7 - Cemburu

36.3K 3.5K 813
                                    


"Jen, kapan kamu gantiin om buat ngurus perusahaan di sini?" Tanya Heejin antusias.

"Saya belum tau Heejin kapan diadakan rapat."
"Perusahaan di China lagi kacau, jadi saya sementara gantiin papah jaga yayasan."

"Kalo om sudah pulang, kamu pulang ke Amerika juga?"

"Mark sudah mengeluh kewalahan mengurus perusahaan di sana sendiri, saya pasti dipaksa pulang." Keluh Jeno.

"Ah iya! kenapa aku melupakan si perjaka tua itu." Ucap Heejin sambil tertawa, mengingat para petua ini tidak memiliki tanda-tanda hubungan asmara.

"Hm, ngomong-ngomong kamu belum cerita sejak kapan menjadi guru disini."

"Sudah berjalan 2 tahun Jeno, kukira kau tau!" Heejin merengut.

"Ibu menyuruhku menjadi guru disini karena paman yang memaksa, siapa yang menolak gaji besar?"

"Hahh, si tua itu memang pemaksa." Ucap Jeno sambil menggelengkan kepala. Memikirkan ayahnya membuat dia pusing.

'Ting'

Suara notifikasi HP Jeno berbunyi, sepertinya sang guru ini mendapatkan pesan dari seseorang. Dengan keadaan mata yang seperti ini membuat Jeno harus teliti membaca sesuatu.

Jidat Jeno mengkerut.

"Sepertinya saya harus pergi dulu Heejin,"
"Sudah saya bayar tenang saja."

"Aah terimakasih!"
"Kau memang sepupu yang bisa diandalkan."








Saat ini Jaemin sudah berada di rumah besarnya, berbelanja di mall ternyata sangat melelahkan. Bayangkan saja setelah lelah di sekolah langsung mengelilingi isi gedung besar tersebut.

Rumah sangat sepi, nyonya Na beberapa hari lalu menyusul tuan Na di negara lain. Ayah Jaemin memang sedang memiliki masalah pada kantornya, itu alasan yang membuat tuan Na tidak bisa pulang.

Untuk sekarang Jaemin mengenakan hoodie kebesarannya,  sangat lucu karena badannya terlihat kecil. Di luar juga sangat dingin namun otaknya kurang bekerja karena hanya mengenakan boxer yang sangat pendek.

Sedari tadi Jaemin hanya mencari-cari film atau serial yang menarik di netflix, sendirian di rumah bikin bingung mau ngapain.

"Aduh, yang lagi rame film apa sih?" Rengut Jaemin sambil berdialog sendiri.

"Nyari di twitter aja lah anjing, ribet amat."


"365 days?" Tanya Jaemin spontan mencari judul film yang direkomendasikan Haechan temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"365 days?" Tanya Jaemin spontan mencari judul film yang direkomendasikan Haechan temannya.

Jaemin yang awalnya biasa saja tiba-tiba kaget melihat batas umur untuk film.

'Wah untuk dewasa? ternyata Haechan menonton film seperti ini?' Ucapnya dalam hati.

Jaemin makin dibuat penasaran, film tersebut memiliki adegan yang tidak diperuntukkan remaja sepertinya. Tapi apa yang kau harapkan dari Jaemin? tidak menonton? menggoda guru dengan mengangkang di depannya saja sudah pernah.

365 Days sendiri adalah film adaptasi buku pertama dari novel trilogi karya penulis Polandia, Blanka Lipinska berjudul 365 Dni. Film ini bercerita tentang kisah cinta seorang mafia Italia dan seorang perempuan eksekutif.



Kening Jaemin makin mengerut, sepanjang film dia terlalu sering menemukan adegan erotis yang membuat pikirannya melayang bebas. Mata Jaemin membulat saat scene kapal ditampilkan.

Bagian selatannya mulai merasa sesak. Jaemin sebisa mungkin menahan hingga menggigit keras bibirnya.

Pikirannya sekarang hanya dipenuhi satu nama.

Pak Jeno.

"Gila, ini gila!" Teriak Jaemin frustasi.



Jaemin mulai meraba bagian bawahnya, sangat sesak.

"Emhh, ka Jeno-hhh sakit!"
"Anghh ka Jen-nh"

Jaemin mulai mendesah, ini sakit. Dia tidak bisa menahannya, horny nya sudah di ambang batas.

Ia mulai mengocok kejantanannya secara perlahan, hingga tempo semakin cepat. Nikmat, kacau, pikiran Jaemin hilang.

Nama Jeno selalu terputar di otaknya, mendesahkan nama gurunya membuatnya makin terangsang.

"Arghh ka Jeno-hh"
"Gila-hh sedikit lagi ahh"

Jaemin mengeluarkan cairan semennya. Badannya sangat lemas, bergerak saja rasanya dia lelah.




Tidak mungkin Jaemin baik-baik saja saat melihat kekasihnya makan siang dengan perempuan lain. Itu yang membuat pikirannya berkelana, overthinking.

Sedari sore pun handphonenya dia matikan, alasannya mau quality time sama teman. Aslinya memang tidak mau pacarnya menghubunginya sekarang, efek cemburu.

"Kangen ka Jeno, tapi malu." Cemberut Jaemin.








Di sisi lain.

"Astaga Jaemin, kamu di mana? saya khawatir."

'Saya rindu kamu Jaemin.'








—————————

Hai! apa kabar? aku update terakhir 2 bulan yang lalu, maaf ya makin nggak jelas hehe. Bingung mau alurnya gimana, aku bikin ini juga iseng-iseng dan ternyata lumayan banyak yang baca.

Terimakasih buat yang udah voment dan nungguin book ini! Ga nyangka aja ini book pertama aku, mau nyoba bikin book lagi tapi emang lagi bingung aja :(

Yang masih ngikutin Pak Jeno keren banget bisa nunggu 2 bulan, beribu sungkem 😭

Bakal aku usahain bulan depan selalu update, jangan lupa dukungannya ya sahabat! bye 🥺

Pak Jeno | nominWhere stories live. Discover now