00. Prologue #2

6.8K 1.6K 97
                                    

11 April 2092

Sudah sehari semenjak ia tersesat di kota yang menyeramkan ini. Tidak ada seseorang yang bisa ia ajak untuk membahas situasi aneh ini. Ia hanya bisa berjalan kesana kemari, beristirahat, lalu kembali melanjutkan perjalanan sambil berharap-harap di perjalanannya itu ia bisa menjumpai seseorang.

Ia adalah seorang anak lelaki yang usianya mungkin masih belasan tahun. Tubuhnya tinggi, sepertinya lebih dari 180 cm. Ia ketakutan, tetapi dilihat dari pergerakannya, ia mencoba untuk tidak takut dan sepertinya ia memiliki tekad yang besar untuk mencari tahu segala sesuatu mengapa ia tiba-tiba bisa tersesat di kota ini.

Di pagi hari yang cerah ini, ia akan mulai patuh pada sebuah perintah yang tertulis di layar ponselnya, di sebuah platform chatting aplikasi bernama Neuland.

" Your position is 0.2 km away from home. Enter the home to join the group chat. "

Sesungguhnya, semakin ia berjalan lurus melewati bangunan-bangunan tak berpenghuni itu, angka berformat km itu jumlahnya semakin mengecil dan itu berarti ia semakin dekat dengan rumah yang dimaksud. Dan betul saja, tulisan itu kini berubah menjadi,

" Your position is 0.0 km away from home. Enter the home to join the group chat. "

Tepat ketika posisinya sudah berada di depan sebuah rumah yang keberadaannya paling mencolok daripada rumah-rumah yang lain. Rumah itu masih bersih, terawat, dan masih terlihat baru, bahkan rumput-rumput di halamannya masih terlihat sangat segar. Ia tidak mau mengulur waktu lagi, ia langsung pergi ke rumah itu dan mencoba untuk bertamu.

Ia sudah menekan bel-nya berkali-kali namun pintunya tak kunjung dibukakan, jadi ia dengan lancangnya membuka pintu rumah orang yang kebetulan tidak dikunci itu, "Halo? Ada orang disini?" teriaknya.

Bukan jawaban dari si pemilik rumah, ia justru mendapat notifikasi baru lagi dari ponselnya. Ia menghentikan langkahnya sebentar untuk mengecek notifikasi apa itu. Seperti tebakannnya, pasti dari aplikasi tidak jelas itu, Neuland. Notifikasi itu pun membawanya ke sebuah obrolan grup beranggotakan 2 orang.

NEULAND (2)

You have joined the chat.

Ia hanya mengerutkan dahinya sebentar dan tidak terlalu peduli dengan itu. Ia lebih memilih untuk terus berteriak memanggil si pemilik rumah agar mau menampakkan diri. Tapi tetap tak dijawab.

Ia pun semakin menjelajah ke ruang tengah, ke ruang makan, dan dapur pula. Rasanya sangat senang ketika melihat banyak sekali makanan-makanan sehat disana. Anak itu memang sedang kelaparan karena belum makan sejak tersesat di kota ini kemarin. Tapi ia dibesarkan di keluarga yang menjunjung tinggi sopan santun, jadi ia tidak langsung menyomot makanan yang ada disana.

Masih terus berteriak memanggil, seseorang akhirnya datang. Seorang pemuda berambut pirang dengan kaos putih serta rompi hitam itu menuruni tangga dan berhenti di tengah-tengah. Lalu ia menopang dagunya di pegangan tangga dan tersenyum ke arah si tamu,  "Selamat datang," sapanya.

Tamu tak diundangnya itu menoleh dengan kaget kemudian membungkukkan tubuhnya berkali-kali dan mengucapkan kata maaf berkali-kali pula karena sudah masuk ke rumah orang tanpa ijin, "Maafkan aku, maafkan aku."

"Jangan minta maaf. Aku juga sama sepertimu, tersesat di kota ini dan mendapat notifikasi dari si brengsek Neuland itu."

"Tempat apa ini? Kota apa ini?"

"Aku tidak tahu. Tapi setidaknya kau beruntung bisa bertemu dengan seseorang di kota ini. Ketika pertama kali aku tersesat disini, aku tidak bertemu dengan siapa-siapa."

"Kau siapa?"

"Yeonjun. Kalau kau pasti Choi Soobin, kan?"

Tamunya hanya menatapnya kaget. Mungkin karena Yeonjun tiba-tiba tahu namanya. Dan anak yang dipanggil Soobin itu masih terdiam di dekat meja makan. Yeonjun yang masih menopang dagunya di tangga hanya tersenyum.


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

C O M I N G S O O N
12 . 06 . 2020

NEULAND | txt ft. itzyWhere stories live. Discover now