Chapter-10: Cemburu di Cinta Segitiga?

57 5 0
                                    

Cemburu itu pemicu rasa sayang yang kadang datang karena rasa kesepian

♡♡♡

Ajakan Fabian di hari seleksi pemain pianis solo Meila untuk menghabiskan akhir pekan bersama pun terlaksana. Mereka pergi sedari pagi menghabiskan waktu untuk makan, nonton, sampai jalan-jalan di taman. Mengisi setiap detik yang berlalu dengan sejarah di mana mereka tidak akan mudah untuk melupakannya.

Fabian yang berjalan di samping Meila memperlambat langkahnya. Ia pandangi wajah cantik cewek berkemeja biru tua sepanjang siku dengan rok cokelat muda sebatas lutut. Rambut panjang terikat ke belakang dan topi rotan dengan pita hitam mengisi ruang di sampingnya benar-benar membuat daya tarik cewek itu bertambah tak karuan. Fabian mengeluarkan ponsel dan memotret Meila diam-diam, meski pada akhirnya tetap ketahuan.

"Apaan? Kamu foto aku, ya?" Meila yang cepat sadar kamera pun langsung menghampiri Fabian yang langkahnya tertinggal. "Nggak bisa gini, curang namanya. Aku juga harus foto kamu."

Di tengah taman dengan panas terik matahari di siang itu, mereka berdua saling mengambil gambar bergantian dan juga membuat foto pasangan.

"Kamu yakin belum mau nemuin Bayu?" Fabian membuka topik pembicaraan ketika mereka memutuskan untuk pulang dan jalan sama-sama menuju motor Fabian yang terparkir di sebuah kedai ice cream sebelum menuju taman.

"Apaan, sih? Kamu bakal terus ngomongin dia, nih? Aku serius lagi males bahas Bayu."

Fabian mengangguk paham. Namun, sesuatu yang mengganjal di hatinya tak kuasa menahan keinginan ia untuk kembali bertanya.

"Tapi kalau kamu nggak keberatan, ada sesuatu yang bikin aku penasaran."

Meila fokus pada ponsel di tangannya dan bertanya, "Soal Bayu?"

"Iya."

Di tengah langkahnya, Meila sedikit menoleh pada Fabian. "Oke, oke, untuk kali aku akan biarkan. Jadi, apa yang bikin kamu penasaran?"

"Apa mungkin kamu pernah suka sama Bayu?"

Kedua kaki Meila sejajar di atas rumput yang sama. Badannya tergerak ke samping dan mempertanyakan pada dirinya sendiri soal apa yang baru saja ia dengar.

"Suka?"

"Iya." Fabian pun ikut menyampingkan posisi berdirinya. "Rasa suka yang sama seperti kamu suka aku, misalnya?"

"Kenapa kamu tiba-tiba tanya gitu?" tanya Meila yang sudah tidak lagi tertarik untuk memainkan ponselnya. Pembicaraan mereka yang terdengar akan dibawa ke hal serius membuatnya ingin fokus.

"Setelah denger cerita kamu soal Bayu sama Salsa, kedengerannya kayak Salsa nggak mau bikin kamu cemburu. Dia jelas nggak mau kamu tahu, karena mungkin dia pikir kamu enggak akan suka."

"Cemburu?" Bola mata Meila bergerak kanan-kiri. "Itu ...."

"Apa mungkin sebenarnya ini cinta segitiga?"

Persahabatan tiga sekawan itu dimulai tanpa ada sebuah permintaan ataupun persetujuan. Mereka mulai dekat seakan memang sudah ditakdirkan. Bersama-sama sejak kecil membuat ketiganya saling tahu satu sama lain. Mungkin jika sampai hubungan itu mengundang cinta, Meila tak begitu heran untuk mengakuinya.

Namun, ia tak pernah terpikirkan tentang sebuah cinta segitiga. Ia sering berpikiran untuk memiliki Bayu atau Salsa untuk dirinya seorang, tapi hal itu tidak pernah ia kaitkan dengan soal percintaan. Menurutnya, perasaan yang ia punya masih dalam batas wajar dari seorang sahabat yang hanya tidak ingin kehilangan.

Do Men Cry? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang