2.1 : Diary

1.3K 309 41
                                    

Hendery menghempaskan tubuhnya ke kasur untuk melepas penatnya. Hari ini, dia baru saja pindah rumah mendekati kampusnya. Orang tuanya akan berkunjung esok hari, jadi Dery memutuskan merapihkan barang-barangnya di rumah barunya itu seorang diri.

Kesan pertama yang Dery dapat adalah rumah ini suram. Tapi Dery menepis banyak pemikiran horror yang berdatangan di kepalanya. Ia fikir, hari libur nanti dia akan mengecat rumah barunya ini supaya kesannya lebih hidup lagi.

Jam berdentang tepat di pukul dua belas malam. Besok Dery ada kelas pagi, tapi dia belum bisa pergi ke alam mimpi. Akhirnya dia memutuskan untuk mengambil sebuah buku usang yang ia temukan saat beres-beres tadi, sebuah buku bertuliskan 'Diary' didepannya.

Dery awalnya tidak tertarik, tapi entah mengapa sekarang dia merasa penasaran. Ia berharap, setelah membaca, kantuk segera mendatanginya dan membantu untuk tidur. Lalu, ia membuka halaman acak dan mulai membaca.

Diary,

Hari ini aku bosan sekali, aku ingin main tapi tidak punya teman, mama bilang mereka jahat, aku tidak boleh keluar. Padahal aku sudah besar dan akan mulai masuk sekolah dasar bulan depan.

Papa dan Mama selalu saja memarahi aku, Diary.
Katanya aku tidak boleh keluar kamar, dunia luar jahat, orang orang itu jahat

Aku tidak percaya kepada mereka, sampai akhirnya...

Dery menghembuskan nafas, ah, Diary macam apa ini! Sangat membosankan. Tulisannya seperti ceker ayam.

Dery lalu memutuskan untuk langsung membuka halaman paling akhir. Lalu mulai membacanya.

Diary,

Mama dan Papa benar, seharusnya kita tidak perlu kesana Diary. Aku dikunci disebuah gudang, lalu orang orang itu mulai menyayat bagian bagian tubuhku dengan banyak benda tajam. Diary.. tak kuat. Aku memutuskan untuk pergi dari dunia ini saja.

Meski merasa ini hanyalah omong kosong anak kecil belaka dengan tulisan dan susunan kata yang aneh dan acak, Dery merasa sekujur tubuhnya merinding, apalagi diluar hujan disertai petir dan dia hanya sendirian, menambah kesan seram suasana waktu itu.

Meskipun begitu, Dery masih tetap melanjutkan bacaannya,


Jika kamu membaca Diary ini dan sedang kesepian, aku akan menjadi temanmu, aku akan datang setelah kau mengucapkan namaku lebih dari tiga kali.

Namaku Diary.


BRAKKK!!

Buru buru Dery menutup buku itu dan melemparnya asal. Jantungnya berdegup kencang. Disisi lain dia ingin tergelak melihat dirinya menjadi pengecut hanya karena sebuah buku diary yang konyol. Dery juga berfikir keras tadi dia mengucap kata Diary berapa kali???

Tak lama, suara petir menggelegar dan semua rangkaian lampu mati. Hanya ada sinar petir yang menembus dari balik kaca. Dery membalikkan tubuhnya agar menghadap tembok dan membelakangi pintu, harap harap kantuk segera mendatanginya.

KRIEEEET

Suara pintu kamar terbuka, Dery masih bersikeras memejamkan matanya sambil merapal doa. Siapa yang membuka pintu itu selain dirinya? Dia hanya seorang diri disini. Tapi Dery mencoba berfikir positif bahwa pintu itu hanyalah tertiup angin besar.






Namun semuanya buyar ketika sebuah suara berbisik dibelakangnya,




'Aku datang.'

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang