Ketika Cinta Bertepuk Sebelah Pantat

80 5 0
                                    

Banyak jalan menuju Surabaya,
dan tak satupun jalan mengantarkan
aku ke pelukanmu.
Betapa konyol senyummu yang tolol itu, nyantol sembarangan di batok kepalaku.
Tidak sesak kah kau berada bilik yang sempit itu? berdesak-desakan dengan bejibun tanggung jawab dan beban rindu?

kau mewartakan apa kepada siapa tentang bagaimana ketika pada suatu kapan itu akan tiba.
Aku kaget kita seperti saling berkaca tiap mata kita dan mata kata saling tatap, saling ngobrol, sebelum kuliah berlanjut dan habis saat matahari nyaris koprol di pelupuk senja.

Berpikir, sabda apa yang membawa pantatmu ke tanah Jogja?
dan bagaimana aku jatuh cinta itu lain cerita.
Sudahlah, cukup tempe..
Kau tidak perlu pakai tahu segala.
Barangkali di dunia paralel, kita saling bercumbu dan pacarmu yang jelek banget itu sekarat kesambar petir dan mati cemburu sebab kau yang tercanttik adalah mutlak milik yang terganteng: aku.

Amin.

1995Where stories live. Discover now