Chapter 5

339 64 18
                                    


'ponselmu' katanya menadahkan tangan padaku

'untuk apa?' tanyaku ketus pada kim myungsoo di depanku, kami sedang di depan lobby gedung apartemenku

'berikan saja' dia tak mau kalah membuatku menghela nafas. Dengan malas menyerahkan ponsel hitamku ke tangannya

'mwohae?' tanyaku heran, dia sedang mengotak-atik ponselku dengan fokus

'nae sarang?' aku mengernyit membaca nama kontak di ponselku, dengan tambahan emoticon hati berwarna merah di akhirnya

'micheosseo?' pekikku heran

'itu nomor ponselku' katanya tanpa dosa

'kau benar-benar payah' cibirku yang hanya ditanggapinya dengan hendikkan bahu. Aku mengubah nama kontak itu menjadi kim myungsoo tanpa tambahan apapun

'hei, buat sedikit manis' protesnya tak terima

'lihat aku menyimpan nomormu sebagai yeojachingu' katanya memperlihatkan layar ponsel dengan nomorku di sana

'sepertinya ini tidak ada dalam perjanjian' di menghela nafas

'kemarikan' dia merebut paksa ponselku dan mengotak-atiknya lagi

'myungsoo oppa?' aku lagi-lagi memandangnya aneh

'mwo setidaknya ini lebih baik daripada..ewwwh nae sarang? Kau benar-benar kuno' cibirku lagi

'kau kemari hanya untuk ini?' dia menggeleng

'lalu?' kim myungsoo mendekat, berdiri di sebelahku

'jangan macam-macam' aku menjauhkan tubuhku tapi dia menarikku lagi. Tangannya terangkat ke atas, ponselnya mengarah pada kami berdua

'senyum' paksanya membuatku mau tak mau tersenyum. Dia mengambil beberapa gambar yang aneh. Mau berusaha seperti apapun kami benar-benar tak cocok.

'sudah belum?' aku menggeliat berusaha menjauh

'ini terakhir' katanya masih mengarahkan ponsel itu

Hana

Dul

Set

'cup' aku menegang merasakan bibirnya menempel pada pipiku

'mwoya?' teriakku menjauh

'kebutuhan publikasi' jawabnya santai

'yaaaah ini tidak ada dalam perjanjian' teriakku tak terima

'jiyeon-ah' panggilnya sembari menyimpan kembali ponsel di jaket hitamnya

'jangan berteriak' kedua tangannya menarik tali tudung jaket yang kupakai membuat kakiku melangkah ke arahnya. Membuat wajah kami dekat sekali

'orang-orang bisa mendengarmu dan akan salah paham' katanya berbisik

'mereka mungkin mengira kita punya perjanjian kontrak' dia tersenyum, mengeratkan tali tudungku sampai pas bentuk wajahku

'bukannya benar?' gumamku mengalihkan pandanganku malas

'mwo itu benar, tapi tidak ada yang boleh tau kan?' dia mengangkat kedua alisnya

'aku tidak mau melihatmu berakhir di penjara' mata kami bertatapan sengit saat ini

'lima belas centimeter' gumamnya membuatku mengernyit

'ne?' tanyaku bingung

'lima belas centimeter, jarak yang pas untuk ciuman pertama kita' dia menyeringai

Ask Me as You WantNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ