凛. one

2.6K 281 14
                                    

"Maaf, aku tidak menyukaimu" ujar Jaemin menolak confess dari Wonyoung, lalu meninggalkannya pergi begitu saja. Sedangkan orang-orang di sekitarnya berusaha untuk menenangkan cewek yang mudah rapuh itu.

💚💚💚

"Ada apa dengan wajahmu? Kau terlihat kesal" sapa Renjun pada sahabatnya yang baru saja memasuki kelas dan duduk di bangkunya.

Jaemin hanya menunjuk ke arah jendela dekat lorong dimana Wonyoung sedang lewat sambil menangis dituntun oleh Yujin. Renjun hanya membulatkan mulutnya. "Memangnya tipemu seperti apa sih Na Jaemin-ssi?" tanya Renjun setengah kesal pada manusia di bangku belakangnya.

Walau ia adalah sahabat Jaemin, tapi ia masih tidak mengerti kenapa Jaemin tidak ingin memiliki pacar sampai sekarang. Sudah terlalu banyak cewek yang ia buat menangis dan terlalu banyak cowok yang ia buat patah hati.

Jaemin lagi-lagi hanya memutar bola matanya malas sambil memasang airpod-nya dan memandang keluar.

(Btw ini kelasnya Jaemin ada di lantai 2, bangkunya ada di barisan paling kanan dekat jendela yang ngehadap langsung keluar)

Di bawah sana, ia melihat seorang lelaki bersurai coklat terang sedang membaca buku di bangku atribun dan punggungnya membelakangi gedung sekolah. Entah apa yang ia pikirkan, namun senyum manisnya yang jarang terlihat itu terangkat begitu saja.

Beberapa orang di sekitarnya menganga tak percaya dan terheran-heran dengan tingkah laku Jaemin yang barusan. Seorang Na Jaemin, laki-laki dingin nan populer itu tersenyum? Sungguh momen yang langka.

KRRRIIIIIINNNNNGGGG!!!!!!!

Lamunan Jaemin seketika terkejutkan oleh bel masuk yang keras memekakkan telinga. Hampir saja ia mengumpat karena hal itu. Detak jantungnya saat ini tak normal. Entah itu karena bel masuk yang berdering tiba-tiba atau seseorang dibawah sana yang sedari tadi ia perhatikan.

Ketika ia mencari kemana perginya lelaki itu di tempat yang sama, namun tak menemukannya. Ada sedikit rasa kecewa di dalam sana.

"Jaemin, kau sehat kan?" tanya Renjun pada tuan-muda-tampang-dingin itu.

Yang ditanya mengerut tak paham. "Em, itu.. Tidak apa-apa. Lupakan saja, bukan hal yang penting" sanggah Renjun sebelum memberikan pertanyaan yang lebih lanjut lagi.

Tak lama kemudian, Changmin ssaem memasuki kelas. "Baiklah, class! Kita lanjutkan ke bab yang baru untuk hari ini. Buka bab 3 pada halaman 127 untuk..."

Jaemin mulai mengeluarkan buku-bukunya untuk mengikuti kelas Changmin dengan tertib seperti biasanya. Walau ia merupakan pribadi yang dingin, Jaemin bukanlah tipe-tipe anak berandal dan suka memberontak di sekolah. Bahkan ketua organisasi angkatan-nya pun kalah tertib darinya.

Sedangkan Renjun masih saja melamun. "Renjun-ssi, apakah kamu ingin saya keluarkan dari kelas? Dimana bukumu?" tanya Chanmin pada pemuda asal Cina itu sehingga membuyarkan lamunannya.

"E-eh? Maaf ssaem, saya tadi melamun" ujar Renjun jujur lalu mengeluarkan bukunya. Jaemin yang di belakang Renjun hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya, lalu memperhatikan Changmin yang sedang menjelaskan materi Biologi yang baru di depan kelas.

Berbeda dengan Renjun, yang hanya pencitraan saja mengeluarkan bukunya namun pemikirannya entah kemana.





"Jaemin,.....tersenyum? Jangan-jangan....." -hrj

💚💚💚

"Hey, Na! Ke kantin? Ada Haechan hyung juga loh" ajak Renjun pada Jaemin yang sibuk mencatat coret-coretan rumus grammar Bahasa Inggris milik Namjoon ssaem yang barusan saja mengakhiri kelasnya.

[✔] mr. cold-popular | nominWhere stories live. Discover now