14

10.5K 504 16
                                    

"aku menginap ya?" Pertanyaan Xavier yang kelewat polos membuat queensha kesal

"Tidak. Aku akan menendang bokongmu jika kau kembali menginap"

"Baiklah baiklah aku hanya mampir sebentar saja"

"Tidak bisakah kau langsung pulang saja" tanya queensha sambil memasang wajah memelas

"Tidak. Ayo...kita atas"Xavier menggandeng tangan queensha tidak memperdulikan queensha yang sudah kesal serta tatapan para pengunjung yang menatap dirinya

Sampai mereka didepan pintu kamar queensha mengernyit heran saat mendapati sebuah hadiah yang cukup besar dengan kotak berwarna pink dengan pita lucu diatasnya.

Queensha melihat reaksi Xavier benar saja dia sudah sudah tampak menggeram marah. Pegangan tangannya yang semakin mengerat membuat queensha menahan sakit

"Xavier ini sakit sekali" lirih queensha
Tangan Xavier yang besar itu seolah siap untuk meremukkan tangan queensha didalam genggamannya

Xavier menatap tajam queensha, matanya memerah pertanda sangat murkanya dia saat ini. Xavier mendorong queensha hingga punggungnya membentur tembok.

"Katakan....siapa yang mengirimi hadiah itu" desis Xavier

Queensha hanya bisa menggeleng jangankan Xavier. Dia saja tidak tau siapa yang mengiriminya kotak hadiah itu

"Aku sungguh tidak tau Xavier, seharian ini aku selalu bersamamu. Dan kau tau itu"

"Lalu siapa dia?? Apa kau berhubungan dengan pria lain?" Tanya xavier. Bayangan queensha bersama pria lain membuat api cemburu kian berkobar didadanya.

"Tidak.."

"Apa itu dari mantan tunanganmu yang brengsek itu" satu orang yang benar benar Xavier tau masih gigih mencoba mendapatkan gadisnya. Siapa lagi jika bukan James patiinson

Queensha juga beranggapan sama. Apakah James yang mengirimi ku hadiah?? Tapi James tidak tau alamat apartemen ku.

"Tidak bahkan dia tidak tau alamatku. "  Perkataan jujur dari queensha terdengar seperti pembelaan bagi Xavier

"Kau membelanya" Xavier kembali mencekam tangan queesnah kuat

"Xa...Xavier...sa..sakit aku tidak membelanya...aku jujur padamu saat ini" Xavier melihat kejujuran Dimata bulat itu.

Dia melepaskan queensha dan segera mengambil kotak itu. Ada sebuah surat terselip didalamnya.

SELAMAT MENDEKATI KEMATIANMU GADIS KECIL

Xavier membelalakan matanya melihat surat ancaman itu. Siapa yang berani-beraninya mengancam gadisnya.

"Aaaa...." Xavier tersadar saat teriakan queensha memekikkan telinga.

Queensha melempar kotak itu sembarangan, tubuhnya bergetar ketakutan. Untung saja situasi saat tidak terlalu ramai. Pasalnya Xavier dan queensha masih berada di depan pintu apartemen queensha

Xavier melihat kotak itu dan isinya adalah hal yang tak terduga sama sekali.

Kucing mati dengan anggota tubuh yang di mutilasi serta isi perut yang berkeluaran. Bau anyir itu masih sangat menyengat.

Xavier melihat queensha yang sudah menangis, lalu dia kembali mendekati queensha, memeluknya sambil mencoba menenangkan queensha yang masih terkejut

Didalam apartemen Xavier menentukan gelas berisi air pada queensha, membelai punggung gadis itu sayang

"Tenang sayang, aku akan pastikan ini tidak terjadi lagi" queensha masih menangis dia memeluk Xavier erat.

"Aku takut.. siapa orang jahat yang melakukan itu" katanya

"Tenanglah hmm... Aku disini bersama mu"

"Aku takut" lirih queensha

"Untuk sementara kau tinggal dimansion ku dulu bagaimana?"

Queensha menatap mata Xavier, mata itu selalu berbinar ketika menatapnya. Dia merasa Xavier tulus dengannya. Tapi entahlah....queensha masih ragu lagi pula dia belum siap kembali membuka hati. Kegagalannya bersama james di masa lampau membuatnya sedikit khawatir menjalin hubungan

"Bagaimana sayang?" Tanya Xavier sekali lagi

"Tidak usah...aku tidak enak dengan istrimu" ya....beberapa hari ini queensha sedikit melonggarkan diri pada Xavier sehingga Xavier bebeas mencium dan memanggilnya sayang. Queensha lupa jika pria itu memiliki istri. Batinnya

"Astaga?really? Aku sudah bilang aku belum menikah queen" Xavier mencubit pipi queensha gemas.

"Bohong" queensha sudah seperti pacar yang merajuk. Dan jangan tanya bagaimana Xavier. Dia bahagia....

"Kau cemburu?" Tebak Xavier

"Ha?aku? Cemburu? Hahahahaha kau lucu sekali" tawa itu tidak seperti tawa tulus, tampak jelas seperti dipaksakan.

"Mengaku saja" desak Xavier

"Mimpi saja kau tuan mesum"

Queensha meninggalkan Xavier diruang tamu sendirian, dia lantas memasuki kamarnya

Melihat queesnha yang sudah memasuki kamarnya. Xavier langsung menghubungi Goerge dan beberapa anak buahnya.

"Cari tau siapa pelaku teror itu dan motifnya" waktu kalian hanya 3 hari" setelah itu Xavier mematikan ponselnya. Dia memijit pelipisnya yang berdenyut. Siapa yang berani bermain main dengan gadisnya.

Lihat aja pembalasan ku. Dia sudah membuat queensha ku menangis. Akan kuhabisi dia secepat mungkin. Gumam Xavier

LIMERANCEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora