Keluarga bangsawan Christian

2.7K 387 71
                                    

Jennie kembali mengayuh sepeda bobroknya di bawah sinar matahari yang semakin terik untuk membelah jalanan agar ia bisa segera sampai pada rumahnya dan melanjutkan tidur siangnya yang tergangu karena ulah Ruby yang menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan bunga untuk seorang wanita tua di kota Hollow.

Tapi sepertinya jalanan sedang tak bersahabat dengannya. Banyak orang yang berlalu lalang di sekitarnya dengan berbagai macam hasil bumi yang mereka bawa pada tangan kosong mereka ataupun dengan menggunakan sebuah gerobak kayu. Ada seorang bapak tua yang mungkin seorang nelayan yang memegang beberapa ikan salmon besar dan segar yang diikatkannya pada seutas tali kevlar, ada pula yang membawa berkarung-karung gandum yang dibawanya dengan sebuah gerobak kayu, dan masih banyak lagi. Kemana orang-orang ini akan membawanya ? Pikir Jennie.

Pertanyaan Jennie terjawab saat kayuhan sepedanya sampai pada alun-alun di wilayah selatan. Semua orang berkumpul disana, berdesak-desakan hingga seperti sebuah sarang semut. Di tengah-tengah alun-alun tersebut berdiri kokoh sebuah panggung megah dengan hiasan yang sangat berlebihan. Di atas panggung itu diletakan beberapa kursi yang juga terlihat sangat mewah. Di bawah panggung berdiri puluhan prajurit dengan peralatan lengkap mengelilingi seluruh area panggung. Tak ada seorangpun yang berani mendekati panggung karna sepenglihatan Jennie jika ada seseorang yang mendekat akan langsung ditebas oleh sebuah belati panjang yang berukuran sekitar enam puluh sentimeter.

"Jennie!"

Suara itu terdengar familiar di telinga Jennie, Jennie ingat jelas siapa pemilik suara bass seperti itu. Jennie menghentikan kayuhan sepedanya dan mencari ke arah sumber suara. Benar saja, ia melihat si pemilik suara sedang melambaikan tangan padanya. Moonie Foxie, salah satu temen yang dimilikinya di kota kecil ini. Moonie berlari kecil menghampiri Jennie.

Moonie adalah temannya semasa sekolah dasar dulu, awalnya mereka tak cukup dekat karena Jennie yang memiliki sifat pendiam di luar lingkungan keluarganya. Karena sifat itu pula yang membuat Jennie ditindas oleh teman-teman sekolahnya. Saat itulah pertemanan mereka terjalin, saat Moonie berjalan dengan gagahnya dan menghajar semua orang yang merundung Jennie. Dengan senyum khasnya yang lebar dengan sebuah lesung pipit di pipi kanannya pria itu menawarkan sebuah pertemanan pada Jennie.

"Hai Moonie, apa yang sedang kau lakukan disini ? Dan kenapa semua orang berkumpul di alun-alun ?"

"Tentu saja untuk menyaksikan sesuatu hal yang mungkin saja tak dapat dilihat mereka di lain hari sepanjang hidupnya. Kau bisa membayangkan ? Keluarga Christian berkunjung ke Sitclow!" Teriak Moonie dengan semangat.

"Aku tak dapat membayangkannya dan tak ingin juga mebayangkan hal seperti itu. Untuk apa mereka ke sini ?"

"Sudah tak perlu banyak bertanya. Ayo ikut saja denganku."

"Tidak, terima kasih. Aku tak berminat."

"Ayolah Jennie, kakakmu juga mengerti kau butuh bersenang-senang." Moonie tertawa jail.

"Apa bersenang-senang yang kau maksud berdiri berdesakan di bawah terik matahari yang menyengat ?"

"Kau tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini, kau mungkin tak akan bisa melihat mereka lagi di sisa hidupmu. Dan aku dengar anak dari bangsawan Christian sangat tampan, apa kau tidak tertarik ? Kau ini wanita dewasa kan ? Manatau kau sedang beruntung dan kau bisa tidur di ranjangnya dan kalian saling menyentuh, panas dengan hasrat birahi yang terpuaskan, mengeluarkan keringat meski hanya satu malam saja." Moonie menyenggol bahu Jennie dengan bahunya mencoba menggoda wanita itu.

"Aku tidak peduli, aku pulang saja."

"Hey.. hey.. setidaknya temani aku saja untuk memberikan peti ini sebagai hadiah pada bangsawan Christian. Ini hadiah dari ayahku." Jennie memandang peti kayu yang ada di tangan Moonie, ia baru sadar sedari tadi pria itu memegangnya.

Valley Of RomanceWhere stories live. Discover now