo lo yang menang Lo boleh minta apapun yang lo mau, tapi kalo lo kalah lo harus ngajarin gue ciuman" ucap Venan

"Oke, gue setuju. Apaan nih taruhannya" kata Fano dengan tersenyum licik

"Besok gue kasih tau. Pulang sono, dah malem anak cewek gak baik keluyuran malem malem, gue juga udah ngantuk" kata Venan lalu menguap

"Ck susah ngomong sama kucing utan, ya udah gue pulang. Night Veve"

"Iya gue tau ini malem" ucap Venan mulai mengunci jendela saat Fano sudah pergi

Sedangkan Fano hanya mencibir lalu mulai menuruni tangga dan masuk melalui balkon kamarnya yang berada sebrang kamar Venan

πππππ

Dasar anak gak berguna

Kalau bukan karena kakek kamu, mungkin kamu sudah mati

Andai saja kamu laki laki-

Mimpi yang sama beberapa tahun lalu kini terulang lagi, peluh keringat membasahi wajahnya pandangannya kosong. Bibir bergetar, pelan pelan tangannya memegang kepala, isakan kecil mulai keluar dari bibir mungilnya

Isakan kecil berubah jeritan keras
"Aaaaaaaraargh" air mata mulai membanjiri pipinya

Dari arah pinta ada suara ketukan "non, non Venan kenapa?"kata bi Nina

"AaaaaaaraarArgh" tangan Venan mulai menarik rambutnya lebih keras, pandangannya tetap kosong

"Noon.." karena khawatir bi Nina masuk ternyata pintunya tidak dikunci

"Ya Allah non, non kenapa" kata bi Nina sambil menenangkan Venan

"Bii... Aku salah ya.., maafin aku.. hiks maaf.. maaf..maaf hiks maaf.." ucap Venan menatap bi Nina dengan pandangan kosong

"Udah non, non jangan mikir yang aneh, sekarang non mandi ya ini udah siang waktunya non berangkat sekolah"kata Bi nina sambil menuntun Venan ke kamar mandi

Sesudah mandi Venan bergegas memakai seragam lalu bercermim
"Wah otot gue udah makin menonjol aja nih, bakal kuat lah buat jotos Fano sebagai bahan percobaan" kata Venan sambil memegang lengan kirinya yang mungil

Merapikan rambut sepunggungnya lalu mamakai topi dengan gaya menyamping. Setelah selesai Venan turun menuju meja makan untuk sarapan, disana sudah ada Ayah dan Bundanya.
"Non ayo duduk sini, ini roti sama susunya dimakan ya non biar tambah kuat" kata bi Nina

"Makasih bi" ucap Venan sambil tersenyum

Cih decihan Bundanya terdengar sambil menatap sinis Venan

"Nanti malam datang ke rumah Ibu saya, ada pesta keluarga. Kalau bukan ajakan dari Ibu saya, saya gak Sudi bawa kamu" kata pedas dari Rido Ayahnya Venan

"Iya pa" jawab Venan sambil menunduk melahap rotinya

"Oh ya satu lagi, kamu berangkat sendiri naik apa terserah. Yang jelas bukan satu mobil dengan saya" kata Rido

Venan hanya menganggukkan kepala, cepat cepat menghabiskan rotinya. Lalu beranjak dari duduk untuk pamitan

"Yah Venan pamit berangkat sekolah" kata Venan mengulurkan tangan untuk pamitan

"Ya udah sana, gak Sudi saya di pegang kamu" kata Rido

Venan pun melangkah menuju Bundanya "Bun-" ucap Venan belum selesai karena Dina sudah melengos pergi

Venan hanya menghela napas lalu pamitan kepada Bi Nina "Venan pamit ya bi" kata Venan sambil mencium punggung tangan bi Nina

"Iya non" ucap bi Nina "yang sabar ya non"lanjut bi Nina dalam hati.







TBC






Jangan lupa vote and Comen


Selesai pukul 09.10
Rabu, 29 April 2020
Jumlah kata 801

AwarenessWhere stories live. Discover now