Begin.

110 15 4
                                    

127 ; Squad
Present©

"Yang lu cuma pikirin cuma uang terus!"

"Lu mau mati konyol gitu aja hah?"

"I love your dress, but you don't need it anymore."

"Maaf, tapi saya tidak berminat untuk kalah."

"Dia yang mati atau kita yang mati!"

"Jangan kejebak sama permainan lu sendiri."

"I cant lose, sweet heart."


Main cast :

•Jung Jaehyun ; Jeffrey
ʜᴀᴠᴇɴɪᴄᴇ ᴘʟᴀʏ ᴅᴀʀʟɪɴɢ

Alexa Tan; Lexa
ᴄʜᴇᴄᴋᴍᴀᴛᴇ

•••

[Red Wine Team ;]

Johnny Seo, 1995.

Nakamoto Yuta, 1995.

Kim Jungwoo, 1998.

[Triple One Team ;]

Lee Taeyong, 1995.

Kim Doyoung, 1996.

Moon Taeil, 1994.

[Blooper's Team ;]

Mark Lee, 1999.

Lee Dong Hyuck, 2000.

The Rules :

• Choose your team (✓)
• Dont loose (x)
• Be a Winner (✓)

•••

Aku menatap dua pria di hadapan ku dengan tajam, aku benci dua pria ini. Mereka menatap ku dengan tatapan merendahkan dan tersenyum penuh kemenangan.

"Aku tidak menyangka ternyata di balik kasus besar ini, pelakunya hanya satu orang -wanita pula." Ucap pria yang memakai kacamata berambut merah muda.

"Jangan meremehkannya, butuh waktu hampir satu tahun kita menangkapnya." ucap pria lain berambut hitam pekat.

Pria itu adalah Lee Taeyong dan Kim Doyoung. Dua detektif brengsek yang berhasil menangkap ku dua hari lalu. Aku sedang terduduk di sebuah ruangan kecil dengan hanya satu lampu sebagai alat penerangan disini- oh tanganku juga tengah terborgol.

"Kau tidak berbohong bahwa kau bekerja sendirian kan ?" aku tidak mau menjawab pertanyaan yang telah ku jawab ribuan kali.

Oh apa aku lupa memperkenalkan diriku? Sebut aku wanita sempurna abad ini, pintar, cantik, licik tapi tidak terlalu berhati-hati untuk terjebak dalam jebakan polisi.

Alexa Tan, sesosok wanita yang telah menjebol beberapa akun bank besar internasional dalam waktu dua tahun, dan berhasil membuat ekonomi di kota New York ini berantakan karena ulahku.

"Jawab! Memangnya kau mau mendapat luka baru lagi di wajahmu hari ini."

Wajahku sekarang sedikit lebam di bagian sudut bibir, kalian salah bila laki-laki tidak akan memukul seorang wanita, buktinya saja seorang detektif bernama Lee Taeyong itu berani menamparku dengan cukup keras karena saat aku baru tertangkap aku sempat mengelak bahwa aku bukan pelaku atau dalang di balik kasus ini.

"Ah wanita ini sungguh memuakan." Taeyong berdiri dari kursinya, dan menghampiri ku. Dia mengcengkik ku bukan main.

"Ayolah apa susahnya menjawab dengan jujur." ucap Doyoung seraya tertawa kecil, sedangkan aku disini menahan sakit karena Taeyong mencekik ku.

Pintu ruang interogasi terbuka, seorang pria membawa berkas dan menaruhnya di meja.

"Dari hasil observasi dan penyelidikan di apartemen Alexa dia kelihatannya memang bekerja sendiri." detik selanjutnya Taeyong melepaskan tangannya, aku terbatuk berusaha menghirup udara sebanyak mungkin.

Aku menatap teman mereka yang lain, Moon Taeil.

"Ternyata dia memang sendirian, hebat. Atasan meminta kita untuk memperkerjakannya. Selamat." ucap pria bernama Taeil itu.

Aku tertawa, mendengar perkataannya itu. Mereka sempat meminta ku untuk membantu mereka menyelesaikan kasus yang lebih besar dengan keahlian ku di bidang teknik.

"Kalian pikir aku mau membantu kalian setelah bersikap ini ke pada ku?" Aku tersenyum lebar kepada mereka bertiga.

Taeil menghampiri ku dengan senyum tipis dan meraih daguku dan memaksa ku menatap nya.

"Tentu saja kau mau, kau tidak lupa dengan adik mu bukan?" Detik selanjutnya senyum ku perlahan memudar, ketika dia menyebutkan nama adiku.

"Lee Jeno."

•••

[Warning !!!]

Beberapa bagian cerita mengandung adegan yang tidak berkenan diperuntukan anak di bawah umur 21 tahun, jadilah pembaca yang bijak.

Selamat membaca.

127 ; SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang