Chungha cuman bisa diem setelah mengetahui bahwa Minseo—adalah cinta pertama sekaligus mantan Seungyoun yang paling susah dia lupain.
Emang Seungyoun gak pernah cerita, tapi Jinhyuk pernah bilang begitu. Walaupun gadis itu tak tau detailnya, tapi setidaknya sudah cukup jelas bahwa Seungyoun sangat mencintai Minseo. Walaupun itu dulu.
Jadi setelah Jinwoo tertidur pulas, Chungha izin pulang dari apartemen Seungyoun. Ia sepertinya sudah muak. Tak bisa dihindari, rasa cemburu itu memang muncul di hatinya.
"Cho, gue balik ya?"
"Lah kenapa balik, Chung?"
"Uhm... gue ada janji sama temen kos gue."
"Malem-malem jam 11 gini?"
"Ya engga juga sih,"
Seungyoun tersenyum, lalu meraih tangan Chungha dan menariknya ke dalam.
"Udah yaaa sekarang disini dulu. Besok lo mau kemana aja gue anterin."
Chungha tersenyum kecil, lalu masuk ke kamar dimana Jinwoo tidur. Ia segera menutup kamarnya, menahan air matanya.
"Chung, ga mau nonton film dulu nih sama gua?" teriak Seungyoun di bawah, dari arah druang tengah.
Chungha yang matanya sudah berkaca-kaca di kamar itu menahan nafasnya.
"Engga deh, Cho. Capek." balasnya.
Tumben, gumam Seungyoun sembari lanjut memakan cemilan di tangannya. Tak lama kemudian handphone yg ada di meja berbunyi.
Minseo.
"Ngapain ya nih cewek?" gumam Seungyoun.
Minseo
| youn, besok sibuk nggak?
| diajak mama sama keluarganya tante gue makan malem
Seungyoun
lo jadi pindah kesini? |
ya ampunnnn keluarga lo masi inget sama gue? |
Minseo
| iyalaaah
| dateng ya?
Seungyoun
siap tuan putri |
°°°
"Anterin gue ke rumah Jinhyuk." ucap Chungha tiba-tiba keesokan paginya.
Seungyoun mengeryitkan dahinya, "Kan Jinhyuk pulangnya nanti sore, Chung."
"Pokoknya gue mau pagi ini ke rumah Jinhyuk sama Jinwoo."
"Ya gak bisa lah, Chung..."
"Gue udah nyuruh Jinhyuk balik pagi ini." balasnya dingin.
"Kalo kita kesana, dia belom dateng gimana?"
Chungha mendengus, "Ya terserah! Pokoknya gue mau kesana."
"Chung, lo kenapa sih... Gue ga paham." Seungyoun mencoba meraih tangan Chungha mamun ditepis pelan oleh gadis itu.
"Anterin gue kesana, sekarang."
Seungyoun menghela nafasnya berat.
"Oke, tunggu disini ya."
°°°
Sesampainya di rumah Jinhyuk, untunglah si pemilik sudah datang. Ia langsung menyambut anaknya itu dan menggendongnya. Sedangkan Seungyoun pamit duluan.
"Guys, gue duluan ya. Ada urusan sama temen."
Jinhyuk mengeryit, "Ga kayak biasanya lo. Buru-buru banget, gamau main PS dulu nih disini?" tawarnya
"E-engga deh, keburu telat. Maafin yaa, gue duluan!"
Seungyoun segera masuk ke mobilnya lalu bergegas menuju rumah Minseo. Sedangkan Chungha hanya bisa diam menyaksikan tingkah lelaki itu.
"Chung, kenapa?" tanya Sejeong.
Chungha hanya bisa menggeleng lemas. Sedangkan Jinhyuk yang sedang menggendong Jinwoo hanya menggelengkan kepalanya heran.
"Hey, gak ada gunanya nangisin berandal kayak Seungyoun."
Chungha menyeka air matanya, "G-gue nggak nangis."
"Minseo kan?" tebak Jinhyuk.
Chungha mengangguk pelan. Air matanya mulai turun lagi.
"Minseo itu mantannya Seungyoun. Mereka putus gara-gara Minseo pindah. Udah bertahun-tahun mereka gak pernah ketemu. Dan sampai sekarang Seungyoun masih belum bisa suka sama cewek lain." Tutur Jinhyuk. "Kecuali lo, Chung." lanjutnya.
"Hah?"
"Sejak putus sama Minseo, Seungyoun godain banyak cewek, tapi belom ada yang bener-bener dia deketin. Udah 5 bulan dia ngejar-ngejar lo, Chung. Gue kira lo gak peka, atau mungkin gak peduli. Tapi buktinya pas Seungyoun diajak ketemuan mantannya, lo nangis kejer begini."
Tangisan Chungha makin keras. Sejeong khawatir dan memeluk sahabatnya itu sambil mengisyaratkan Jinhyuk untuk diam.
"Chung." panggil Sejeong setelah tangisan temannya itu mereda.
"Ya?"
"Lo cuma punya satu kesempatan."
"Hah? Kenapa?"
"Sebelum Seungyoun sama Minseo balikan."
Chungha memegangi kepalanya frustasi, hatinya berkata ia harus pergi. Dia menghubungi Seungyoun, mengambil tasnya, memesan taksi, dan keluar.
Chungha hanya punya satu kesempatan.
"Cho, lo dimana?"
"Di apartemen aja, rebahan."
"Gue kesana."
°°°
haiii lama bgt ga update ini😭
