᭥͜𖠄﹑O1 。

3K 226 11
                                    

matala gradita, begitulah susunan yang tertulis di nametag dada gadis yang saat ini sedang menarikan jarinya diatas sebuah kertas putih. membentuk goresan demi goresan hingga tercipta sebuah karya yang elok.

perpustakaan seperti rumah keduanya. sunyi, tenang, dan tidak akan ada yang mengganggunya. setidaknya begitulah pemikiran tala.

"tal!" hampir saja jemarinya tergerak keluar dari porosnya saat penggilan itu masuk ke indra mendengrannya.

tala menoleh, lalu mendengus dengan cepat sebelum kembali fokus pada lembaran putih di genggamannya.

"ada apa?" tetap saja tala tidak bisa mengabaikan sahabatnya.

"kamu enggak sama nabil? dia lagi di kantin loh?" sisil mendaratkan bokongnya disebelah tala, juga mengintip apa yang dikerjakan gadis bersurai panjang itu.

"tadi nabil udah bilang, katanya aku disuruh disini aja."

sisil menghela napasnya. kenapa sahabatnya ini terlalu penurut?

"kenapa? karena dia mau makan sama temen-temennya? enggak mau makan sama kamu?" ucapan sisil membuat tala mengalihkan atensinya.

"kan temen lebih penting, sil." tala menyandarkan punggungnya pada tembok berwarna merah marun dibelakangnya. sejenak kedamaian seakan memeluknya.

"lagian aku juga tadi bawa indomie siwon." sisil sedikit terkekeh.

"kenapa indomie siwon terus sih, tal? aku jadi mikir dulu indomie siwon itu apaan."

kedua kotak susu di genggaman tala hampir saja merosot dari tangannya, bertepatan dengan langkah kakinya yang terdiam secara mendadak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kedua kotak susu di genggaman tala hampir saja merosot dari tangannya, bertepatan dengan langkah kakinya yang terdiam secara mendadak.

"kenapa nabil sama tamara lagi?" gumamnya pelan. setidaknya ia tidak mau berburuk sangka dulu pada pacarnya.

dengan langkah lebar tala pun menghampiri nabil yang asyik tertawa dengan tamara. entah apa yang sedang mereka tertawakan.

"nabil!" nabil menoleh diikuti dengan tawanya yang berangsur-angsur menghilang.

"kenapa?" tala menyodorkan sekotak susu rasa strawberry sebagai jawaban diikuti tarikan dari ujung bingkainya.

tamara yang merasakan atmosfer disekitarnya mulai berubah pun akhirnya memilih untuk menjauh, meninggalkan keduan insan yang sibuk memberikan tatapan tak enak.

"kan aku sukanya coklat?" protes nabil. tapi tetap saja tangannya meraih susu stroberi dari genggaman tala.

"tadi yang coklat habis. tapi aku tetep mau beli susu," jelas tala membuat nabil menghela napasnya.

"yaudah gapapa. nanti mau bolos gak?" nabil merangkul tala, menuntun gadis itu menuju kedalam kelas.

jelas saja tala langsung memukul lengannya. sejak kapan ia berani bolos pelajaran? catatannya tidak lengkap saja sudah keringat dingin.

[i] how can i love the heartbreak ✔️Where stories live. Discover now