01. Strange City

7.8K 1.5K 442
                                    

Kota ini berada di kaki gunung dan berada dipinggir laut pula. Itu adalah kota dimana penduduknya dapat menikmati pemandangan gunung dan laut secara bersamaan. Tapi itu bukan hanya sebatas kota dengan pemandangan alam yang indah saja, kota itu juga memiliki banyak gedung bertingkat, permukiman warga, dan jalan-jalan yang besar, memberi sedikit bukti bahwa itu bukan kota yang ketinggalan jaman.

Luasnya mungkin hanya sekitar 100 hektar, termasuk wilayah yang sangat sempit jika harus dikategorikan sebagai kota. Gunung, bukit, hutan, gedung menjadi satu dan membuat penduduknya bisa menjangkau wilayah-wilayah tersebut dengan mudah karena kotanya kecil. Hanya saja agak sulit untuk menjangkau pantai, malah mungkin itu hal yang mustahil. Pemandangan laut hanya bisa dilewati dari atas tebing yang tingginya mencapai 400 meter diatas permukaan laut. Jika ingin nekat pergi ke pantai, orang-orang bisa melompat dari atas tebing itu.

Walaupun tidak bisa pergi ke laut, para penduduk masih bisa melakukan penjelajahan di bukit. Disana bisa dibangun villa atau perkebunan. Hutan yang kaya akan bahan pangan juga terbentang dengan luas di kaki gunung. Penduduknya tidak harus khawatir dengan masalah ekonomi walaupun memang sulit untuk makan daging ikan karena butuh perjalanan yang rumit dan waktu yang lama untuk menuju laut.

Namun yang menyedihkan, kota indah itu tidak berpenghuni. Kota itu sudah mati dan dibiarkan kosong dalam waktu yang cukup lama. Tapi untuk malam ini, ada seseorang yang terlihat berkeliaran di kota.

Di suatu malam yang sangat sunyi dan gelap, seorang anak laki-laki bertubuh kecil berjalan di pinggir jalan besar dimana terdapat gedung-gedung kosong berjejer disampingnya. Ia menggendong tubuh anak laki-laki lain yang sedang tidak sadarkan diri dipunggungnya sambil menggeret tas ranselnya dan menggenggam senternya pula.

Tubuhnya sudah penuh dengan keringat, kakinya pun sudah lemas, ditambah lagi harus menggendong seseorang. Tetapi ia masih harus melanjutkan perjalanannya mencari tempat yang aman untuk bisa tidur dengan tenang malam ini. Sekalian mengistirahatkan punggungnya yang sudah pegal karena harus menggendong tubuh orang lain selama hampir satu jam perjalanan.

Hingga tibalah ia di depan sebuah gedung bertingkat yang lumayan tinggi, sekitar 10 lantai dan sepertinya merupakan gedung bekas rumah susun. Ia pun menurunkan tubuh anak laki-laki yang sedari tadi tak sadarkan diri itu. Dengan sangat pelan-pelan ia mendudukkan tubuh anak itu dan disandarkan di dinding. Kemudian ia mulai menyorotkan senternya kearah gedung, ia sorotkan senternya dari lantai pertama sampai lantai paling atas.

Dindingnya sudah penuh dengan lumut dan beberapa kaca jendelanya sudah pecah. Itu adalah gedung tua yang menyeramkan, persis seperti bangunan-bangunan yang biasanya ditampilkan pada film horor. Tetapi anak yang tidak memiliki rasa takut ini tidak berpikir demikian karena hampir semua bangunan di wilayah ini memiliki visual yang horor di malam hari, dan ia sudah bisa dengan hal itu.

Ia masih terus menyorotkan senternya kearah gedung, ke setiap sisinya, untuk memastikan apakah gedung tersebut cukup aman untuk disinggahi malam ini. Ketika sudah merasa aman, ia langsung membuka tas ranselnya dan mencari alat yang sekiranya bisa digunakan untuk menghancurkan pintu utama gedung yang terkunci dengan kuat itu.

Ada banyak sekali perkakas di dalam tasnya. Untuk melakukan aksinya yang satu ini, ia mengambil sebuah linggis berukuran kecil yang muat dimasukkan di tasnya. Kemudian ia mulai menghantam gagang pintunya dengan linggis yang ia genggam. Gagang pintu itu lepas hanya dengan sekali hantam. Anak itu tersenyum bangga sejenak, baru setelah itu ia mulai mengemasi barang-barangnya lagi.

Seorang anak laki-laki lain yang tak kunjung tersadar itu juga masih berada dibawah tanggung jawabnya dan ia harus menggendong anak itu lagi untuk dibawa masuk ke dalam gedung agar aman. Ketika sudah masuk ke dalam, ia masih harus berkeliling di dalam sana untuk mencari tangga atau elevator, dan beruntungnya ia pun dipertemukan dengan sebuah elevator setelah hampir 2 menit berkeliling di lantai utama.

NEULAND | txt ft. itzyWhere stories live. Discover now