"Ada keperluan apa Nona Clara Hahn," tanya pria itu dengan melafalkan nama Clara dengan lengkap. Clara dibuat merinding teringat semalam ada seorang pria yang menggodanya di club dan menyebut namanya dengan lengkap persis seperti itu. Ntah kemana pria semalam itu, sudah hilang ketika Clara tersadar dari mabuknya.
"Saya menawarkan kerjasama antara perusahan Lloyd dengan perusahaan Hahn, mau kah anda menerima tawaran saya?" Jelas Clara dengan jelas diiringi pertanyaan pada akhir penjelasan.
Senyum tipis yang tak terlihat mengembang pada wajah tampan pria itu. Ia sudah menunggu nunggu momen ini dimana Clara lah yang memohon padanya.
"Kerjasama? Kerjasama apa?" Tanya pria itu menyembunyikan isi hatinya yang sedang tersenyum puas.
"Saya akan menawarkan 10% saham pada perusahaan Hahn jika anda membantu perusahaan Hahn yang kini mengalami penurunan akibat bocornya desain produksi yang hendak meluncur," jawab Clara dengan formal sampai sekarang ia tidak bisa melihat pria itu, pria itu terus saja menyembunyikan wajahnya.
"Saya tidak tertarik saham anda," tolak pria itu mentah mentah. Clara semakin pusing dengan tolakan tuan Llyod, hanya itu harapan satu satunya agar perusahaan ayahnya kembali berjaya.
"Bagaimana dengan 25% saham?" Tawar Clara lagi, berusaha meyakinkan tuan Lloyd untuk menerima tawaran nya dan membantu perusahaan nya untuk kembali berjaya.
Semakin lama Clara semakin penasaran dengan wajah tuan Lloyd. sungguh misterius sekali pria ini.
"Saya katakan saya tidak tertarik dengan saham anda jangan buat saya mengulanginya lagi Nona Clara Hahn," tolak pria itu dengan tegasnya.
Lihatlah sekarang diriku yang menolak dirimu nona. Batin pria itu dengan senangnya.
"Lalu apa yang anda mau tuan?" Tanya Clara yang sudah pasrah dengan tolakan bertubi tubi dari pria itu. Pria misterius yang membalikan tubuhnya sedari tadi ia berbicara.
"Menikahlah dengan saya," jawab pria itu dengan mantapnya. Membuat Clara terkaget kaget dengan jawaban tegas dari pria itu.
"Apa kau gila!? Menikah!? Diriku saja tak kenal baik dengan dirimu, apalagi dari tadi dirimu berbicara dengan tidak sopan memalingkan wajah!" Clara mengeluarkan kekesalannya sedari tadi ia bersabar dan menahan dengan ketidak sopan pria itu sampai pada akhirnya pria itu mengatakan tawaran yang tidak ingin dengan sangat Clara sentuh atau jelajahi. Sampai Clara lupa tindakan non formal ini keluar begitu saja.
Pria itu tersenyum lebar menanggapi celoteh Clara di balik badannya itu, menyembunyikan kesenangannya mendengar celotehan dari bibir indah itu yang tadi malam telah ia jelajahi.
"Sepertinya anda tidak sabar melihat calon suami anda yang sangat tampan ini," balas pria itu dengan nada menggoda.
"Heh! Aku belum menyetujui tawaran itu lagi pula aku menawarkan saham bukan menikah!" Kekesalan Clara memuncak dengan nada goda pria di balik badan itu.
"Lalu? Anda akan membiarkan perusahaan ayah anda bangkrut kemudian karir anda sebagai selebriti akan menurun?" Pria itu lagi lagi membuat Clara berpikir keras akan masalahnya. Senyum lebar kembali muncul pada paras tampan pria itu, usahanya untuk memanfaatkan perkara ini akan segera membuahi hasil.
"Apakah ada rentan tahun?" Tanya Clara kembali dengan posisi formal mengingat ini adalah usahanya untuk membalikan perusahaan ayahnya seperti semula.
"Yaps! Tentu nona dengan kontrak 2 tahun," Jawab jelas pria itu.
"Bukankah itu terlalu lama tuan terlebih lagi setelah cerai aku akan menyandang status janda," keluh Clara yang menimbang nimbang penawaran itu.
"Saya pun begitu nona akan menyandang status duda, apakah itu belum impas? Jangan khawatir dengan kebutuhan dan keperluan mu, saya akan bertanggung jawab akan itu," kembali meyakinkan Clara untuk segera menerima tawaran dan menandatangani kontrak.
"Baik saya terima," Clara menyetujui dengan mantap tawaran pria itu. Padahal Clara belum melihat dengan jelas siapa calon suami kontrak nya itu tetapi demi perusahaan ayahnya ia akan rela berkorban bahkan hidupnya sekali pun.
"Tolong tanda tangan kontrak di map biru yang saya sudah siapkan di atas meja saya," perintah pria itu. Clara lagi lagi berpikir tentang pria misterius ini yang telah menyiapkan kontrak kalau begitu ini sudah direncanakan dari jauh jauh hari.
Tanpa pikir panjang Clara mengambil map biru di atas meja dan menandatanganinya tanpa membaca isi kontrak yang tertera di map, lagi lagi Clara ceroboh.
"Sudah tuan, tolong balikan badan anda tuan saya ingin melihat wajah calon suami saya," izin Clara.
Pria itu membalikan badannya dengan dengan senyum goda darinya membuat Clara kaget. Pria yang menggodanya di bar? Bagaimana bisa! Ini adalah hari tersial Clara, bagaimana bisa dengan mudah ia menandatangani kontrak itu.
"Hai sayang, apa kabar? Ingatkah dengan saya?"
"KAU!" Clara menaikan nada bicaranya ia merasa telah dimainkan oleh pria licik ini.
"Ada apa sayang? Rindu kah pada saya? Padahal baru tadi malam kita berjumpa," pria itu terus saja menggoda Clara justru membuat Clara naik darah.
"Aku akan membatalkan penawaran itu!" Dengan sigap pria itu mengambil kontraknya yang telah di tanda tangani Clara, menjaga jaga agar Clara tidak merobek dan menghancurkan kontraknya.
"Tidak bisa sayang kau telah menandatangani kontrak ini sekarang aku tuan mu dan kamu adalah budak s*x ku" balas pria itu dengan liciknya.
"Aku tidak mau!" Pria itu mengingatkan Clara kembali dengan cara mengipas ngipas kan kontraknya dengan asal.
Clara dengan cepat lari hendak mengambil kontrak yang berada di tangan pria itu namun dengan sigap pria itu mengangkat tinggi kontrak itu lalu terjadilah tubrukan antara Clara dengannya. Terlihat seperti sedang berpelukan mesra, suara detak jantung terdengar menghiasi telinga Clara.
"Hohoho anda sudah tidak sabar nona? Baiklah tunggu sebentar disini aku akan memberi kontrak ini pada sekertaris ku untuk di duplikat," Goda pria itu lalu membawa Clara untuk duduk di atas meja.
Kemudian pria itu berjalan keluar ruangan memberikan kontrak pada sekertaris nya yang sudah menunggu di luar sedari tadi. Sedangkan Clara duduk terdiam layaknya gadis penurut, ntah magnet apa yang pria itu berikan pada Clara.
"Jangan biarkan ada orang yang masuk ruangan ku," perintah pria itu dengan senyum liciknya lalu memasuki ruangannya kembali dengan mengunci pintu rapat rapat.
"Ayo sayang kita main beberapa ronde hari ini," pria itu perlahan mendekati Clara yang terdiam duduk di atas meja menyentuh lembut tubuh seksi Clara.
"Pergi! Sebenarnya siapa dirimu!" Tolak Clara mendorong pria itu yang sedang menciumi tengkuknya. Namun, nihil kekuatan pria itu justru lebih besar dari Clara membuatnya masih berada pada genggamannya.
"Kamu penasaran dengan aku sayang?" Tanya pria itu menggoda.
"Bagaimana dengan memainkan beberapa ronde dulu?" Tanpa pikir panjang Pria itu kemudian melumatkan bibirnya pada bibir indah Clara dengan sigap Clara menggigit kencang bibir pria itu.
"Nakal, menarik sekali."
Pria itu menggendong Clara sambil melumatkan bibirnya membawa Clara pada kamar pribadi yang tersedia di balik ruangannya sungguh tak terduga. Sedangkan Clara menolak paksa dengan cara menggoyangkan tubuhnya agar terjatuh namun kekuatannya sia sia karna pria itu jauh lebih kuat dari Clara.
"Sebenarnya kau siapa?" Tanya Clara yang sudah tertidur dengan tindihan pria itu.
"Aku—"

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kertas ✅
Romansa(+21) Seorang gadis cantik berdarah Eropa dengan terpaksa harus menggoda pria kaya dari tanah biru layaknya gadis pelacur demi membantu perusahaan ayahnya yang sekarat di terjang badai kebangkrutan. Lambat laun pria tersebut menaruh hati kepadanya...