19. Dimulai

51 5 0
                                    

Selamat malam, selamat membaca..

Jangan lupa vote. Klik bintang dibawah okeeeee...

🍂

Upacara bendera pagi ini terasa sangat lama. Setelah amanat panjang lebar kali tinggi dari kepala sekolah, sekarang giliran pengumuman juara perlombaan class meeting kemarin hari sabtu.

Pengumuman juara pertama di bidang olahraga yang tidak lain ialah basket, dimenangkan oleh kelas 12 IPS 5. Kemudian di lomba melukis, dimenangkan oleh kelas 12 IPA 1. Sementara Jessica mendapat juara kedua. Sedangkan Ana?

Gadis itu mendapat juara dua di lomba menyanyinya. Juara pertama dimenangkan oleh kelas 12 ipa 2 dengan judul lagu yang dibawakan pesertanya waktu itu ialah perfect - Ed Sheeran.

Ana tidak terlalu memikirkan hal itu. Juara atau tidak juara itu sama saja. Yang terpenting dalam menyanyi ialah makna dari lagu yang ia bawakan terasa sampai ke pendengar. 

Upacara selesai. Semua siswa berhamburan menuju ke kelasnya masing-masing. Namun ada juga yang menuju ke kantin, padahal jam pelajaran pertama akan segera dimulai.

Langkah Ana dan Jessica yang masih berada dikoridor hendak menuju ke kelas, tiba-tiba terhenti ketika ada seseorang yang menarik pergelangan tangan Ana dari belakang.

Gadis itu menoleh, dan mendapatkan tatapan datar dari seseorang yang tiba-tiba menahannya.

"Gue ke kelas dulu deh," ucap Jessica setelah mendapat tatapan tajam dari seseorang yang menarik tangan Ana.

Ana menoleh kearah Jessica, "Tetap disini atau gue marah sama lo!" tegasnya.

Jessica bingung, mana yang harus ia pilih. Tetap disana seperti yang di minta sahabatnya atau pergi ke kelas seperti yang di suruh oleh seseorang yang menatapnya tajam. Namun pada akhirnya ia memilih tetap berada di samping Ana.

"Mau ngapain?" tanya Ana pada Devan.

"Gue mau ngomong sama lo," Devan melepas tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan Ana.

"Ngomong apa?"

"Kenapa lo menghindar dari gue?" tanya Devan.

Kemarin, Ana pergi dari rumahnya dari pagi hingga sore. Ketika ia ingin menanyakan kemana gadis itu pergi, namun niatnya terurungkan karena panggilan dari mamanya.

Tadi pagi, biasanya Ana menunggu di meja makan untuk berangkat sekolah bareng, tapi gadis itu tidak ada disana. Ketika Devan tanyakan pada Lisa, Ana sudah berangkat dari sebelum jam enam.

Ana memutar bola mata malas, "Siapa yang menghindar dari lo, gue biasa-biasa aja kok,"

"Kemarin kemana seharian? Itu jelas lo ngehindar dari gue," balas Devan.

"Ya.. gue keluarlah sama Jessica," ucap Ana mencari alasan. Jessica menatap Devan takut seraya menggelengkan kepala cepat. Karena memang kemarin ia tidak bersama Ana.

Sementara Ana melototi Jessica yang tidak bisa diajak kompromi. Jessica sudah menyiapkan mental ketika nanti Ana memarahinya. Siapa suruh mau mencari alasan tapi tidak berunding dulu. Jessica tidak salah, kan?

"See, you lied to me girl. Kemana aja kemarin?"

"Lo apaan sih Van. Gue mau kemana aja ya bukan urusan lo!" bentak Ana.

Devan menghela napas berat, "Oke, itu bukan urusan gue. Tapi gue mau jelasin sesuatu, lo dengerin gue dulu,"

"Apa?"

DEV'ANA (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora