Dia juga sama sepertiku?

783 48 2
                                    

Boruto POV

Masih dalam keadaan tangis sendu yang dilihatkan oleh paman Kiba. Sarada keluar karena tidak tahan dengan aroma daging itu.

Tapi ada yang aneh, daging itu seperti daging kambing biasa. Aku meminta ijin menemui Sarada yang ada di depan, alangkah terkejutnya saat melihat Sarada sedang memuntahkan makan siangnya, mungkin.

Dengan berat aku berjalan mendekati Sarada. "Sarada kau tidak apa kan?" tanyaku tapi tidak berani menatap Sarada.

Namun tidak ada jawaban darinya. Aku menoleh ke arahnya, dia sudah tidak ada di tempat itu. Dimana dia? Apa dia pergi ke rumah?

Sarada POV

Aku masih saja memuntahkan semua yang ada di perutku. Argh! Kenapa harus ada daging itu sih? Tapi kata paman Kiba itu daging milik akamaru, tapi...

Saat aku sedang memikirkan itu, sebuah tangan memegangiku, aku ditarik olehnya. ''Lepasin!" bentakku padanya. Tapi sepertinya dia tidak menggubrisku.

Ku pandangi lamat-lamat "Mitsuki?" apa maksud dia melakukan ini? Dia mau membawaku kemana? Ah sudahlah biarkan saja, lagian aku suka jika dia begini terutama ucapannya tadi saat disekolah.

Ia memberhentikan langkahnya tepat di depan abang penjual gulali, dia tau saja makanan favoritku. Mitsuki membeli gulali berwarna pink satu untuk dia dan satu untukku, mungkin saja.

Lagi-lagi ia menarikku aku hanya bisa pasrah. Mitsuki berhenti dan duduk di bangku taman. "Duduklah" ucapnya mempersilahkanku yang masih berdiri
untuk duduk.

"Ini" dia menyerahkan gulali yang ada di tangannya padaku, langsung ku ambil makanan favoritku itu.

"Mitsuki apa tujuanmu menarikku kesini? Aku tidak enak dengan Boruto yang masih ada disana" ucapku sembari menyuil sedikit gulali dan memakannya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin bersamamu" jawab Mitsuki yang membuatku heran.

Angin sore berhembus mengenai rambutku yang rapi, alhasil rambut indahku ini menjadi rusak. "Apakah kau menyukai Boruto?" tanya Mitsuki sambil merapikan rambutku.

"Tidaklah. Aku tidak mau menyukainya. Memangnya kenapa?" tanyaku.

"Aku hanya ingin bertanya saja" jawabnya.

Aku menatap rerumputan hijau yang berada di depanku, rumput itu segar dan ada sedikit embun yang menyelimutinya.

"Sarada..." panggil Mitsuki lirih tapi masih bisa ku dengar. Aku menjawabnya tanpa menoleh.

"Jika ada seseorang yang menyukaimu, dan kau juga menyukainya, apa kau akan menerimanya di saat ada seorang juga yang mencintaimu?" tanya Mitsuki.

"Tidak tau" jawabku singkat.

"Begitu ya"

"Hm...memangnya ada apa sih Mit?" tanyaku yang tidak berpaling dari rerumputan hijau di depanku.

"Tidak ada" lagi-lagi jawaban itu, dasar nih orang sukanya ngirit bicara aja.

Aku memanyunkan bibirku, sebal "Tidak mungkin! Pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan!" ucapku.

"Haha kau lucu juga ya" dan yang paling membuatku sebal dia malah tertawa-_-

"Jawab pertanyaanku terlebih dahulu, baru kau tertawa" ucapku sebal, Mitsuki terdiam sejenak.

"Tapi kau jangan marah ya" aku mengangguk mantap, semakin penasaran saja diriku ini.

"Hem...aku menyukaimu" ucapan itu yang ku mau dari dulu, tapi aku belum siap jika dia menembakku sekarang.

"Oh" jawaban yang singkat, padat dan tidak menyinggung perasaan orang. Lagian tadi aku sudah berjanji untuk tidak marah.

"Ya begitulah" tak lama aku memutuskan untuk kembali nenemui Boruto di kediaman paman Kiba. "Mitsuki aku mau menemui Boruto dulu ya. Gak enak kalau aku pergi gak bilang bilang" pamitku, si pucat itu mengangguk.

"Apa dia marah denganku?" samar samar aku mendengar ucapannya itu.

Kini aku telah sampai di rumah paman Kiba, namun batang hidung si kuning Boruto tidak ada di situ. "Paman, Boruto dimana ya?" tanyaku saat tiba-tiba saja paman kiba keluar untuk membuang sampahnya.

''Oh tadi Boruto sudah pulang duluan, katanya mau ke rumahmu" jawab paman Kiba.

"Oh begitu ya. Terima kasih paman" aku berlari menuju rumahku. Apa dia mau mencariku ya?

"Sarada!" suara itu sangat familiar bagiku. Itu dia.

"Kau ini kemana saja? Aku khawatir tauk!'' ujarnya marah padaku.

"Cie cieee yang khawatir sama gadis cupu" godaku.

"Apaan sih! Siapa yang khawatir denganmu, kau kan seperti beruang madu yang ganas!!" ejeknya yang membuatku sangat marah.

Aku memasang kuda-kuda "Jadi menurutmu aku ini beruang madu yang ganas? Iya? Begitu? Hah!?"

"Lariiii!!!'' jeritnya ketakutan.

"Hey jangan lari!!"

"Aku berjanji tidak akan membuatmu marah!"

"Bodo amat! Beruang ganas ini akan menangkapmu Boruto!"

"Maafkan aku Sarada!!"

Sekarang ngumpet dimana si kampr*t ini. Mungkin saja ada di sebrang sana.

"Sarada awas!!!''

"Aaaaaa!!!" sebuah mobil melaju cepat di depanku. Boruto menghampiriku dan memelukku lalu membawanya ke tepi jalan.

Aku masih syok dengan jejadian ini. Begitupun Boruto. "Arigatou Boruto'' masih dalam pelukan memang, ya bukan karena aku suka tapi karena dia tak mau melepaskannya, kan nyebelin:v

"Kau tidak apa kan Sarada?" bukannya memikirkan dirinya malah dia memikirkan diriku. Aku menggeleng.

Dalam pelukan aku menatap lekat mata langit biru miliknya, indah. Apaan sih!

"Maaf" ucapnya melepaskan pelukannya.

"Ya. Bagaimana dengan dirimu? Kau tidak apa-apa kan?" Boruto menggelrng

"Maafkan aku membuatmu hampir terluka" ucapnya menyesal.

"Tidak akulah yang salah"

"Baiklah kita sama sama salah" ucap Boruto sambil menampakkan senyum bahagianya.

Met puasa...

Maaf baru ngucapinnya sekarang.

See you next part...

Detektif  Kampret & Asisten  Cupu✔✔Where stories live. Discover now