Seorang siswi baru mendadak terkejut saat mengetahui seorang siswa yang bernama Park Jisung adalah seorang vampir.
Lalu bagaimana kelanjutannya?
[ Stαrt - 31.12.19 ]
[ End - 9.O9.2O ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ Chocolate? ❞ __
“kenapa?” tanyaku padanya, “ayo ngobrol bentar”
Baiklah, ayo bicara sebentar saja padanya, “okay, ayo”
♔♚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♔♚
Saat ini belum ada satupun yang membuka suara, aku maupun Jisung masih sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Pelayan pun mengantarkan kopiku, aku tersenyum pada pelayan tersebut lalu ia pergi dari meja kami. “mau ngomongin apa, Ji?” aku mulai membuka obrolan ini agar tidak terlalu canggung.
Sora dan Aera sudah pulang terlebih dahulu tadi. Aera beralasan kalau ia ingin date bersama kak Jaehyun, pacar barunya. Kalau Sora, ia beralasan ada urusan keluarga.
“lo apa kabar?” rupanya ia ingin berbasa-basi denganku ya?
“not bad, how about you?” tanyaku lagi, “sama” katanya, aku mengangguk. “lo kuliah dimana?” tanyanya lagi, “gue di Universitas Seoul”
Ia menatapku penuh arti, tetapi aku tidak paham apa maksudnya, “gue juga--” ponselku yanh berdering menghentikan kata-katanya, “wait a minute, Ji”
Aku mengangkat panggilannya, “iya, kenapa?” tanyaku pada seseorang diseberang sana, “lo dimana? Gue di lobby” kata kak Felix.
“gue dilantai dua, dicafe chocosky, jemput aja” kataku, bisa ku dengar kak Felix berdeham lalu mematikan panggilannya sepihak.
“maaf, Ji. tapi kayanya gue pulang duluan, nggak apa-apa kan?” aku beranjak dari kursi kafe, Jisung ikut beranjak, “mau gue antar?” tanyanya, aku menggeleng, “nggak usah, gue dijemput sama--” belum selesai aku berbicara seseorang lebih dulu menutup mataku, “tebak, siapa?” tanyanya.
Bodoh! Sudah jelas aku tahu dia kak Felix!
“kak Yongbok” kataku, “ck, panggil kak Felix aja bisa nggak sih? nggak usah panggil Yongbok, Yongbok” kesalnya. Aku mengabaikan kak Felix dan beralih pada Jisung yang sedari tadi memperhatikan kami, “yaudah, Ji. Gue pamit ya!”
