21. Tumor

562 57 16
                                    

“Kagak mau tau harus voment pokoknya, kalau ndak nanti aku buat sad ending😂😜”

Hari ini Hyunjin kembali ke rumah, maksudku rumah ke dua orang tuanya dulu. Sebenarnya dia masih merasa ragu bertemu kedua orang tuanya itu namun atas dasar paksaan Jeongin akhirnya Hyunjin menyetujuinya saja.

Toh hari ini dia tidak ada jadwal shooting juga, jadi dia bisa sedikit bebas keluar–uhm tidak benar-benar bebas juga sebab masih ada banyak penggemar di luaran sana yang akan mengejarnya serta meminta untuk berfoto bersama.

"Ayo!" seru Jeongin seraya menarik tangan Hyunjin untuk segera berjalan masuk menuju halaman rumahnya, pasalnya sejak keduanya turun dari mobil Hyunjin tak melangkah masuk, dia hanya menatap haru rumah yang sudah lama sekali tak dia tinggali itu.

"Jeongin pulang!"

Papa Hwang yang sedang membaca koran di ruang tengah lantas menoleh ke arah pintu dan beliau langsung di buat terkejut begitu melihat putra tunggalnya itu berdiri di sebelah Jeongin, mommy yang baru saja kembali dari dapur pun di buat terkejut namun di beberapa detik setelahnya beliau langsung terisak.

"K-kau pulang, Hyunjin?" ucap mommy seraya berhambur ke pelukan Hyunjin, sedangkan Hyunjin hanya membalasnya dengan sebuah senyuman kecil.

Papa Hwang, dia tak terlalu berbuat banyak. Beliau hanya ikut memeluk putranya itu, sebagai sebuah bentuk rasa rindunya yang sudah cukup lama beliau pendam.

"Mom, sudah dong menangisnya. Cantiknya bisa hilang kalau mommy menangis terus" seru Hyunjin terkekeh pelan sembari menghapus bulir-bulir bening yang masih dengan setianya keluar dan mengalir di kedua pipi wanita beranak satu itu.

"Berhenti bercanda! Mommy benar-benar merindukanmu, maafkan mommy yang sudah keterlaluan padamu sebelumnya, seharusnya anak tampan mommy tidak pernah pergi dari rumah ini..hiks"

"Hyunjin yang seharusnya meminta maaf pada mommy, karena sudah berlaku tak baik bahkan melakukan kekerasan pada Jeongin, Hyun—"

"Ssst, tidak perlu dilanjutkan. Mommy sudah memaafkanmu"

"Sampai kapan sih kalian menangis-menangis di sana?" tanya Jeongin terkekeh manis sembari memakan kue kering yang di bawa mommy dari dapur tadi.

Papa Hwang, mommy, dan Hyunjin sontak ikutan terkekeh melihat tingkah menggemaskan rubah manis itu, dan setelahnya ketiganya ikut duduk di sofa bersama Jeongin, dan mulai bercerita hal-hal random.

Keluarga yang harmonis dan hangat, saling berbagi cerita dan berkumpul seperti ini—itulah sebuah keluarga impian Hyunjin selama ini, ah andai saja rasa balas dendam-nya itu tak pernah ada.

Ah sepertinya Hyunjin terlalu banyak menggunakan kata 'Andai' selama ini, hhh begitulah kehidupan rasa penyesalan akan selalu berada di akhir, dan kata 'Andai' pasti akan selalu ikut serta di dalamnya.



—🌿🌿🌿—



Karena Jeongin sudah duduk di bangku kelas tiga menengah atas,oleh karenanya dia menjadi siswa yang sangat sibuk akhir-akhir ini. Waktu luang yang dulunya selalu dia gunakan untuk berkunjung ke lokasi shooting Hyunjin pun terganti menjadi Jeongin yang selalu berkutat dengan buku pelajaran bersama ketiga sahabatnya; Jisung, Felix, dan Seungmin.

Hardness « Hyunjeong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang