#17 Baby

503 84 9
                                    

Nayeon masih memikirkan soal tempat misterius dan ingatan-ingatan aneh yang tiba-tiba saja muncul dipikirannya. Dia benar-benar tak mengerti mengapa ingatan-ingatan itu terus berputar-putar dikepalanya.

"Ah aku sepertinya terlalu lelah," gumamnya seraya berjalan masuk ke ruang rawat pasien. Dia tetap harus professional sebagai seorang dokter bukan?

Itu bukan hanya halusinasi semata, Nayeon yang merupakan reinkarnasi dari Halley itu hanya sedang membangkitkan ingatan-ingatan penting milik Halley sama seperti Seokjin sebelumnya.














"Sana?" Taehyung menyimpan nampan berisi obat-obatan yang dia dapatkan dari tabib istana dan berlari menuju ranjang dimana Sana tertidur.

Wajahnya benar-benar pucat, bahkan suhu tubuhnya juga mendingin. Satu hal yang membuat Taehyung lebih panik adalah, kulit Sana yang mulai membiru.

"Sana, aku mohon jangan tinggalkan aku," Taehyung menggosok tangan Sana agar suhu tubuhnya kembali. Biasanya hal ini terjadi pada bangsa Matahari yang akan tiada.

"Sana," panggil Taehyung dengan air mata yang mulai deras turun dari matanya. Tangannya kemudian bergerak mengusap perut buncit Sana berharap bayi itu mau mengalah demi ibunya, "Ayolah, jangan membuat ibumu tiada seperti ini."

"Sana!" kini raja Matahari yang memasang wajah paniknya karena Sana terlihat sangat mengenaskan, "Panggilkan tabib."

"Ayah, aku tidak ingin–"

"Taehyung, jangan bicara sembarangan, Sana hanya sedang tertidur sekarang."

"Tapi tubuhnya membiru, ayah, aku benar-benar tidak ingin kehilangan Sana. Aku tak masalah jika bayi itu tiada, tapi tolong selamatkan Sana," pinta Taehyung yang masih diiringi tangisannya.

Tangan Sana kini bergerak dan membuat Taehyung memandangnya berharap istrinya itu mau membuka matanya.

"Ah syukurlah, kau membuka matamu," kata Taehyung yang kemudian mencium punggung tangan Sana.

"Bayinya hanya sedikit menendangku,"

Taehyung hanya meringis mendengar penjelasan Sana itu. Sepertinya bayi itu benar-benar kuat. Bahkan hanya karena tendangannya, Sana sampai kehabisan napasnya.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Dia sudah sadar kembali," jelas raja Matahari pada tabib yang baru saja tiba.

"Yang Mulia, ini sungguh berbahaya, putri Sana bisa kehilangan nyawanya saat bayi itu mulai aktif bergerak,"

"Apa tidak ada pilihan lain selain menggugurkannya?"

"Ada, tapi putri Sana harus mau melakukannya."

"Katakan saja."

"Tinggal dikerjaan Neptunus,"

Raja Matahari hanya membulatkan matanya. Dia benar-benar tak mengerti kenapa dia harus mengirim Sana ke kerajaan itu.

"Kerajaan Neptunus lebih dingin dan itu bisa membuat bayinya lebih tenang,"

"Baiklah, aku akan kirimkan surat untuk raja Neptunus agar Sana bisa tinggal disana selama kehamilannya,"
























Seokjin menatap bingung sekeliling kamarnya yang benar-benar terlihat lain. Hingga seorang pria paruh baya dengan mahkota besar dikepalanya berjalan ke arahnya dan membuatnya sadar jika saat ini dia tidak sedang berada dikamarnya.

"Perseus?"

"Maaf, tapi namaku Seokjin," jelas Seokjin yang membuat raja Neptunus duduk ditepian ranjangnya dan tersenyum.

Not By The Moon✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora