🌸7

294 60 4
                                    

Nomjoon POV

Hari ini, aku disibukkan dengan aktivitasku pergi mencari tempat sewa. Setelah kupikir-pikir, aku akan berhenti menjaga warnet. Bukan karena gajinya yang sedikit, tapi ada rasa rindu akan profesi lamaku. Aku juga harus segera bangkit dari keterpurukanku.

Aku berencana membuka pelatihan taekwondo untuk anak-anak dari usia 5-15 tahun. Mengajar anak-anak tentu lebih menyenangkan dan lebih mudah. Tentu bukan tinju. orangtua mana yang mau memasukkan anaknya ke tinju dalam usia dini? Aku saja memulainya dari taekwondo lalu rasa cintaku membawa ku ke dunia pertinjuan.

Tapi mencari tempat sewaan yang lumayan luas dengan harga yang terjangkau bukanlah perkara yang mudah di Seoul.

Karena agak bosan, aku melanjutkan perjalananku ke tempat pemesanan baju seragam taekwondo sambil memperkirakan harga.

Setelah mendapat informasi yang cukup, aku memutuskan pulang ke rumah.

Ketika aku menginjakkan kaki di tangga pertama, mataku menangkap seorang wanita berdiri memunggungiku di depan teras rumahku. Tanpa berbalikpun, aku kenal jelas siapa wanita itu.

Wanita berambut panjang lurus yang kini telah diblonde. Bertubuh tinggi dan ramping.

Aku hanya terpaku diam tanpa ada kemauan untuk melangkahkan kaki menginjak tangga berikutnya.

Kulihat wanita itu berbalik melihatku. Mata kami saling bertemu setelah sekian lama.

Disinilah kami sekarang, berdiri memandang sungai Han.

Namjoon POV End

"Lama tak berjumpa..." ucap Rose wanita dengan surai blonde itu masih menatap lurus sungai Han.

Namjoon hanya diam. Seakan telinganya terhalang oleh kapas untuk mendengar suara yang telah lama tak dia dengar.

"Namjoon" Kata Rose lagi yang kini sudah menghadap Namjoon menatap pria yang sudah lama dirindukannya itu.

Menghela nafas, Rose melanjutkan ucapannya "Kau" ucapannya dijeda sebentar "tidak merindukanku ? Hmm ? Tatap aku Namjoon. Aku sangat merindukanmu saat ini" dengan air mata yang sudah lolos dari matanya.

Namjoon masih tak bergeming. Rose memajukan langkahnya ingin menyentuh lengan Namjoon, namun sebelum itu terjadi Namjoon bergeser dan menghentikan pergerakan Rose.

Namjoon membalikkan badannya menghadap Rose dan menatap kedua bola mata indahnya. Ada rasa bahagia dan rasa sakit yang dirasakannya secara bersamaan.

Rose tersenyum lega melihat Namjoon yang sudah mau menatapnya. Terlebih saat ibu jari Namjoon telah mendarat di pipinya putihnya menghapus jejak air mata yang turun begitu saja.

"Jangan pernah tangisi aku lagi" kata Namjoon dengan suara dingin yang mendominasi.

Jujur Namjoon tak mau melihat wanita itu menangis lagi karenanya. Cukup sudah tangisan-tangisan yang dilihatnya selama ini.

"Pergilah. Kita tidak punya urusan apapun lagi" ucap Namjoon.

"Geulae ? Ah... bagaimana keadaan lut..."

"Dan itu juga bukan urusamu !" dari sudut mata Namjoon tampak rasa kecewa dan marah. Namjoon berlalu meninggalkan Rose sendiri.

Rose hanya memandang punggung gagah itu meninggalkan dirinya. Lalu menatap langit.
"Kenapa bintang sangat indah disaat aku menangis" sendu Rose dengan air mata yang kembali mengucur.

Masih dengan perasaan marah, Namjoon berjalan dengan kesal.

Malam itu, Dahyun keluar ke terasnya membawa pot berisi bunga lavender.
Dahyun meletakkan bunga itu di terasnya lalu mencium aromanya.

Atensinya menangkap Namjoon dari bawah. "Namjoon-sii" panggilnya menyunggingkan senyum.

"Igo, bunga lavender. Aku membaca dari internet, katanya bunga ini bagus untuk menghilangkan stres" ucapnya menunjuk bunga tersebut masih dengan senyum lebarnya.

Sementara yang diajak bicara hanya diam tanpa ekspresi menatap Dahyun.

"Apa kau punya soju ?"

"Ye ? A-ah aku tidak punya satupun" gagap dahyun.

"Benarkah ?"

"Sebenarnya aku punya. Cuma 1. Aku janji tidak akan meminumnya. Aku janji" balas Dahyun menaikkan jari berbentuk V di samping wajahnya.

"Bisa kau membawanya kesini ??!" Namjoon masih dengan suara berat dan wajah tanpa ekspresinya.

"B-bo ? Ye " kata Dahyun segera menuju kulkasnya dan membawa sebotol soju. Dilihatnya Namjoon duduk di tangga memandangi langit malam.

Dahyun mendekat dan duduk di samping Namjoon.
"Baru tadi pagi kau melarangku meminum soju dan sekarang kau memperbolehkannya ?"

"Siapa yang memperbolehkan siapa?!" tanya Namjoon yang langsung merebut soju di tangan Dahyun dan langsung mengkokopnya.

"Hyak. Biar kuambilkan gelas"
Namjoon segera menarik tangan Dahyun untuk duduk kembali di sampingnya.

"Diamlah"

Namjoon kembali meminum soju dari botolnya. Lalu menatap langit.
"Apa langit mengejekku ? Mengapa bintang-bintang itu berkumpul dan menatapku?"

"Apa yang kau katakan Namjoon-sii ? Neomu yeppeo... Langitnya benar-benar indah. Sudah lama aku tidak pernah melihat langit malam" kata Dahyun yang juga memandang bintang di langit.

Namjoon menghela nafas. Dahyun yang mendengarnya, kembali menatap pria di sampingnya itu.

TBC

Fight Fat to Crush Love [Hiatus]Where stories live. Discover now