RenSung 1

19.6K 1.4K 194
                                    

       Seorang anak kecil laki-laki sedang memperhatikan ikan yang ada di kolam rumah nya. Ia mulai menghitung ikan dari mulai dengan warna orange dan kuning keemasan.

"Kamu gak keberatan kan, ngurus Jisung yang masih bayi gini." ucap Taeyong yang berbicara dengan istri baru nya, Wendy.

"Gak apa-apa kok, Mas. Renjun kan udah umur 5 tahun juga, jadi aku ga keberatan kok." ucap Wendy tersenyum.

"Makasih yah."

Mereka melihat Renjun yang asik, lalu menghampiri nya. Taeyong berjongkok, mensejajarkan tubuh nya dengan tubuh Renjun. Sedangkan Wendy menggendong Park Jisung. Oh salah, Huang Jisung.

"Abang."

"Iya, ayah?"

"Udah terbiasa manggil ayah ternyata." ucap Taeyong mengelus rambut Renjun.

"Abang punya adik, loh. Mau lihat gak?" tanya Taeyong lagi sambil menunjuk Jisung yang sedang berada di pelukan Wendy.

"Mau, ayah mau."

Renjun berbinar, ia sangat senang melihat bayi apalagi disebut itu adik nya. Alhasil Renjun semakin menyukai nya.

"Sini, ayah gendong."

Taeyong menggendong tubuh mungil Renjun, memperlihatkan Jisung yang sedang mengemut jari jempol nya sendiri seraya tertidur pulas.

"Namanya siapa, Bun?" tanya Renjun yang mengelus pipi Jisung pelan.

"Jisung. Bagus kan kaya kamu." ucap Wendy tersenyum.

"Bagusan injun." ucap Renjun terlihat sedikit kesal.

"Iyah, bagusan Abang."

Taeyong terkekeh, melihat Renjun yang benar-benar polos dan sangat imut.

"Nanti Abang jagain Jisung yah, harus baik sama adik nya juga." ucap Wendy.

"Iya dong. Abang akan selalu baik sama Jisung. Nanti kalau Jisung udah besar, kita main mobil-mobilan bareng terus nanti Abang ajarin Jisung."

Wendy dan Taeyong tertawa melihat ke bawelan Renjun yang sangat lucu. Mereka benar-benar gemas dengan Renjun yang tidak ada habis nya, menceritakan apa yang diinginkannya bersama Jisung nanti.

∆∆∆∆

12 tahun kemudian

       "ABANG!"

Teriakan Jisung membuat Renjun menutup telinga nya dengan bantal. Jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, tapi Jisung sudah mengganggu tidurnya.

"Abang, bangun."

Jisung menggoyangkan tubuh Renjun dengan kasar.

"Apa sih?!"

Renjun bangun dari tidur nya dan menatap Jisung kesal.

"Abang, Jisung mau pinjem Lego yang kemaren abang buat. Dimana?"

"Astagfirullah. Keluar gak?! Ganggu tidur aja."

Renjun kembali menidurkan tubuhnya dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Abang, kata bunda jangan bangun siang-siang. Buruan ih, mana Lego nya."

Jisung terus menggoyangkan tubuh Renjun dengan kasar. Membuat Renjun kesal, benar-benar kesal.

"ADEK KAN BISA CARI SENDIRI. GAK USAH BANGUN IN ABANG KENAPA SIH?!"

"Jisung udah ada niatan gitu, bang. Tapi kan abang belum izinin, nah sekarang kan udah, jadi adek mau cari ya bang."

Renjun menghela nafas kasar, harus sabar menghadapi adik seperti Jisung sampai rasa kantuknya pun menghilang.

"Ketemu bang. Makasih abang ku yang ganteng, tidur lagi aja bang gak apa-apa."

Jisung pergi dan menutup pintu kamar Renjun. Membuat Renjun yang sudah melempar bantal nya, mengenai pintu bukan Jisung.

"Sabar yaallah." ucap Renjun yang langsung bangkit, berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

∆∆∆

       Renjun turun ke lantai bawah, untuk melihat ada makanan apa yang bisa ia makan untuk mengganjal perut kosong nya sebelum olahraga.

Tapi lantai satu hanya terlihat Jisung yang bermain Lego nya, tidak ada seorang pun selainnya.

"Dek, bunda kemana?"

Renjun duduk di sofa, memperhatikan Jisung yang duduk di lantai sambil memakan roti selai nya yang ia ambil di meja makan.

"Ke pasar, ayah kerja." ucap Jisung menatap Renjun.

"Kalau ayah si tau, Abang juga."

"Gak apa-apa, ngasih tau aja."

Renjun mendelik kesal pada Jisung, bisa-bisa nya ia mempunyai adik seperti Jisung.

"Udah ah, abang mau olahraga dulu. Ikut gak?"

Renjun bangkit dari duduk nya, merapihkan bajunya dan menatap Jisung.

"Abang aja. Kasian kan badan abang kecil terus."

"Sialan lo!"

"Ya, maaf bang. Jisung kan cuma kasih tau." ucap Jisung terkekeh saat melihat Abang nya dengan wajah kesal.

"Awas aja, gangguin abang lagi." kata Renjun sedikit berteriak dan berjalan kearah ruangan gym dirumah nya.

"Enggak, bang. Slow aja slow." jawab Jisung yang berteriak karena Renjun sudah menjauh.

Renjun yang asik melakukan treadmill, melihat Jisung yang berdiri gak jauh darinya.

"Kenapa?" tanya Renjun yang tidak menatap Jisung.

"Jisung laper, bang."

Jisung berjalan kearah Renjun, menunjukkan wajah sedih nya agar Renjun mau membuatkan makanan untuknya.

"Nanti juga bunda pulang." ucap Renjun.

"Tapi udah gak ketahan bang laper nya." ucap Jisung terlihat memegang perutnya.

"Tadi udah janji gak bakal ganggu Abang." ucap Renjun kesal, mematikan alat treadmill nya dan menatap Jisung yang berada disebelahnya.

"Ya kan, aku gak tau kalau bakal laper bang. Ayolah bang, sekali ini abis itu udah." ucap Jisung menggoyangkan tangan Renjun dengan wajah imut nya.

"Oke. Ini terakhir ya, jangan ganggu abang lagi."

Jisung menggangguk senang, sedangkan Renjun berjalan melewati Jisung untuk membuat makanan untuk adik nya tersayang.

∆∆∆

Aku baru buat cerita tentang family gini, jadi maklum in aja yah kalo kurang seru:((
Lanjut atau gak?

Jangan lupa vote dan coment nya^^

RenSung BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang