Wang

2.2K 213 12
                                    

Cahaya itu semakin besar dan terang, bukan lagi berwarna biru tetapi berubah menjadi warna hijau pekat dan akhirnya

BOOM..... cahaya itu meledak.

~~~

Gelap...... Kepalaku sakit

Aku dimana, sunyi sekali


Merisa merasa ada sesuatu yang dingin menyentuh keningnya, dan perlahan ia membuka matanya

"Sudah bangun ya."

Suara berat laki-laki duduk di sebelah Merisa. Gadis itu hanya diam memperhatikan keadaan sekitarnya, dan mulai menyadari bahwa dirinya hanya mengenakan sehelai kain yang terpotong dari bajunya tadi, guna menutupi bagian sensitifnya

"Aaaaarrrgggggghhhhhh dasar mesum!!!"

Teriak Merisa memekakkan telinga sambil melempar apapun yang ada di sekitarnya ke laki-laki itu, tapi laki-laki itu hanya diam, berdiri dan berjalan agak jauh dari Merisa sambil memperhatikan gadis itu. Setelah Merisa diam barulah laki-laki itu mulai bersuara.

"Sudah diam?" Sarkastik~

Merisa hanya menatapnya tajam dan berusaha mencari sesuatu di sekitarnya untuk dilemparkan ke lelaki itu.

"Kalau kamu terus bergerak kain itu akan lepas." Ucapnya santai

"Beraninya.. berikan aku pakaian untuk ku kenakan" kata Merisa masih dengan emosinya

"Siapa suruh menghancurkan pakaianmu sendiri, masih untung bukan tubuh kau yang hancur."

Ingatan Merisa tentang kejadian itu mulai terulang, tubuhnya refleks berlutut dan bergetar hebat.

"Gadis bodoh!" Ujar lelaki itu, dan segera menyalurkan psikokinesis untuk menenangkan jiwanya.

Jika begini terus aku akan kekurangan energi, terpaksa harus menjadi anak kecil lagi. Ck, akibat gadis bodoh ini!

Tidak lama tubuh lelaki itu berubah menjadi anak kecil umur 6 tahun, guna menghemat energi psikokinesisnya. Dia bukan manusia biasa, bahkan dia sudah hidup seribu tahun. Agar dia hidup dan tetap muda perlu psikokinesis yang sangat besar untuk manipulasi kehidupannya.

***

"Pangeran, sebaiknya kita kembali saja" kata pengawal Pangeran Edward yang tengah letih untuk terus mencari Merisa

"Apa dia masih hidup?" Ujar Edward

"Kita tetap cari gadis itu, jika hampir gelap kita tidak menemukannya kita kembali ke kerajaan" lanjutnya

"Baik pangeran" jawab pengawal itu.

***

Tubuh Merisa mulai tenang dan entah dari mana anak kecil itu mengeluarkan pakaian baru kemudian dikenakan ke tubuh Merisa.

Menunggu Merisa sadar ia membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh karena sudah hampir malam dan suhu di gunung yang berhutan menjadi sangat dingin.

Merisa terbangun dan hari pun sudah gelap, dan matanya menangkap sosok anak kecil, yang tengah duduk di depan api.

"Hei anak kecil, kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Merisa sambil mengerutkan kening nya.

"Aku bukan anak kecil! Dasar tidak tahu diri." Ujarnya

'Anak kecil kurang ajar, untung kamu anak kecil yang imut. Haaah sudahlah gak perlu bawa perasaan.'

"Pfftt hahahahaha lantas kamu siapa, seorang kakek?" Kata Merisa yang terpaksa tertawa

Anak kecil itu terdiam dan berpikir

'memang benar sih aku sekarang menjadi anak kecil tapikan aku jadi kecil seperti ini karena dia! Biarpun begitu aku tetap lebih tua darinya, dia harus hormat dong.'

"Biarpun badanku menjadi anak kecil tapi aku lebih tua dari dirimu, dan jaga ucapanmu!" Tegas anak kecil itu

"Baiklah baiklah." Kata Merisa dengan susah payah menahan tawanya karena anak kecil itu lucu sekali. Merisa berjalan mendekatinya dan mengelus kepalanya, dan segera ditepis anak itu.

Kemudian Merisa teringat dengan laki-laki mesum tadi, ia menoleh ke kiri dan ke kanan melihat di sekitanya  mencari sosok lelaki tersebut.

"Hei anak kecil, apa kamu melihat seorang lelaki di dekat ku saat aku tidak sadarkan diri?" Tanya Merisa santai dan hanya dibalas dengan tatapan tajam dari anak kecil itu

"Baiklah.. katakan namamu siapa?" Tanya Merisa lagi karena mengerti arti tatapan tajam itu

"Wang panggil aku wang."

"Hm wang apa kamu melihatnya?" Tanya Merisa lagi

"Kamu harus segera pulang ke rumah kau besok pagi." Bukannya menjawab anak itu malah mengusir Merisa

"Apa kamu tidak mengerti apa yang aku ucapkan?." Tanya Merisa sarkastik

"Tidak ada."

"Anak kurang ajar" gumam Merisa

"Eh tunggu ini dimana?" Lanjut nya ketika melihat tempat yang berbeda dari sebelumnya.

Tempat ini di kelilingi bukit dan ditengah ada sebuah danau yang tenang dan bisa dilihat tempat ini adalah puncak gunung horep, tapi bagaimana bisa ia sampai di tempat ini. Gunung horep di penuhi perangkap psikis salah satunya yang di alami Merisa tadi, juga banyaknya binatang buas ajaib karena memiliki psikokinesis dan kekuatannya bisa 5 sampai 10 kali lipat dari binatang buas biasa. Herannya mereka tidak diserang apapun dari tadi.

"Kamu berada dipuncak gunung, dan sebaiknya kamu segera pulang sebelum besok sore." Kata wang

"Kenapa begitu? Bukannya tidak ada bahayakan aku ingin berada disini sedikit lama." Jawab Merisa sambil berjalan kecil dan mengamati tempat itu

"Kita aman karena kekuatan ku, aku menyegel gunung ini makanya kau tidak bertemu dengan binatang ajaib tapi tetap saja segel ku tidak bisa menutup seluruh area gunung."

"Dan segelnya akan berakhir besok sore, jadi sekarang sebaiknya kau kembali supaya kau tetap hidup." Jelas wang

"Oh ya?" Tanya Merisa tidak percaya

' memang sih zaman ini tidak bisa mengukur kemampuan seseorang dari penampilan dan umur, tapi anak ini usianya kira-kira 6 tahunan dan yang dibicarakannya terlalu berat untuk anak seusia dengannya ckckxk'

Pikir Merisa sambil geleng geleng kepala

"Apa lagi yang kau pikirkan sih?" Tanya wang curiga.

Rahasia Keajaiban [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang