MG 30

6.2K 324 81
                                    

Baekhyun terbangun dari acara tidurnya, kepalanya sedikit pusing dengan matanya yang susah terbuka. Dia baru saja bermimpi, mimpi yang sangat tak ingin menjadi kenyataan.

Matanya mengedarkan pandangan ke segala arah, dia tau ini dirumah siapa. Rumah sederhana anaknya yang beberapa bulan terakhir mulai di tinggali empunya, bersama sang ayah dan saudara perempuan mereka.

Matanya sedikit memicing ke arah anaknya, Sehun. Dia seperti tak mengenali anaknya ini, wajah yang datar serta dingin tanpa ekspresi itu dia terima dari sang anak.

Dia berfikir, apa salahnya hingga anaknya itu memandangnya dengan sedatar itu? Apa dia lupa akan sesuatu? Sepertinya tidak mungkin, apalagi terakhir bertemu anaknya ini dia tak memiliki masalah ataupun berbeda pendapat.

"Apa mamih bisa berjalan? Kalo iya bergegas keluar untuk pemakaman daddy yang sebentar lagi akan dilaksanakan. " ujarnya datar, setelahnya keluar dari kamar tanpa menunggu balasan dari ibunya.

Benar, Baekhyun sempat pingsan karna tak kuasa menahan beban yang dia rasakan. Dan mimpi itu benar kenyataan, bukan sekedar mimpi yang ketika bangun itu semua hanya mimpi belaka.

Ucapan datar Sehun itu jelas membuat Baekhyun serasa di tampar dengan keras. Bukan tentang kenyataan dari mimpinya yang dia alami, melainkan perkataan anaknya yang datar dan acuh seperti membencinya.

Seumur umur, baru kali ini dia mendapat perkataan sedatar dan se acuh itu dari sang anak. Bahkan dulu, sedikitpun dia tak pernah mendengar ataupun mendapatkan ucapan itu. Tapi sekarang?

Apa Sehun anaknya itu sangat membencinya?

Tapi kenapa? Apa yang sudah dia lakukan hingga membuat anaknya seperti itu? Salahkah dia? Tapi apa kesalahannya?

Ingin menanyakannya kepada Sehun, tapi anaknya itu sudah terlebih dahulu keluar dari kamar. Bahkan tanpa menunggu balasan darinya, cara pandangannya pun acuh seperti sudah muak dengannya.

Cobaan apalagi ini? Bahkan rasa sedihnya belum juga kering, ini sudah ditambah lagi oleh anaknya sendiri.

Tak ingin membuang waktu, dia bergegas turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar. Disana banyak tamu yang datang untuk berbela sungkawa atau melayat untuk penghormatan terakhir kepada Park Chanyeol.

Mereka semua banyak dari kolega bisnis Park Chanyeol juga sahabat atau temannya, tak lupa juga ketiga orang kepercayaan Park Chanyeol.

Mereka semua juga tak menyangka jika Park Chanyeol akan berpulang secepat ini. Rasanya terlalu cepat dari perkiraan sang dokter dahulu.























Setelah selesai semua pemakaman untuk Park Chanyeol, semua orang pamit untuk kembali kerumah masing masing. Disana hanya ada ke empat keluarga Chanyeol.

Baekhyun dan juga ketiga anaknya, Kyungsoo, Irene dan Sehun. Mereka ber empat masih setia di pemakaman sang kepala keluarga. Merenung bersama sama di dekat pemakaman nya. Bernostalgia kembali sebelum nyawa sang kepala keluarga terenggut.

"Chanyeol, kenapa pergi secepat ini? Bahkan aku belum sempat memaafkanmu, kamu bilang akan terus berjuang untuk mendapat maaf dariku. Tapi kenapa kamu memilih mundur dan pergi selamanya? "

Air mata yang sempat berhenti itu kini kembali keluar dari sarangnya lagi. Rasanya masih lah tetap sesak ketika mengingat kembali apa yang sudah terjadi sebelumnya.

"Maaf, aku baru bisa menerima maafmu Chanyeol. Tolong jangan membenciku di atas sana, aku sudah memaafkanmu Chanyeol. Tak bisakah kamu kembali lagi? Kita memulai lagi dari awal, hm? "

Ucapannya kini sudah mulai melantur, dia bahkan sedikit tersenyum seperti melihat Chanyeol ada di sekitarnya. Pandangannya lurus ke arah pusara Chanyeol tepatnya ke foto Chanyeol, seulas senyuman itu tercipta di sudut bibirnya.

"Apa kamu setuju denganku? Ayo cepat katakan sekarang, jangan buat aku menyesali semuanya karna terlambat memaafkanmu Chanyeol. "

Ketiga anaknya hanya diam menyaksikan apa yang Baekhyun lakukan. Mereka juga sama terpukulnya dengan semua musibah ini, terutama Park Sehun. Dia yang paling sangat terpukul diantara semuanya, dan Kyungsoo tau itu.

Dia tau betapa adiknya sangat menginginkan ayahnya di bandingkan keinginannya juga Irene dan ibunya. Dan dia juga tau seberapa terpukulnya adiknya itu hingga membuatnya pribadi yang menjadi lebih tertutup dari sebelumnya.

"Percuma jika mamih menyesal sekarang, penyesalan itu tak akan membuat daddy kembali lagi kepada kita. Jadi lebih baik kita segera kembali, Sehun tak mau makam daddy terlalu banyak suara tangisan. Itu membuat daddy disana akan kebisingan. "

Dan ucapan dari adiknya itu juga dia memakluminya, walau sekilas di dengar tak ada baiknya sama sekali ketika lawan bicaranya adalah sang ibu kandung sendiri.

Bukan karna tak menghargai ibunya sendiri, tapi apa yang adiknya itu bicarakan ada benarnya juga. Lebih baik mendo'akan daddy nya disana agar selalu tersenyum mendengar dan melihat keluarganya hidup bahagia tanpa tangisan yang membuatnya akan bersedih di atas sana.

Tak berbeda jauh dengan Kyungsoo, Irene pun hanya diam memakluminya. Walaupun dia baru di keluarga ini, tapi dia juga sudah mengetahui semuanya. Bahkan dia yang bukan anak kandung dari Park Chanyeol pun dia sudah mengetahuinya.

Tapi dia benar benar berterima kasih, bersyukur dan senang karna mereka semua tetap menganggap dia keluarga kandung, melupakan gen atau dna yang membuktikan sebaliknya.

Dan Baekhyun baru mengingat apa yang membuatnya kini di benci oleh anaknya sendiri, Park Sehun. Dia telah melakukan kesalahan yang sangat besar, melupakan fakta dengan perkataan Sehun dahulu.

"Jangan sampai mamih menyesal di kemudian hari, Sehun hanya bisa mengingatkan itu kepada mamih. "

Dan Baekhyun kembali menangis dalam diamnya, menatap dengan sedih ke arah foto Chanyeol di depannya. Kenapa dulu dia tak mau mendengar nasihat dari anaknya?

"Setelah ini, Sehun akan pergi ke amerika untuk sekolah disana. Sehun akan menggantikan daddy di perusahaannya nanti setelah lulus kuliah. Untuk itu, tolong mamih jaga kedua saudara Sehun disini. Sehun akan pulang secepatnya dari sana, do'akan Sehun supaya bisa cepat kembali dengan nilai yang memuaskan. "

Benar, karna Sehun adalah tumpuannya sekarang mengingat hanya dia yang seorang dominant di keluarganya. Walau dia tau, hubungannya dengan Sehun kini mulai sedikit renggang akibat perbuatannya.



Tamat








.

.

.




Akhirnya satu cerita kembali menemukan titik akhirnya:)

Terima kasih sekali lagi buat kalian semua yang udah mendukung di setiap cerita gue dari awal.

Ai lop yu banyak banyak😘😘😘😘❤❤❤❤

Jangan lupa mampir di cerita yang lain juga ya💞💞💞💞

Si yuuuu di cerita yang lainnya😘😘😘

Mawjou Galbi (chanbaek) end ✔Where stories live. Discover now