22 || Princess Callysta

185 39 0
                                    

Selamat membaca 🤗
Jangan lupa vomentnya!
.
.
Banyaknya pepohonan di hutan Negeri Bunga tersebut, menyebabkan kurangnya pencahayaan. Dan untuk melalui dimensi selanjutnya, ia harus melewati hutan yang begitu lebat dan luas yang konon ceritannya, bagi siapa saja orang yang melewatinya di pastikan tidak selamat. Karena banyaknya hewan buas di dalam hutan tersebut.

"Lebat sekali hutan ini," ucap Callysta yang terus memandangi hutan tersebut.

"Iya, ingat jangan ada yang lengah atau kita akan menjadi korban selanjutnya di hutan ini," jawab Filbert yang tak henti-hentinya terus mengingatkan kepada kedua temannya. Dan kedua temanya yang di peringatankan pun mengikuti perintahnya.

Mereka bertiga harus ekstra hati-hati, karena selain banyaknya hewan buas juga terdapat beberapa penyihir jahat yang tinggal di balik pepohonan. Selain itu, hutan ini juga tak luput dari banyaknya jebakan yang di pasang oleh beberapa penyihir.

Meraka berjalan dengan ekstra hati-hati,  dalam perjalanannya, ia saling menjaga satu sama lain, meraka tidak membiarkan jika ada seseorang pun yang menyakiti diantara mereka. Satu sakit, yang lain pun ikut merasakan sakitnya itu. Sudah hampir beberapa hari merka bersama-sama. Hingga tanpa di sadari, ada di antara meraka yang menyimpan rasa sayang lebih, tapi tak berani di ungkapkannya karena ia tahu jika orang itu hanya menganggapnya hanya sebatas sahabat saja.

Dalam perjalanan, nampak Filbert yang begitu menahan sakit, setelah tadi malam ia harus berubah wujud. Berubah wujudnya itu membuat sedikit tenaganya terkuras. Sesekali ia terhenti untuk menyeimbangkan tubuhnya. Ia tahan rasa sakitnya agar kedua temannya tidak beristirahat kembali karena dirinya, mengingat waktu kian dekat. Nyawa Callysta lah yang menjadi terancam, jika tidak lekas sampai di negerinya.

Dan kini, hutan itu sudah berada di depan mata, Callysta baru pertama kalinya ia melihat hutan se gelap ini. Beberapa kali Callysta meneguk salivanya sendiri. Ia kuatkan kembali keberaniannya dan hilangkan segala rasa takutnya. Selama bersama kedua temannya, Callysta yakin tak akan terjadi apa-apa dengan dirinya.

Perlahan mereka pun memasuki hutan tersebut. Tanpa di sadari, saat memasuki hutan itu, tiba-tiba saja segerombolan serigala mengejar mereka bertiga, begitu cepatnya langkah serigala membuat mereka bertiga begitu kelelahan.

Langkah kakinya tidak begitu seimbang untuk berjauhan dengan langkah serigala itu, begitu malang nasibnya, mereka bertiga salah memilih jalan dan mereka pun sudah tak mampu berkutik lagi, terpaksa mereka pun melawannya. Mereka atur strategi sedemikian rupa untuk melawan serigala itu. Filbert mencoba untuk menenangkan serigala itu, tapi serigala itu enggan tenang dan serigala itu malah kian lincah untuk menyerang Filbert dan kedua temannya.

Filbert dan Cordelia pun menyerang serigala hutan tersebut, sedangkan Callysta hanya melihatnya karena ia juga bingung harus melakukan apa. Ingin sekali  Callysta membantu kedua temannya, tapi sayang ia tak mempunyai keberanian untuk itu semua.

Lincahnya dan buasnya serigala tersebut, menyebabkan Filbert dan Cordelia begitu kelelahan. Cordelia yang tadinya membantu Filbert kini tidak bisa membantunya, karena ia sudah begitu kelelahan dan sedikit terluka akibat serangan serigala tersebut.

Karena tak tega dan tak mau terjadi apa-apa dengan Filbert, dengan segera Callysta membantunya, walaupun ia sudah dilarang untuk melawan serigala tersebut oleh Cordelia. Begitu terkejut Filbert melihat Callysta membantunya, Filbert sesekali melarangnya dan memerintahnya untuk bersembunyi, tapi tetap saja Callysta tidak mau. Yang di khawatirkan Filbert kini yaitu jika Setetes darah Callysta jatuh ke tanah mampu di deteksi keberadaannya oleh beberapa penyihir yang selama ini mengincarnya. Hampir saja Filbert di terkam oleh serigala yang lapar itu, tapi untung saja Callysta cepat membantunya.

Tanpa di sangka, dengan satu hentakan saja, serigala-serigala itu nampak begitu takut dan kian menjauh, awalnya Callysta tidak percaya. Namun, ia mencobanya kembali dan iya, serigala tersebut semakin menjauh dan saat mulai menjauh itu kesempatan Callysta untuk menyerangnya. Tanpa bantuan Filbert ia mampu melawan serigala itu sendirian. Filbert begitu takjub dengan Callysta yang dengan sekejap mampu menguasai kekuatan itu, yang mana tidak sembarang orang akan dengan mudah menyerap kekuatan menginjak bumi, yang mana jika kakinya di hentakan, akan menimbulkan suatu getaran seperti gempa kecil.

"Terima kasih sudah menolongku," ucap Filbert yang mendapat anggukan oleh Callysta.

Callysta langsung membopong Filbert menuju Cordelia untuk di obatinya. Beberapa goresan luka yang tercipta di tangan Filbert begitu banyak akibat menyerang Serigala tadi.

Callysta obati luka di tangan Filbert secara perlahan dan Filbert yang di obati pun hanya terdiam dan memandangi wajah Callysta yang begitu mampu membuat dirinya membaik kembali untuk melanjutkan perjalanan ini. Rasa sakit ia biarkan begitu saja, yang ia pikirkan hanyalah menghantarkan Callysta dengan selamat dan menjaga kedua temannya itu.

"Bagus sekali kamu Putri Callysta, bisa melawan Serigala itu," puji Cordelia yang masih meramu beberapa obat untuk luka Filbert.

"Benarkah? Bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu semua?" batin Callysta yang sedang memikirkan hal tadi dan Cordelia berhasil menghentikan lamunan Callysta.

"Aku jadi yakin, bagaimana jika setelah ini kita berkunjung terlebih dahulu disuatu air terjun untuk bersemedi menyerap beberapa kekuatan, siapa tau kamu menemukan kekuatanmu disana putri Callysta."

"Betul juga, aku setuju," ucapnya yang kembali membopong tubuh Filbert menuju tempat air mancur Negeri Bunga.

***

Memang betul tempat tersebut begitu enak untuk tempat istirahat dan bersemedi. Begitu tenang dan sunyi, hanya ada air mengalir saja yang berbunyi.

Callysta, Cordelia dan Filbert langsung memulai duduk dengan matanya yang tertutup. Dalam duduknya meraka harus begitu fokus untuk mendapatkan beberapa kekuatan dan menghilangkan rasa lelahnya.

Callysta yang tidak begitu paham dengan apa yang di lakukan kedua temannya hanya mampu diam dan melihatinya. Cordelia yang tau sedari tadi dilihati Callysta langsung memerintah Callysta untuk mengikutinya. Callysta pun menuruti perintah itu dan mulai menutup matanya.

Perlahan Callysta merasakan sesuatu di dalam dirinya, yang tadinya begitu lelah kini mulai menghilang dan ia juga merasakan hal aneh yang masuk di dalam tubuhnya. Sungguh rasanya begitu sakit, tapi perlahan kian menghilang dan malah ia merasakan jika tubuhnya nampak begitu ringan dan lelah dalam dirinya bisa hilang begitu saja.

Dan ia perlahan membuka matanya kembali dan mencoba berlatih, semoga saja ia mendapatkan kekuatan baru disini.
Saat di cobanya, benar ia mendapatkan kekuatan itu dan Callysta begitu senang berdiam dirinya di tempat tersebut menambah sedikit kekuatan di dalam tubuhnya.

Tak hanya Callysta, Filbert dan Cordelia juga mendapatkan sedikit kekuatan disana. Karena di anggapnya sudah cukup, merak pun memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut dan melanjutkan kembali perjalanannya dengan raut wajah yang fresh kembali dan semangat yang begitu membara untuk segera menggapai tujuannya.

***

Haloo semua🤗 akhirnya Princess Callysta update juga, ya!

Terus ikutin kelanjutan ceritanya ya!

Salam manis dari Author untuk pembaca cerita Princess Callysta❤️

Papai🤗

Princess Callysta  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang