8

13.5K 729 4
                                    

Xavier memperhatikan queensha yang masih terlelap dalam tidurnya. Apapun keadaan queensha kecantikannya tetap bersinar Dimata Xavier.

"Kau mampu menggoyahkan duniaku queen" Xavier membelai wajah itu dengan sayang. Dibawanya queensha kedalam pelukannya.

Queensha membuka matanya dengan perlahan, kepalanya sangat sakit saat ini. Dia merasakan sesuatu yang berat di perutnya ketika dia lihat....ternyata tangan seseorang.

Dengan ragu dia melihat kearah samping, ternyata pria kejam itu yang berada disampingnya. Sontak saja dia meronta dan turun dari ranjang.

Xavier bangun dengan terkejut, mengerutkan keningnya melihat queensha yang tampak menjauhinya

"Queen ada apa?"

"Kau....dimana aku" teriak queensha

"Sini mendekat aku ingin memelukmu"

" Tidak. Aku ingin pulang" queensha berlari ke arah pintu. rumah ini berbeda dengan rumah yang sering ia kunjungi setiap pagi.

Queensha menuruni tangga dengan bentuk yang melingkar. Dia terus memaki Xavier dalam hati. Sedangkan Xavier dengan santai mengikuti queensha dari belakang. Sambil bersiul dia terlihat seperti seorang psikopat, yang sedang menunggu mangsanya untuk menyerahkan diri.

Perasaan queensha menjadi tidak enak. Kenapa bisa dengan mudah dia berlari. Padahal dia tau jelas bagaimana perangai bosnya itu. Para bodyguard pun hanya memandang dirinya tanpa repot repot untuk mencegah.

Namun queensha tetap berfikir positif. Dia berfikir Xavier sedang kerasukan roh baik. Sehingga dia mau melepaskan queensha begitu saja.

"Queen pintu keluarnya ada disebelah kanan mu" Xavier berteriak dari bawah anak tangga. Dia melipat tangannya, bersedekap didada. Menyaksikan bagaimana raut wajah gadis itu selanjutnya

Queensha tak mau membuang waktu, langsung saja dia membuka pintu kaca itu.

Matanya membalalak melihat sekitar.
Gelap. Tidak ada tanda tanda penduduk yang lain. Hanya sebuah pohon rindang. Suara suara aneh juga dapat didengarnya.

Queensha melangkahkan kakinya mundur ketika dia mendengar dengan jelas suara serigala. Astaga....ada di mana dia saat ini. Sekilas dia dapat melihat binatang berlari dengan capat....apa itu??

Queensha terdiam kakinya melemas. Dia terduduk di lantai yang dingin itu. Dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Xavier berjongkok, membelai wajah cantik queensha. Dia menghapus pelan air mata yang sudah merembes dipipi queensha.

"Queen....jangan menangis" Xavier membawa tubuh ringkih itu kedalam pelukannya

Queensha memukuli Xavier, dia sangat kesal dengan Xavier

"Kenapa...kenapa aku?? Kau membawa ku kemana"

"Sttt...tenanglah"

"Tenang kau bilang. Bagaimana bisa aku tenang, kau bahkan memukuli James dengan brutal" teriaknya

"Jangan menyebut nama pria lain saat denganku" desis

"Aku ingin pulang"

"Tidak"

"Mau mu apa ha?" Queensha sudah histeris. Bos yang dikiranya baik itu ternyata orang yang brengsek.

"Kau tanya Mauku? Ini Mauku" Xavier melumat bibir queensha. Baginya bibir queensha seperti narkoba yang membuatnya kecanduan. Bibir lembut dan manis itu mampu menghipnotis Xavier.

Queensha terus meronta. Dia merasa di lecehkan dengan tindakan Xavier saa ini. Xavier terus melumat tak membiarkan sedikitpun cela untuk queensha bernafas. Padahal dada queensha sudah sesak. Ciuman mereka harus berakhir dikarenakan queensha pingsan.

Pagi hari. Sinar mentari dengan nakal mengusik tidur queensha. Dia mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan pencahayaan.

Queensha langsung terlonjak. Dia masih ingat betul dengan kejadian semalam

Dia memandang kamar yang ditempatinya. Kamar ini lebih simpel dari kamar mansion Xavier.

Queensha turun kebawah mencari Xavier. Tidak banyak perabotan atau barang barang antik disini. Tempat ini lebih santai. Rumah ini dikelilingi  oleh jendela kaca besar. Sehingga sinar matahari mampu masuk dengan leluasa. Queensha juga hanya melihat pepohonan, sama seperti yang dia lihat tadi malam.

Queensha sudah berkeliling namun tak kunjung menemukan Xavier. Dia mencoba bertanya pada salah satu bodyguard

"Dimana tuan xavier ?"

"Tuan ada di belakang"

Queensha mendatangi tempat dimana kata bodyguard itu berada. Lagi...untuk kesekian kalinya  dia terkejut.

Xavier dengan santai duduk diapit oleh dua harimau. Tubuhnya bergetar menahan takut. Bagaimana jika harimau itu menerkam Xavier

"Tu..tuan" lidah queensha seolah keluh

Xavier menoleh, melihat gadis pujaannya sudah bangun.

"Kau sudah bangun sayang" Xavier mendekat ke arah queensha

"Kau tidak apa-apa? Kenapa dekat dekat dengan binatang buas, bagaimana jika mereka menerkam mu tadi" Xavier bahagia mendengar kekhawatiran queensha.

" Kau menghawatirkan ku?" Queensha mengangguk, lalu menggeleng. Terlihat lucu dimata Xavier

Xavier menarik pinggang queensha lalu mengecup bibir mungil itu dengan cepat

"Morning kiss babe" katanya

"Jangan berani-berani menciumiku lagi aku benci itu" ketus queensha

"Kau galak sekali"

"Kau brengsek sekali" balas queensha sarkas

"I love you too babe" rrr queensha geram sekali melihat jawaban Xavier

"Sekarang aku berada dimana?" Queensha ingin pulang. Dia rindu kamarnya.

"Kita berada di hutan pribadi ku" queensha menganga

Apa katanya? Hutan.

Xavier tau kebingungan queensha oleh karna itu dia kembali menjelaskan

"Kita ada disalah satu pulau terkecil, disini masih hutan asli, dan binatang disini juga milikku. Ini hutan asli yang belum pernah di masuki orang lain selain aku dan keluargaku"

"Kau..." Queensha tak bisa melanjutkan perkataannya

"Tidak ada yang bisa kesini queen. Tidak ada yang bisa menolongmu selain aku"

LIMERANCEWhere stories live. Discover now