Chapter 12

7.5K 594 156
                                    

Warning not for child! 🔞

#####

Sejak saat itu Taehyung seolah-olah menghilang dari kehidupan Lisa.

Lisa merenung dalam mobil rumah sakit yang membawa mereka pulang ke apartemen. Hari ini Jungkook sudah boleh pulang dari rumah sakit, bersama Jennie dan suster Park mereka pulang ke apartemen. Suster Park memutuskan untuk tinggal sementara membantu Lisa, dan Jennie sudah berjanji akan berkunjung setiap hari untuk mengecek kondisi Jungkook dan melakukan terapi rutin.

Kata Jennie, Taehyung memutuskan mengambil tugas perjalanan ke Eropa dan mungkin akan kembali dalam waktu yang lama.

Dada Lisa terasa nyeri, ketika sekali lagi mengakui kenyataan itu kepada dirinya sendiri, Oh ya, dia merindukan Taehyung, sangat merindukannya. Ternyata cinta memang bisa tumbuh tanpa direncanakan. Lisa mencintai Taehyung. Dia tidak tahu kapan perasaan ini bertumbuh. Dia hanya tahu dia mencintai Taehyung, itu saja.

"Aku tidak menyangka bosmu yang kelihatannya sombong itu bisa begitu baik, meminjamkan apartemennya." Jungkook memecah keheningan, menatap Lisa dengan sedikit menyelidik, dia bertanya-tanya karena akhir-akhir ini Lisa begitu murung.

"Aku yang membujuknya." Jennie yang duduk di kursi depan cepat-cepat menjawab, tahu bahwa Lisa pasti kebingungan dengan pertanyaan Jungkook itu.

"Taehyung adalah sahabat suamiku, aku bilang merawatmu penting bagiku, karena kamu adalah salah seorang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan suamiku. Jadi Taehyung mau meminjamkan apartemen itu, toh apartemen itu tidak terpakai."

Diam-diam Lisa dan suster Park menarik napas lega mendengar kelihaian dokter Jennie menjawab.

Mereka sampai di apartemen, dan Lisa mendorong kursi roda Jungkook memasuki ruangan itu. Begitu mereka masuk tanpa sadar Lisa mengernyit, semua kenangan itu seolah menghantamnya. Di sini, di apartemen ini dia menghabiskan waktu berdua dengan Taehyung, makan malam bersama, bercakap-cakap bersama—

"Apartemen yang sangat bagus, kita beruntung Lisa, bos mu sangat baik." Jungkook mendongakkan kepalanya ke belakang menatap Lisa sambil tersenyum. Mau tak mau Lisa memaksakan senyuman di bibirnya. Kuatkah ia berada di sini? Apalagi di kamar itu—

—Lisa melirik kamarnya, tempat Taehyung juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Tidak! dia tidak mau masuk lagi ke kamar itu! Dengan cepat dan efisien mereka menyiapkan segalanya sehingga Jungkook selesai di terapi dan beristirahat di kamarnya. Suster Park menjaganya sebentar, lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, berjanji akan pulang dan menginap di sini nanti malam.

Setelah memastikan Jungkook tertidur pulas, Jennie menyeduh teh dan mengajak Lisa duduk di ruang depan.

"Dia sudah kembali dari Eropa." Jennie membuka percakapan, menatap Lisa dari atas cangkir kopi yang diteguknya.

Seketika itu juga hati Lisa melonjak, tahu siapa yang di isyaratkan sebagai 'dia' itu.

"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Lisa pelan.

Jennie tersenyum miring mendengar kelembutan dalam suara Lisa. "Kau itu baik hati ya, sudah menerima arogansinya yang tidak tanggung-tanggung, tetapi masih saja mencemaskannya."

Dengan pelan Jennie meletakkan cangkirnya—

"Yah, dia baik-baik saja, sedikit kurus, terlalu memaksakan diri dan jadi pemarah seperti beruang terluka, tak ada yang berani menyinggungnya dan mendekatinya dalam radius 100 meter kalau dia sedang mengeluarkan aura pemarahnya, bahkan direktur keuangan memilih berhubungan dengannya via telepon."—

A Romantic Story About Lisa [Taelicekook] ✔Where stories live. Discover now